Skincare Dasar untuk Melindungi Wajah dari Polusi Udara, Apa Saja?

Mencuci wajah dua kali sehari wajib dilakukan

Polusi udara di Indonesia berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Dalam konteks negara yang memiliki kualitas udara terburuk pada tahun 2022, Indonesia berada di urutan ke-26 dengan konsentrasi PM2.5 rata-rata 30,4 μg/m³, dilansir IQAir.

Tidak hanya pada paru-paru, polusi udara juga berdampak negatif pada kulit. Ini diutarakan oleh Dr. dr. Dhelya Widasmara, SpKK(K), FINSDV, FAADV, Wakil Ketua Bidang Media Sosial dan Edukasi Masyarakat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dalam virtual media briefing pada Jumat (28/7/2023). Berikut pemaparan lengkapnya!

1. Bisa menyebabkan jerawat hingga kanker kulit

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan polusi udara sebagai pencemaran lingkungan di dalam atau di luar ruangan oleh bahan kimia, fisik, atau biologis yang mengubah karakteristik alami atmosfer. Penyebabnya banyak, mulai dari gas buang pabrik, asap kendaraan, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara, asap kebakaran hutan, asap pembakaran sampah, hingga asap rokok.

Menurut Dr. Dhelya, polusi udara berkontribusi pada munculnya jerawat, pigmentasi, dermatitis atopik, psoriasis, penuaan kulit ekstrinsik, erupsi akneiformis, dan kanker kulit.

"Orang yang tinggal di daerah berpolusi, aging process-nya akan lebih cepat. Bikin sel tubuh cepat rusak dan mati," jelasnya.

2. Mencuci wajah dua kali sehari wajib dilakukan

Skincare Dasar untuk Melindungi Wajah dari Polusi Udara, Apa Saja?ilustrasi mencuci wajah (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tidak rutin mencuci wajah akan membuat pori-pori tersumbat oleh kotoran, debu, makeup, dan partikel polusi. Akibatnya, bakteri akan mudah tumbuh di wajah lalu memicu munculnya jerawat, komedo, dan noda hitam.

Mengutip Everyday Health, frekuensi mencuci wajah yang dianjurkan adalah dua kali sehari, yaitu pada pagi dan malam hari. Selain itu, sesuaikan sabun cuci muka dengan tipe kulit masing-masing, apakah normal, kering, berminyak, kombinasi, atau sensitif.

3. Gunakan tabir surya spektrum luas sebelum keluar rumah

Tabir surya atau sunscreen wajib dioleskan ke kulit sebelum keluar rumah untuk menghalangi sinar UVA dan UVB. Karena kita tinggal di negara tropis, gunakan tabir surya dengan spektrum luas, minimal SPF 30.

"Waktu ideal untuk mengoleskan (tabir surya) adalah 15–30 menit sebelum keluar rumah. Area tubuh yang terpapar sinar matahari harus diberi, bukan cuma wajah, dan harus di-apply ulang setiap empat jam sekali," saran dr. Dhelya.

Lantas, apakah tabir surya bisa melindungi dari polusi udara? Laman Healthline mengatakan bahwa tabir surya yang mengandung titanium dioksida atau seng oksida dengan SPF 30 atau lebih bisa menjadi penghalang fisik (barrier) terhadap polutan.

Baca Juga: Polusi Udara Menyebabkan 7 Juta Kematian Setiap Tahun

4. Jangan lupa moisturizer untuk mempertahankan hidrasi kulit

Skincare Dasar untuk Melindungi Wajah dari Polusi Udara, Apa Saja?ilustrasi moisturizer (pexels.com/Moose Photos)

Moisturizer atau pelembap adalah formulasi topikal yang bisa mempertahankan hidrasi kulit dengan mengurangi transepidermal water loss (TEWL) atau air yang menguap dari kulit. Fungsi lainnya adalah menutrisi kulit, melindungi dari polusi dan radikal bebas, serta mencegah penuaan dini dan kerutan.

Banyak yang salah kaprah tentang moisturizer dan menganggap itu hanya diperlukan oleh orang-orang dengan kulit kering. Padahal, orang yang kulitnya berminyak atau berjerawat juga butuh pelembap. Jangan lupa aplikasikan ulang pelembap kalau sering menghabiskan waktu di ruangan ber-AC.

5. Yang tidak kalah penting, lindungi kulit dari dalam dengan makanan bergizi

Melindungi kulit dari bahaya polusi udara tidak akan maksimal jika hanya dari luar. Perlu perlindungan dari dalam dengan mengonsumsi makanan bergizi.

Berdasarkan penelitian dalam The Journal of Nutritional Biochemistry tahun 2022, konsumsi sayuran apiaceous seperti seledri, wortel, peterseli, dan parsnip (sayuran yang masih berkerabat dekat dengan wortel) bisa mengurangi dampak negatif polusi udara.

Sayuran tersebut bisa melindungi tubuh dari acrolein, polutan udara yang berbahaya yang berasal dari pembakaran produk tembakau, pohon, dan bahan bakar. Menurut Jae Kyeom Kim, salah satu peneliti yang terlibat, dosis sayuran apiaceous yang direkomendasikan adalah 1⅓ cangkir per hari.

Baca Juga: Bagaimana Polusi Udara Memengaruhi Kesehatan Jantung?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya