5 Alasan Berat Badan Naik saat Stres, Perlambat Metabolisme Tubuh

Makanan sering jadi pelarian dari beban pikiran yang berat

Stres menjadi satu hal yang tak dapat dihindari dari kehidupan manusia. Pemicunya beragam, bisa karena hubungan, pekerjaan, trauma yang mendalam, atau bahkan hal-hal yang tampak sepele. 

Selain memengaruhi kondisi mental, stres juga diketahui berdampak buruk terhadap kesehatan fisik. Beberapa studi melaporkan bahwa stres, khususnya yang terjadi dalam jangka panjang, memiliki keterkaitan erat dengan kenaikan berat badan seseorang.

Apakah kamu juga mengalami hal yang sama? Namun, bagaimana mekanismenya? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Stres menyebabkan mager alias malas gerak

5 Alasan Berat Badan Naik saat Stres, Perlambat Metabolisme Tubuhilustrasi orang merasa lelah (pexels.com/Ron Lach)

Meski memiliki mekanisme yang sama di dalam tubuh, stres dapat memberikan efek yang berbeda pada tiap individu. Beberapa orang melaporkan bahwa mereka cenderung malas beraktivitas saat dilanda stres. Ini dikonfirmasi melalui laman Harvard Health Publishing.

Jika terjadi secara berkepanjangan, level aktivitas fisik individu dapat menurun signifikan. Akibatnya risiko kenaikan berat badan meningkat. Padahal aktivitas fisik dibutuhkan untuk membakar kelebihan kalori di dalam tubuh.

Ironisnya, aktivitas fisik sebenarnya mampu memperbaiki mood, seperti dilaporkan Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat. Namun hal ini sulit dilakukan saat kita sedang stres.

2. Mengganggu pola tidur di malam hari

5 Alasan Berat Badan Naik saat Stres, Perlambat Metabolisme Tubuhilustrasi kesulitan tidur (pexels.com/cottonbro)

Selain memicu mager, stres juga berisiko mengganggu pola tidur karena membuat sebagian orang merasa kesulitan tidur di malam hari. Sayangnya, ini berhubungan erat dengan asupan kalori individu.

Dijelaskan melalui studi yang dimuat dalam Nature Communications pada tahun 2014, kekurangan tidur telah lama dikaitkan dengan keinginan konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak, yang berdampak pada peningkatan asupan kalori. Dalam jangka panjang, kelebihan kalori dapat terakumulasi dan memicu kenaikan berat badan.

Selain itu, dampak kekurangan tidur juga terlihat pada penurunan performa otak. Ketika otak tidak bekerja dengan optimal, otak kesulitan mengatur mood dan berpikir rasional sehingga membuka jalan bagi stres untuk kembali menghampiri.

Baca Juga: Stres Karena Kelelahan Bekerja? Ini 5 Hal yang Harus Kamu Lakukan

3. Stres membuat nafsu makan meningkat

5 Alasan Berat Badan Naik saat Stres, Perlambat Metabolisme Tubuhilustrasi orang makan (pexels.com/KoolShooters)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, stres memiliki efek berbeda pada tiap individu. Sebagian orang kehilangan nafsu makan saat mengalami stres, tapi sebagian lainnya justru menggunakan jalan ini sebagai pelarian. 

Dilansir Livestrong, setidaknya 50 persen dari kita cenderung makan lebih banyak ketika dilanda stres. Ini bisa dipicu akibat kenaikan produksi hormon kortisol di dalam tubuh yang cenderung meningkatkan keinginan konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak. Tak heran jika stres akhirnya menjadi aktor di balik kenaikan berat badan.

4. Memperlambat laju metabolisme

5 Alasan Berat Badan Naik saat Stres, Perlambat Metabolisme Tubuhilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Tidak seimbangnya sistem endokrin, saraf, dan imunitas saat stres diketahui berisiko memperlambat laju metabolisme seseorang. Sebuah studi dalam Biological Psychiatry pada tahun 2015 melaporkan bahwa orang-orang yang menghadapi stres dalam 24 jam terakhir membakar lebih sedikit kalori.

Ini bisa diperparah dengan kekurangan tidur yang umumnya dialami orang yang tengah menghadapi stres. Sebab, sebuah studi yang terbit dalam Journal of Lipid Research pada 2019 menyebutkan bahwa kekurangan tidur berisiko mengubah kemampuan tubuh dalam mengatur laju metabolisme dan nafsu makan seseorang. 

5. Memperbanyak cadangan lemak tubuh

5 Alasan Berat Badan Naik saat Stres, Perlambat Metabolisme Tubuhilustrasi obesitas sentral (pexels.com/Thowfiqu Barbhuiya)

Telah disebutkan sebelumnya bahwa stres dapat memicu produksi hormon kortisol dalam tubuh. Selain meningkatkan keinginan konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak, kortisol juga diketahui memperbanyak cadangan lemak dalam tubuh alih-alih membakarnya.

Mengutip Livestrong, kenaikan kadar kortisol dapat berkontribusi secara langsung pada obesitas sentral atau penumpukan lemak dalam jumlah yang berlebih di perut. Selain menyebabkan kenaikan berat badan, ini juga menjadi dalang penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung dan pembuluh darah di masa mendatang.

Sekilas, stres hanya tampak berdampak pada kesehatan mental seseorang. Namun dalam jangka panjang, stres juga dapat merugikan kesehatan fisik, salah satunya meningkatkan risiko kenaikan berat badan. Karenanya, yuk lakukan manajemen stres yang baik dan terapkan gaya hidup sehat mulai sekarang!

Baca Juga: 5 Makanan Pembakar Lemak Ini Bantu Jaga Berat Badan Setelah Lebaran

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya