ilustrasi hamil (pexels.com/SHVETS Productions)
Sayangnya, belum diketahui secara pasti penyebab janin cegukan, sebagaimana melansir pendapat ahli dalam Medical News Today. Namun, ada sebuah teori berkembang yang mengaitkan cegukan dengan pertumbuhan fungsi paru-paru. Meski demikian, pendapat tersebut belum bisa dikonfirmasi secara tepat.
Teori terkait menjelaskan kemungkinan penyebab janin cegukan. Ketika janin bernapas, otot di diafragma bayi yang sedang berkembang dan berada tepat di bawah paru-paru, terkadang bisa berkedut. Gerakan menyentak itulah yang dapat menyebabkan kontraksi pita suara sehingga memungkinkan bunyi 'hik' kecil yang mirip cegukan.
Sementara itu, ada juga yang berpendapat bahwa cegukan merupakan salah satu tanda perkembangan janin. Cegukan terjadi karena bayi dalam kandungan sedang mencoba hal-hal baru yang bisa mereka lakukan.
Pertama, perkembangan sistem pernapasan bayi. Kemampuan menghirup dan menghembuskan cairan ketuban yang mengakibatkan cegukan bisa jadi tanda baik. Artinya, diafragma janin berkembang dengan baik, sebagaimana dijelaskan Anne Brown, direktur medis layanan kesehatan wanita di Rumah Sakit Inova Loudoun di Leesburg, Virginia, pada The Bump.
Kedua, sistem saraf bayi yang mana berarti cegukan janin menunjukkan aktivitas saraf dalam mengontrol diafragma. Upaya sederhana ini membantu otak dan sumsum tulang belakang dapat bekerja sama sehingga bisa saling merespon dengan baik, jelas Brandi Ring, MD., seorang dokter kandungan dan ginekolog di Mile High OB-GYN di Denver.
Hal berikutnya berkaitan dengan refleks bayi. Selain belajar bernapas, janin juga berlatih menyusu, hingga mengisap jempol. Disadari atau tidak, hal tersebut pun dapat memicu cegukan pada janin dalam kandungan.