Benarkah Memanggang Daging Meningkatkan Risiko Kanker?

Jangan sering-sering, ya!

Siapa yang bisa menolak kelezatan daging panggang yang telah di-slice tipis-tipis lalu dimarinasi dengan saus? Sepertinya, hampir semua orang menyukainya. Tak heran, restoran grill dan barbeque semakin tumbuh subur, apalagi di kota-kota besar.

Namun, di balik kelezatannya, ada hal yang perlu dikhawatirkan. Benarkah terlalu banyak makan daging panggang bisa meningkatkan risiko kanker? Cari tahu jawabannya di sini!

1. Amina heterosiklik terbentuk pada daging merah yang dipanggang

Benarkah Memanggang Daging Meningkatkan Risiko Kanker?ilustrasi memanggang daging (unsplash.com/Zac Cain)

Berdasarkan studi yang diterbitkan di jurnal Nutrition and Cancer tahun 2010, peneliti dari Vanderbilt University, Amerika Serikat (AS), menyimpulkan bahwa daging panggang memiliki paparan karsinogen yang tinggi, terutama amina heterosiklik (HCA) yang bisa meningkatkan risiko kanker pada manusia.

Melansir dari TIME, amina heterosiklik (disebut juga sebagai amina aromatik heterosiklik atau HAA), merupakan bahan kimia yang terbentuk dalam daging merah yang dimasak. Kandungan HCA umumnya lebih rendah pada unggas dan ikan, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Chemical Research in Toxicology tahun 2011.

2. Bahan kimia lain yang terbentuk adalah hidrokarbon aromatik polisiklik

Benarkah Memanggang Daging Meningkatkan Risiko Kanker?ilustrasi memanggang daging (unsplash.com/Edson Saldaña)

Bahan kimia lain yang dikaitkan dengan kanker adalah hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Menurut lembar fakta yang diterbitkan oleh National Cancer Institute (NCI), PAH terbentuk ketika lemak dari daging yang dipanggang menetes ke permukaan atau api lalu menyebabkan nyala api dan asap.

Asap yang mengandung PAH akan menempel pada permukaan daging. Bahkan, meski daging tidak hangus dan tidak dimasak pada suhu tinggi, PAH tetap ada dan berpotensi menimbulkan kanker di kemudian hari.

3. Bahan kimia tersebut bisa menyebabkan kerusakan DNA

Benarkah Memanggang Daging Meningkatkan Risiko Kanker?ilustrasi DNA (pixabay.com/liyuanalison)

HAA dan PAH dimetabolisme oleh enzim dalam tubuh. Menurut Robert Turesky, peneliti dari University of Minnesota, AS, produk sampingan dari proses ini bisa menyebabkan kerusakan DNA dan berkontribusi pada perkembangan kanker.

Perlu diingat, konsentrasi HAA yang terbentuk dalam daging bergantung pada jenis daging, metode, suhu, dan durasi memasak. Konsentrasi HAA tertinggi ditemukan pada daging matang yang diolah dengan cara barbequing atau memanggang di atas api serta pada daging yang hangus.

Baca Juga: Katanya sih Lebih Sehat, Ini 7 Fakta Plus Minus tentang Daging Imitasi

4. Tak hanya kanker, paparan bahan kimia itu juga menyebabkan tumor dan leukemia

Benarkah Memanggang Daging Meningkatkan Risiko Kanker?ilustrasi sel tumor (fiercebiotech.com)

Berdasarkan studi yang diterbitkan di jurnal Cancer Science tahun 2004, paparan HCA dan PAH bisa menyebabkan kanker pada hewan percobaan. Menurut keterangan dari National Cancer Institute, tikus yang diberi makanan yang mengandung HCA mengembangkan tumor usus besar, hati, paru-paru, kulit, prostat, payudara, dan organ lainnya.

Selain itu, hewan pengerat yang diberi PAH berpotensi mengembangkan kanker, leukemia, serta tumor pada paru-paru dan saluran pencernaan. Dengan catatan, dosis HCA dan PAH yang digunakan dalam penelitian ini sangat tinggi, setara dengan ribuan kali dosis normal yang dikonsumsi seseorang.

5. Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker?

Benarkah Memanggang Daging Meningkatkan Risiko Kanker?ilustrasi memanggang dengan pembungkus foil (unsplash.com/Meghan Schiereck)

Tenang, ini bukan akhir dari segalanya. Kita tetap bisa menikmati daging panggang dengan aman. Misalnya, pilihlah grass-fed steak, ayam, atau ikan daripada daging merah yang berlemak tinggi. Lalu, konsumsilah daging bersama sayuran dan buah-buahan.

Selain itu, untuk mencegah lemak dari daging yang menetes ke api, lapisi daging dengan pembungkus berbahan foil yang melindungi dari panas tinggi. Jangan lupa sering membolak-balik daging untuk menghindari garis arang hitam. The last one, gunakan pemanggang gas supaya kita bisa mengontrol suhu dengan baik.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai korelasi antara daging panggang dengan risiko kanker. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Apakah Aman Mengonsumsi Daging Merah bagi Pengidap Hipertensi?

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya