9 Penyebab Janin Tidak Berkembang dalam Kandungan, Waspadai!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Janin dalam kandungan perlu melewati tahap-tahap perkembangan sebelum dilahirkan. Namun, ada kemungkinan janin dalam kandungan tidak tumbuh sesuai usianya. Penyebab janin tidak berkembang pun beragam, mulai dari gaya hidup orang tua hingga genetik.
Kondisi ini juga disebut sebagai Intrauterine Growth Restriction (IUGR). Sebagai ibu hamil, kamu perlu tahu hal-hal yang berisiko menyebabkan janin tidak berkembang sesuai tingkat usianya.
Penyebab janin tidak berkembang
Janin dalam kandungan dikatakan mengalami IUGR apabila memiliki berat dan panjang lebih kecil daripada usianya. Kondisi ini mungkin tidak disadari oleh sang ibu hingga kemudian terdeteksi melalui USG.
IUGR ringan biasanya tidak menyebabkan permasalahan jangka panjang, melansir WebMD. Hal tersebut lumrah terjadi pada usia kandungan berapa pun, tapi IUGR parah dapat membahayakan janin sebelum dan setelah kelahirannya. Nah, penyebab janin tidak berkembang meliputi beberapa hal berikut.
1. Genetik
Penyabab pertama janin tidak berkembang adalah faktor genetik. Kualitas sperma dan sel telur yang kurang baik menjadi pemicunya. Kondisi ini menyebabkan gangguan sel tunggal dan DNA sperma rusak.
Alhasil, pembelahan menjadi tidak normal sehingga berisiko memunculkan kelainan kromosom. Pada prosesnya, kromosom ini menimbulkan janin tumbuh tidak sempurna, bahkan dapat membahayakan embrio.
2. Hormon
Janin tumbuh di dalam rahim sehingga perkembangannya dipengaruhi oleh kondisi ibu. Nah, gangguan kesehatan seperti endokrin, disfungsi tiroid, hormon progesteron rendah, hingga PCOS yang berkaitan dengan hormon ini berisiko menjadi penyebab janin tidak berkembang.
Ibu mungkin tetap mengalami tanda-tanda kehamilan. Namun, karena hormon dalam tubuh tidak stabil dan tidak menunjang perkembangan, akhirnya janin mengalami pendarahan hingga keguguran.
3. Kurangnya asupan oksigen dan nutrisi
Perkembangan janin dalam kandungan sangat dipengaruhi oleh asupan oksigen dan nutrisi. Keduanya didapatkan dari ibu melalui saluran yang dinamakan plasenta alias tali pusar.
Adanya gangguan pada plasenta dapat menyebabkan oksigen dan nutrisi tidak tersalurkan dengan baik. Selain itu, ibu yang tidak mendapatkan kebutuhan tambahan selama kehamilan pun menjadi pemicu janin tidak berkembang.
4. Kurangnya cairan ketuban
Air ketuban berperan penting dalam melindungi janin ketika berada di dalam kandungan. Bukan hanya itu, cairan di sekeliling janin ini juga membantu perkembangan tulang, otot, sistem pernapasan, dan sistem pencernaan.
Editor’s picks
Ketika tidak memiliki cairan ketuban yang cukup, perkembangan janin dapat terhambat dan terjadi deformitas akibat kompresi dalam rahim. Kondisi yang juga disebut sebagai oligohidramnion ini bisa memicu infeksi, kelahiran prematur, hingga keguguran, melansir Cleveland Clinic.
Baca Juga: Pilihan Obat Mual Ibu Hamil, Bisa Atasi Morning Sickness
5. Janin kembar
Dilansir Twin Trust, sebagian besar kehamilan kembar memang menjadikan janin mengalami berat dan panjang yang berbeda. Kondisi ini bisa terjadi pada kembar dengan plasenta masing-masing (dikorionik) maupun yang berbagi plasenta (monokorionik). Alasannya, janin dalam kandungan perlu berbagi asupan satu sama lain.
Ketika asupan nutrisi dan oksigennya tidak terpenuhi, janin bisa tidak berkembang dengan sempurna. Maka dari itu, kamu perlu melakukan kontrol secara rutin untuk memastikan janin mendapatkan gizi dan aliran oksigen yang cukup.
6. Infeksi
Penyebab janin tidak berkembang berikutnya adalah infeksi bakteri maupun virus. Baik yang ditularkan melalui ibu ataupun langsung pada calon bayi. Misalnya saja, sifilis, yang ditularkan melalui bakteri dari hubungan intim. Atau, bisa pula cytomegalovirus yang termasuk dalam virus herpes sehingga membuat kekebalan tubuh melemah.
Adanya infeksi ini memengaruhi perkembangan janin. Jika hal tersebut terjadi, kondisi kehamilan bisa saja melemah dan menyebabkan komplikasi pada kandungan.
7. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi saat kehamilan juga disebut sebagai preeklampsia. Ibu hamil yang mengalami tekanan darah tinggi berisiko mengalami masalah pada kehamilannya. Alasannya, pembuluh darah ibu mengecil dan menyebabkan oksigen tidak tersalurkan dengan baik pada janin.
Jika tidak diobati, janin dalam kandungan berisiko kekurangan nutrisi dan oksigen. Untuk itu, ibu perlu melakukan konsultasi secara rutin dengan dokter guna memantau kebutuhan gizi janin.
8. Stres
Perubahan hormon, perbedaan kondisi sebelum dan setelah kehamilan, kesehatan mental, hingga faktor eksternal dapat memicu stres pada ibu hamil. Secara tidak langsung, hal tersebut juga memengaruhi kondisi si bayi.
Misalnya saja, ketika ibu stres dan tidak mendapatkan asupan gizi yang baik, nutrisi dalam kandungan pun tidak terpenuhi. Akhirnya, janin dalam kandungan pun tidak berkembang.
9. Gaya hidup
Bukan hanya kondisi kesehatan, gaya hidup pun turut mengambil peran dalam perkembangan janin. Rokok, minum alkohol, bahkan mengonsumsi obat-obatan dapat memberikan efek racun bagi kandungan. Alhasil, janin pun tumbuh kurang sehat serta janin tidak berkembang.
Penyebab janin tidak berkembang perlu dideteksi sedini mungkin. Dengan begitu, baik ibu, keluarga, maupun ahli medis bisa mengambil tindakan antisipasi yang mendukung kesehatan calon buah hati.
Baca Juga: 4 Cara Membedakan Air Ketuban dan Air Kencing pada Ibu Hamil