Diet Rendah FODMAP, Solusi untuk Masalah Pencernaan

Jangan biarkan gangguan pencernaan mengganggu

Kamu pernah merasa tidak nyaman dengan gangguan pencernaan seperti perut kembung, diare, atau nyeri perut? Mungkin saja kamu termasuk dalam kelompok yang memiliki sensitivitas terhadap FODMAP.

FODMAP merupakan jenis-jenis karbohidrat tertentu yang dapat memicu masalah pencernaan pada beberapa individu. Untungnya, ada solusi yang efektif untuk mengelola gejala ini, yaitu dengan diet rendah FODMAP.

Mungkin kamu baru pertama kali mendengarnya. Agar kenal dan makin paham, baca terus artikel ini untuk mengetahui diet rendah FODMAP secara lebih mendalam.

1. Apa itu diet rendah FODMAP?

Diet Rendah FODMAP, Solusi untuk Masalah PencernaanIlustrasi diet rendah FODMAP (freepik.com/Natali Alkema)

Apa itu rendah FODMAP? Menurut lapodan dalam jurnal Gastroenterology Research and Practice, FODMAP adalah akronim yang merujuk pada jenis-jenis karbohidrat tertentu yang dapat menyebabkan masalah pencernaan pada beberapa individu.

FODMAP merupakan singkatan dari fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides and polyols. Karbohidrat ini ditemukan dalam berbagai jenis makanan, termasuk buah-buahan, sayuran, susu, dan produk gandum.

Sebagian orang memiliki sensitivitas terhadap FODMAP, yang berarti tubuh mereka kesulitan dalam mencerna dan menyerap karbohidrat tersebut. Akibatnya, mereka bisa mengalami gejala gangguan pencernaan seperti perut kembung, diare, dan nyeri perut. Diet FODMAP adalah pendekatan yang dirancang khusus untuk membantu mengelola gejala-gejala tersebut dengan mengurangi konsumsi makanan yang tinggi FODMAP.

2. Manfaat diet rendah FODMAP

Diet Rendah FODMAP, Solusi untuk Masalah Pencernaanilustrasi sakit perut (freepik.com/8photo)

Diet rendah FODMAP telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar serta gangguan pencernaan lainnya. Bagaimana diet ini bekerja?

Menurut laporan dalam Journal of Education, Health and Sport, menghindari makanan yang tinggi FODMAP dapat mengurangi stres pada sistem pencernaan. Inilah yang membuat diet ini efektif dalam meredakan gejala seperti perut kembung, diare, dan sakit perut.

Selain itu, berdasarkan laporan dalam jurnal Nutrients, diet rendah FODMAP juga dapat membantu kamu memahami bagaimana makanan berinteraksi dengan tubuh. Ini memberi kesempatan untuk mengidentifikasi makanan yang memicu gejala pencernaan sehingga kamu dapat menghindarinya.

Baca Juga: 11 Manfaat Diet Blue Zone, Bikin Sehat dan Panjang Umur

3. Makanan dan minuman tinggi FODMAP

Diet Rendah FODMAP, Solusi untuk Masalah Pencernaanilustrasi susu dan keju (vecteezy.com/Oleg Gapeenko)

Berikut adalah daftar beberapa makanan dan minuman yang dapat digolongkan sebagai tinggi FODMAP:

  1. Fruktosa: Apel, pir, delima, madu, dan beberapa jenis buah-buahan lainnya.
  2. Laktosa: Susu sapi, yoghurt, kefir, dan beberapa jenis keju.
  3. Fruktan: Gandum, bawang bombai, bawang putih, sebagian besar produk gandum, dan beberapa sayuran seperti brokoli dan kubis.
  4. Galaktan: Polong-polongan seperti lentil dan edamame.
  5. Poliol: Buah-buahan seperti ceri, alpukat, dan buah beri tertentu. Juga, ada pemanis buatan yang mengandung sorbitol, manitol, dan xylitol.

4. Tiga fase dalam diet rendah FODMAP

Diet Rendah FODMAP, Solusi untuk Masalah Pencernaanilustrasi meal plan (freepik.com/freepik)

Diet rendah FODMAP adalah pendekatan terstruktur yang dirancang untuk membantu mengidentifikasi dan mengelola makanan yang memicu gejala gangguan pencernaan. Ada tiga fase yang berbeda:

  1. Fase eliminasi: Pada fase awal ini, kamu secara ketat menghindari makanan tinggi FODMAP dari pola makan. Fase ini biasanya berlangsung selama 2–6 minggu dan bertujuan untuk mengurangi gejala dengan mengurangi asupan makanan tinggi FODMAP menjadi minimum.
  2. Fase reintroduksi: Setelah fase eliminasi, dimulailah fase reintroduksi. Pada tahap ini, makanan tinggi FODMAP tertentu secara bertahap diperkenalkan satu per satu untuk menentukan mana yang memicu gejala. Langkah ini penting untuk mempersonalisasi pola makan dan mengidentifikasi tingkat toleransi individu.
  3. Fase personalisasi: Fase personalisasi adalah fase saat kamu menyesuaikan pola makan berdasarkan toleransi terhadap berbagai FODMAP. Dengan menghindari makanan yang menyebabkan ketidaknyamanan dan menyertakan yang dapat ditoleransi dengan baik, kamu bisa menetapkan pendekatan makan yang berkelanjutan dan disesuaikan dengan kebutuhan.

Diet rendah FODMAP bukan sekadar pendekatan diet, tetapi juga merupakan alat penting dalam membantu orang-orang yang memiliki sensitivitas terhadap karbohidrat tertentu untuk mengatasi gangguan pencernaan.

Dengan memahami makanan yang harus dihindari, kamu bisa meraih kontrol atas gejala-gejala seperti perut kembung, diare, dan nyeri perut.

Diet ini telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala IBS dan gangguan pencernaan lainnya. Jadi, jika kamu atau seseorang yang kamu kenal memiliki masalah pencernaan yang serupa, pertimbangkan untuk menjalani diet rendah FODMAP sebagai langkah pertama menuju kesehatan pencernaan yang lebih baik.

Baca Juga: Sedang Ngetren, Ini Manfaat dan Efek Samping Tiffany Plate Diet

Nida Photo Writer Nida

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya