Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan tersenyum dengan mata berbinar (pexels.com/Hannah Nelson)

Intinya sih...

  • Pupil mata membesar secara otomatis disebut mydriasis, bisa terjadi di tempat gelap untuk mengambil lebih banyak cahaya.
  • Penyebab pupil mata membesar bisa dikaitkan dengan peningkatan oksitosin, cedera fisik pada mata, sindrom Holmes-Adie, aniridia kongenital, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
  • Obat midriatikum digunakan untuk memperlebar pupil saat pemeriksaan mata mendalam; penting untuk konsultasi dengan dokter jika khawatir akan kondisi pupil mata.

Sudah menjadi fakta bahwa indra manusia punya fungsi yang menakjubkan, salah satunya mata. Pada organ ini, terdapat bagian bernama pupil yang dapat membesar secara otomatis.  

Secara medis, kondisi ketika pupil mata membesar disebut mydriasis. Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab pupil mata membesar, termasuk masalah medis hingga berhubungan dengan perasaan. Simak di bawah, ya.

Penyebab pupil mata membesar

Pupil adalah lingkaran hitam yang terletak di tengah mata, tepatnya di belakang kornea. Ukuran normal dari pupil mata adalah sekitar 2-4 milimeter jika pada cahaya terang dan sekitar 4-8 milimeter ketika berada dalam kegelapan. 

Namun, ada kalanya pupil mengalami dilatasi atau pembesaran. Apakah pemicunya?

1. Respons alami pupil

Pupil mata membesar bisa terjadi ketika berada di tempat gelap. Ini adalah respons alami mata yang mencoba untuk mengambil lebih banyak cahaya, melansir Cleveland Clinic. Dengan demikian, kamu bisa melihat lebih baik meski di tempat gelap.

Dokter bahkan mendeteksi adanya gangguan kesehatan mata dengan memanfaatkan refleks ini, lho. Tes mata dilatasi digunakan untuk deteksi dini potensi penyakit mata seperti retinopati diabetik dan glaukoma.

2. Emosi

Dilansir Very Well Health, penyebab pupil mata membesar bisa dikaitkan dengan peningkatan oksitosin dalam tubuh. Produksi hormon tersebut dipicu oleh perasaan tertarik pada benda atau bahkan perasaan emosional ke subjek tertentu.

Pada praktiknya, ketertarikan tersebut mengontrol saraf yang mengendalikan pupil mata. Dari sini kita tahu bahwa kalimat 'mata tidak bisa berbohong' itu ada benarnya, ya?

3. Cedera mata

ilustrasi cedera mata (flickr.com/d_pham)

Cedera fisik pada mata, seperti terkena benda tumpul atau trauma, juga dapat menjadi penyebab pupil membesar. Dilansir Healthline, cedera seperti ini berpotensi merusak saraf pupil atau iris yang mengendalikan besar kecilnya pupil.

Adanya saraf pupil atau iris yang rusak dapat berdampak pada banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata. Gejala lain cedera mata bisa bervariasi bergantung pada apa yang terjadi.

4. Cedera kepala

Cedera kepala serius dapat menyebabkan tekanan berlebih pada iris atau saraf pengatur pupil. Kondisi tersebut bisa memengaruhi salah satu pupil atau keduanya sekaligus.

Dilansir Medical News Today, cedera kepala yang berdampak pada saraf pengatur pupil bisa jadi disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan. Misalnya, stroke, tumor, dan sebagainya. Sampaikan pada dokter apabila kamu mengalami hal tersebut, ya.

5. Sindrom Holmes-Adie

Sindrom Holmes-Adie adalah gangguan neurologis saraf yang dapat mengakibatkan pupil satu mata membesar. Ukurannya bisa lebih besar daripada ukuran pupil mata normal. Gangguan ini menyebabkan pupil mata tidak membesar dan mengecil sebagaimana mestinya.

Belum ada penelitian yang menyebutkan penyebab dari sindrom Holmes-Adie. Namun, banyak dokter berpendapat bahwa gangguan ini disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Ada juga yang berpendapat bahwa kondisi tersebut dipicu oleh gangguan autoimun, melansir American Academy of Ophthalmology

6. Aniridia kongenital

ilustrasi aniridia kongenital (freepik.com/pvproductions)

Aniridia kongenital adalah kondisi medis ketika seseorang lahir tanpa iris atau hanya memiliki iris yang sangat kecil. Pada banyak situasi, pemicunya adalah mutasi pada gen berpasangan 6 yang dikenal sebagai PAX6.

Ukuran iris yang tidak normal tersebut juga menjadi penyebab pupil mata membesar. Dilansir Science Direct, kondisi ini biasanya muncul sejak masih anak-anak hingga remaja. Dampaknya cukup serius, yakni gangguan penglihatan parah. 

7. Efek samping obat

Beberapa jenis obat tertentu, seperti obat mata atau antihistamin, dapat memicu efek samping pupil mata membesar. Dilansir Medical News Today, obat lain yang menjadi penyebab pupil mata membesar adalah botox, pelemas otot, dan obat-obatan yang digunakan untuk individu dengan gangguan Parkinson. 

Obat anticholinergic yang digunakan untuk memblokir neurotransmitter pada individu dengan OCPD juga bisa menjadi penyebab pupil mata membesar. Begitu dikonsumsi, obat ini juga menimbulkan penglihatan kabur dan pusing.

8. Efek samping narkoba

Dilansir Healthline, penggunaan narkoba seperti kokain, ekstasi, halusinogen, dan metamfetamin kristal bisa menjadi penyebab pupil mata membesar. Halusinogen seperti LSD berpengaruh pada reseptor serotonin di dalam otak, yang pada akhirnya mengakibatkan pelebaran pupil.

Di sisi lain, stimulan seperti kokain meningkatkan tingkat serotonin, menciptakan efek serupa pada pelebaran pupil mata. Pelebaran pupil yang disebabkan oleh efek samping narkoba lebih sulit dikontrol meski ada perubahan cahaya sekalipun.

9. Reaksi obat mata

ilustrasi pemberian obat midriatkum (freepik.com/user1852605)

Obat midriatikum adalah jenis obat yang digunakan untuk memperlebar pupil. Dokter biasanya mengoleskan obat ini pada mata sebelum melakukan pemeriksaan mata mendalam seperti pada retina. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada pasien tekanan darah tinggi dan diabetes.

Sumber yang sama menyebutkan, efek obat midriatikum akan hilang sekitar 4-8 jam setelah pengaplikasian. Pada kasus tertentu, obat ini menghilang setelah 24 jam. Efek obat ini hanyalah sensitivitas mata terhadap cahaya dan tidak ada efek lain pada tubuh. 

Penting untuk diingat bahwa penyebab pupil mata membesar bisa menjadi gejala dari berbagai masalah medis. Jika kamu khawatir, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter mata.

Penulis: Roziana Lailatul Hidayah

Editorial Team