Gratiskan Tes COVID-19, Salah Satu Kontribusi Halodoc di Kala Pandemi

Bagaimana kisah di baliknya?

Pandemi belum sepenuhnya berakhir, kendati jumlah kasusnya menurun drastis bila dibandingkan dengan tahun 2020-2021. Tetapi, pandemi menyisakan kisah tersendiri bagi setiap orang. Tak terkecuali bagi Jonathan Sudharta, CEO Halodoc.

Dalam program Real Talk with Uni Lubis yang disiarkan langsung di channel YouTube IDN Times pada Senin sore (10/4/2023), ia menceritakan semuanya dengan gamblang. Mulai dari struggle hingga kontribusi Halodoc untuk masyarakat Indonesia saat pandemik berlangsung. Berikut kisah lengkapnya!

1. Sempat mengalami kendala dalam mempertemukan pasien dengan dokter

Kini, mengakses fitur-fitur di Halodoc sangatlah mudah. Namun, tidak demikian di awal-awal peluncurannya. Jonathan menceritakan bahwa sempat ada kendala dalam mempertemukan pasien dengan dokter.

"Halodoc grand launching tanggal 21 April (2016). Waktu itu, kami sudah begitu bangga berhasil (mengadakan) acara besar. Baru jalan (sekitar) 3-4 minggu, rating-nya di PlayStore (bintang) satu. Karena pasien banyak yang komplain, (mereka) nyari dokter (tapi) dokternya gak ada," curhatnya.

Tidak hanya pasien, para dokter pun mengeluhkan hal yang sama. Setelah ditelusuri, keduanya tidak bertemu karena ada mismatch. Tim Halodoc pun segera memperbaiki problem tersebut.

2. Saat awal pandemi, Halodoc mendatangkan ahli dari Tiongkok dan Inggris Raya

Gratiskan Tes COVID-19, Salah Satu Kontribusi Halodoc di Kala PandemiJonathan menceritakan perjuangan tim Halodoc kepada Uni Lubis. (YouTube IDN Times)

Tanggal 2 Maret 2020 adalah hari yang bersejarah bagi masyarakat Indonesia. Ini karena pada tanggal tersebut, Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, mengumumkan dua kasus COVID-19 pertama di Indonesia.

Kedatangan penyakit baru yang penyebarannya sangat cepat membuat Jonathan dan segenap tim Halodoc anxious. Tak mau berlarut-larut, ia segera menghubungi beberapa ahli dari Tiongkok dan Inggris Raya (UK). Untuk apa?

"Jadi, ini pertama kalinya kami memfasilitasi pendidikan online untuk teman-teman dokter (dalam bentuk) training atau webinar. Itu kami adakan hampir setiap hari," jelasnya.

3. Selain itu, Halodoc juga sempat menyubsidi masker

Seperti yang kita ketahui, penularan COVID-19 bisa dicegah dengan menggunakan masker. Tetapi, demand yang tinggi membuat stock masker menjadi langka. Kalaupun ada, harganya melesat tinggi dan di luar jangkauan masyarakat.

Di tengah situasi yang chaos, Halodoc tidak ingin ikut-ikutan menaikkan harga. Justru, mereka melakukan subsidi masker agar terjangkau oleh semua kalangan. Salut!

Baca Juga: Mengenal Halodoc, Telemedicine yang Sediakan Obat Gratis Pasien COVID

4. Halodoc juga sempat menggratiskan tes COVID-19

Gratiskan Tes COVID-19, Salah Satu Kontribusi Halodoc di Kala PandemiJonathan mengaku bangga dengan kerja keras timnya selama pandemi. (YouTube IDN Times)

Di awal-awal pandemi, semua orang merasa cemas dan ingin dites untuk mengetahui statusnya, apakah terkena COVID-19 atau tidak. Menyikapi hal tersebut, Halodoc (dengan bantuan berbagai pihak) sempat menggratiskan tes COVID-19 untuk belasan ribu orang.

"Dulu pertama kali itu bukan PCR atau antigen, tapi periksa darah. Kami (sebenarnya) sama sekali tidak punya plan untuk menggratiskan testing. (Ini dilakukan) karena ada panggilan, (menjawab) kebutuhan masyarakat," tutur Jonathan.

Tes COVID-19 itu berwujud drive thru dan tersebar di 400 lokasi. Mengenang masa itu, Jonathan mengaku bangga melihat timnya karena mereka ada di garis depan dan berpotensi terkena COVID-19.

"Apalagi, mereka tidurnya sangat sedikit, karena di awal-awal kami buka testing sampai 24 jam," sambungnya.

5. Semua elemen masyarakat saling bergandengan tangan untuk membantu

Halodoc tidak bisa melakukan semuanya tanpa dukungan pihak lain. Menurut Jonathan, Halodoc dibantu oleh semua elemen masyarakat, yang saling bahu-membahu dan memberikan support penuh.

"Menurut saya, it's the biggest highlight. Saya bersaksi bahwa para pelaku ekosistem kesehatan di Indonesia, mulai dari pemerintah sampai dokter, apoteker, rumah sakit, (hingga) asuransi, selama pandemi semuanya all out. Semuanya adalah superhero," tutupnya.

Baca Juga: Halodoc: Didirikan untuk Jembatani Akses Antara Pasien dengan Dokter

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya