ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/johnlooy)
Sejauh ini ada beberapa teori yang dipercaya sebagai alasan mengapa kehamilan menyebabkan perubahan selera makan. Berikut adalah beberapa teori paling populer menurut Verywell Family:
Kehamilan adalah masa-masa saat hormon mengalami fluktuasi paling parah, terutama selama trimester pertama. Anggap saja seperti perubahan hormon saat mengalami sindrom pramenstruasi (PMS) yang dilipatgandakan satu juta kali. Sangat menantang, bukan?
Mirip dengan apa yang terjadi saat kamu mengharapkan menstruasi, hormon kehamilan bisa mengubah jenis mengidam yang dialami. Hormon juga berperan dalam memengaruhi pengalaman sensorik terhadap makanan. Entah melalui indra penciuman atau suasana hati, semua itu menentukan jenis makanan yang kamu idamkan.
Banyak perempuan hamil yang mengatakan bahwa mereka bisa menjadi "anjing pelacak" selama kehamilan, karena mampu mencium aroma tertentu dari jarak jauh. Kemampuan sensorik ini tidak hanya bisa bikin ngiler oleh bau harum masakan, tetapi juga mual kalau kewalahan dengan aroma tertentu.
Maka dari itu, perubahan sensorik ini bisa memengaruhi jenis makanan yang diinginkan. Makanan dengan bau kuat dan menyengat mungkin bisa mematikan nafsu makan, sementara makanan dengan aroma harum mungkin makin diminati.
Kekurangan nutrisi tertentu juga ternyata bisa memicu ngidam, lo! Misalnya, ibu hamil yang butuh peningkatan kalsium dan zat besi bisa menginginkan makanan yang kaya akan nutrisi tersebut.
Masalahnya, sinyal kebutuhan itu bisa diterjemahkan menjadi ngidam es krim porsi besar. Tidak masalah untuk menuruti ngidam, tetapi lengkapi juga kebutuhan nutrisi dari makanan yang tinggi nutrisi. Jadi, selain memenuhi "lapar mata", kamu juga perlu mencukupi nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Sebagian keinginan dan keengganan yang berkaitan dengan kehamilan diperkirakan berasal dari naluri untuk melindungi bayi dari hal yang membahayakan. Misalnya, ibu hamil yang tidak berminat terhadap kopi atau alkohol karena menyadari potensi negatif jika mengonsumsi keduanya.
Banyak ibu hamil yang juga kehilangan selera terhadap daging, yang secara teori itu dipercaya bisa meningkatkan kemungkinan kontaminasi bakteri. Meski pengalaman ini tidak berlaku untuk setiap perempuan hamil, tetapi faktor bertahan hidup dianggap berperan memilih makanan yang diidamkan.
- Pengalihan dari ketidaknyaman
Salah satu faktor yang menyebabkan ngidam adalah karena makanan telah lama diasosiasikan sebagai sumber kenyamanan. Jauh sebelum kehamilan, sejak kanak-kanak, kita terbiasa mendambakan makanan untuk menghadirkan perasaan senang. Entah itu makanan manis atau sumber karbohidrat. Ibu hamil yang mengalami mual-mual mungkin akan menginginkan makanan tertentu saat sedang tidak enak badan.