Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anggota tubuh kepala (IDN Times/Mardya Shakti)
ilustrasi anggota tubuh kepala (IDN Times/Mardya Shakti)

Otak adalah organ tubuh yang memiliki fungsi penting dalam mengendalikan keseluruhan aktivitas tubuh dan pikiran. Fakta yang harus kamu terima adalah, secara alami otak manusia menyusut dari tahun ke tahun.

Meskipun penyusutan otak adalah proses alami, tetapi jenis gaya hidup tertentu memiliki pengaruh yang lebih buruk bagi otak. Ada sejumlah kebiasaan yang dapat menyebabkan otak menyusut lebih cepat. Pastinya, kamu tidak ingin otak menyusut secara prematur, untuk itu, kamu perlu menghindari kebiasaan berikut ini.

1. Kurang tidur

ilustrasi tidur (pexels.com/Ivan Oboleninov)

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, kamu yang sering mengalami gangguan tidur memiliki massa otak yang lebih kecil daripada mereka yang tidur lebih lama dan lebih nyenyak. Jadi, bisa dibilang bahwa tidur lebih awal dan berkualitas merupakan hal yang penting bagi kesehatan.

Untuk itu, setiap orang perlu menetapkan jadwal tidur yang sehat. Jika kamu mengalami gangguan tidur kronis, bicarakan dengan dokter untuk mencari solusi bagaimana meningkatkan kualitas tidur.

2. Gaya hidup yang tidak aktif

pexels.com/Karolina Grabowska

Meluangkan waktu untuk berolahraga tidak hanya penting untuk kesehatan fisik, tapi juga otak. Dijelaskan dalam laman Newsweek, gaya hidup yang tidak banyak bergerak berpotensi mengurangi volume otak dari waktu ke waktu, terutama seiring bertambahnya usia.

Lebih jauh, berkurangnya volume otak ini memengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir dengan baik dan mengingat informasi. Faktanya, fisik yang aktif mampu meningkatkan aliran darah ke anterior cingulate cortex, yang diaktifkan saat kita berpindah pikiran dengan cara yang fleksibel.

3. Stres

unsplash.com/Tim Gouw

Saat stres, tubuh melepaskan kortisol atau yang dikenal sebagai hormon stres. Dalam jumlah terbatas, kortisol bukanlah hal yang buruk. Bahkan, kortisol memiliki kekuatan untuk menurunkan tekanan darah, mengelola gula darah, dan mengurangi peradangan di dalam tubuh.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di University of California, Amerika Serikat (AS), menemukan bahwa ketika tikus dihadapkan pada peristiwa stres yang singkat, sel induk di otak berkembang menjadi sel saraf baru. Hasilnya, performa mental tikus meningkat. Namun, paparan stres berulang dan berkepanjangan tidak memberikan manfaat yang sama.

Dalam jangka waktu yang lama, peningkatan kadar kortisol dapat memicu obesitas, penyakit jantung, depresi, tekanan darah tinggi, dan perilaku gaya hidup yang tidak sehat. Bahkan, kadar kortisol tinggi yang dilepaskan tubuh karena stres merusak dan mengurangi volume otak.

4. Selalu menyendiri

unsplash.com/Andrew Neel

Manusia adalah makhluk sosial yang harus terhubung dengan banyak manusia lainnya. Akan tetapi, ini bukan tentang berapa banyak teman yang kamu miliki di media sosial. Yang terpenting adalah rasa keterhubungan di dunia nyata.

Dijelaskan dalam laman WebMD, individu yang terhubung dengan individu lainnya di dunia nyata, bahkan hanya dengan beberapa teman dekat, lebih bahagia dan lebih produktif. Mereka juga memiliki kemungkinan lebih kecil menderita penurunan otak dan penyakit Alzheimer.

Jadi, untuk kamu yang merasa sendirian dan butuh teman, jangan ragu untuk menghubungi teman-temanmu atau cari aktivitas yang bisa membuat kamu bertemu dengan orang-orang baru.

5. Terlalu sering makan junk food

pixabay.com/Pexels

Apa yang kamu makan dapat memengaruhi kesehatan otak juga. Makanan dengan kadar gula, garam, dan lemak yang tinggi dapat memengaruhi cara otak membangun memori dan fungsi, merusak sawar darah-otak, dan berpotensi menyebabkan pembentukan plak amiloid yang terkait dengan penyakit Alzheimer.

Satu studi yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Medicine menemukan bahwa individu yang secara konsisten mengonsumsi minuman manis, camilan tinggi sodium, dan daging olahan cenderung memiliki hipokampus yang lebih kecil.

Itulah daftar aktivitas yang bisa menyebabkan otak mengalami penyusutan. Jadi, untuk menjaga pikiran tetap sehat, berhati-hatilah terhadap kebiasaan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorEka Ami