Banyak Remaja Melewatkan Sarapan, Apa Dampaknya?

Yang rutin sarapan hanya 34,88 persen

Yang sering dibahas dalam berbagai webinar kesehatan adalah ibu hamil dan anak-anak. Padahal, membahas kesehatan remaja juga tidak kalah penting. Mengingat, triple burden of malnutrition bisa terjadi pada remaja.

Selain itu, banyak remaja yang memiliki pola makan yang buruk. Seperti melewatkan sarapan, jarang mengonsumsi buah dan sayur, serta menggemari makanan yang tinggi kalori, gula, garam, dan lemak.

Berkaca pada fenomena tersebut, Koalisi Food and Land Use (FOLU) mengadakan diskusi publik via Zoom dan YouTube dengan tema "Pola Makan Sehat untuk Masa Depan Bangsa" pada Selasa (31/1/2023).

Salah satu pembicaranya adalah Dr. dr. Rina Agustina, M.Gizi, dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus FOLU Ambassador. Simak, yuk!

1. Mengenal triple burden of malnutrition lebih dekat

Menurut dr. Rina, triple burden of malnutrition adalah tiga kondisi yang menjadi beban, yaitu masalah kekurangan gizi yang belum teratasi, defisiensi gizi mikro (misalnya kekurangan zat besi pada remaja perempuan), serta prevalensi kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas yang terus meningkat.

Ia menjadikan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sebagai acuan. Sebagai contoh, menurut Riskesdas 2013, prevalensi obesitas pada remaja berusia 13–15 tahun adalah 2,5 persen dan 1,6 persen pada remaja berusia 16–18 tahun. Akan tetapi, pada Riskesdas 2018, jumlahnya naik menjadi 4,8 persen pada remaja berusia 13–15 tahun dan 4 persen pada remaja berusia 16–18 tahun.

2. Faktor-faktor yang berkontribusi pada masalah gizi remaja

Banyak Remaja Melewatkan Sarapan, Apa Dampaknya?ilustrasi gaya hidup sedentari (pexels.com/Pixabay)

Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap masalah gizi remaja, di antaranya adalah:

  • Gaya hidup sedentari (gaya hidup tidak aktif di mana orang tersebut banyak duduk dan berbaring serta jarang berolahraga).
  • Makan di luar rumah, jajan berlebihan, dan pilihan makanan yang kurang beragam.
  • Kesenjangan sosial.
  • Persepsi mengenai citra tubuh yang negatif, yang mungkin bisa menyebabkan gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia.
  • Kesenjangan pengetahuan.
  • Kesehatan mental.
  • Menikah muda.

3. Hanya 34,88 persen remaja yang selalu sarapan

Salah satu kebiasaan makan remaja Indonesia adalah melewatkan sarapan. Bahkan, menurut Global School-Based Student Health Survey (GSHS) 2016 yang dikutip oleh dr. Rina, hanya 34,88 persen remaja yang rutin sarapan.

"Jadi, breakfast habit itu sering kali tidak dilakukan. Apalagi, waktu saya melakukan survei di Purwakarta, mereka harus masuk kelas jam 6 pagi," jelasnya.

Padahal, menurut penelitian dalam jurnal Frontiers in Psychology pada 22 November 2021, pelajar yang tidak sarapan pagi akan kehilangan konsentrasi dan motivasi di kelas karena kelaparan, yang akan mengurangi waktu belajar efektif.

Baca Juga: 5 Manfaat Sarapan Pagi yang Bikin Harimu Penuh Energi

4. Selain itu, mereka menyukai camilan yang tidak sehat

Banyak Remaja Melewatkan Sarapan, Apa Dampaknya?ilustrasi gorengan (wikimedia.org/Sakurai Midori)

Dalam penelitiannya yang diterbitkan pada tahun 2016, dr. Rina menemukan fenomena yang menarik. Dari 170 remaja perempuan di Purwakarta dan Cimahi, 85 orang di antaranya (50 persen) hanya makan dua kali sehari. Mereka justru lebih suka ngemil (snacking) daripada makan berat.

Yang menjadi masalah, camilan yang mereka sukai tinggi kalori, gula, garam, dan lemak. Seperti seblak (37 persen), makanan yang digoreng (22 persen), hingga minuman manis (9 persen).

Menurut dr. Rina, 75 persen remaja memilih camilan berdasarkan rasa dan sisanya karena harganya yang murah. Hanya kurang dari 1 persen yang benar-benar berpikir untuk kesehatan. Miris, ya?

5. Terakhir, asupan buah dan sayurnya sangat rendah

Selain pilihan makanan yang kurang bergizi, remaja juga malas makan buah dan sayur. Menurut Riskesdas 2018, hanya 3,2 persen remaja berusia 10–14 tahun dan 3,6 persen remaja berusia 15–19 tahun yang mengonsumsi buah dan sayur setidaknya 5 porsi per hari.

Apa yang terjadi pada kita jika asupan buah dan sayur sangat rendah? Kita mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan seperti sembelit, rambut rontok, kudis, serta lebih berisiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

Baca Juga: 5 Manfaat Super Jika Kamu Rajin Konsumsi Buah dan Sayur 

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya