5 Pengobatan Hepatitis Autoimun, Jaga Kesehatan Hatimu

Butuh beberapa obat-obatan

Penyakit hepatitis memiliki jenis yang berbeda-beda. Beberapa contoh jenis hepatitis antara lain adalah hepatitis A, B, C, D, E, dan hepatitis autoimun. Beberapa waktu belakangan juga dilaporkan hepatitis akut misterius di beberapa negara. Setiap jenis hepatitis memiliki penyebab dan faktor pemicu yang berbeda-beda.

Hepatitis autoimun termasuk ke dalam jenis hepatitis yang kurang umum jika dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Menurut laporan National Organization for Rare Disorders, ada sekitar 1 hingga 2 kasus hepatitis autoimun baru per 100.000 kasus setiap tahunnya.

Walaupun para ahli masih belum mengetahui penyebab pasti dari hepatitis autoimun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit ini. Inilah lima pilihan pengobatan untuk hepatitis autoimun.

1. Lakukan pencegahan sebelum mengobati

5 Pengobatan Hepatitis Autoimun, Jaga Kesehatan Hatimuilustrasi yoga (unsplash.com/Dylan Gillis)

Langkah pertama yang bisa kamu lakukan terkait hepatitis autoimun adalah mencegah agar tidak terkena gangguan hati. Walaupun penyakit hepatitis autoimun tidak mempunyai pengobatan natural, kesehatan hati tetap bisa dijaga dengan menjalankan pola hidup sehat.

Kamu bisa melakukan pola makan rendah lemak, memperbanyak makanan berserat, dan berolahraga secara teratur. Batasi juga asupan alkohol atau tidak mengonsumsi alkohol sama sekali. Hal tersebut bisa menjaga kesehatan hati secara signifikan. 

2. Prednisone

5 Pengobatan Hepatitis Autoimun, Jaga Kesehatan Hatimuilustrasi prednison (unsplash.com/Hal Gatewood)

Prednisone adalah obat untuk mengurangi peradangan yang diakibatkan oleh alergi, penyakit autoimun, masalah persendian dan otot, serta penyakit kulit. Obat ini merupakan salah satu jenis obat kortikosteroid

Obat ini biasanya akan diberikan dengan dosis tinggi saat seseorang didiagnosis dengan kondisi yang mengharuskannya untuk mengontrol peradangan sesegera mungkin. Prednisone umumnya adalah obat pertama yang diresepkan untuk mengatasi hepatitis autoimun.

Penelitian dalam World Journal of Gastroenterology tahun 2017 menemukan bahwa tingkat kematian seseorang yang menerima pengobatan dengan prednisone adalah sekitar 5 persen. Itu artinya, terapi dengan obat prednisone terbilang efektif.

3. Azathioprine

5 Pengobatan Hepatitis Autoimun, Jaga Kesehatan Hatimuilustrasi azatioprin (unsplash.com/The-Lore.com)

Azathioprine adalah jenis obat imunomodulator yang paling banyak digunakan untuk mengatasi hepatitis autoimun. Imunomodulator adalah jenis obat yang digunakan untuk mengobati gangguan autoimun, kanker, dan kondisi peradangan lainnya untuk mengendalikan sistem imun.

Obat ini terkadang digunakan bersamaan dengan prednisone pada awal pengobatan. Obat ini juga bisa diberikan setelah dosis prednisone dikurangi saat gejala mulai berkurang.

Studi dalam World Journal of Gastroenterology menyebutkan bahwa kombinasi azathioprine dan prednisone dapat mengurangi gejala sebanyak 80 hingga 90 persen bagi orang-orang dengan hepatitis autoimun.

Baca Juga: Waspadai Hepatitis Akut Misterius, Kenali Gejalanya!

4. Mycophenolate mofetil

5 Pengobatan Hepatitis Autoimun, Jaga Kesehatan Hatimuilustrasi mycophenolate mofetil (unsplash.com/The Tonic)

Mycophenolate mofetil adalah jenis obat imunosupresan yang digunakan untuk mengurangi intensitas respons kekebalan tubuh. Obat ini banyak digunakan bagi seseorang yang menerima transplantasi organ, termasuk transplantasi hati. 

Obat ini digunakan sebagai pengobatan lini kedua saat pengobatan konvensional lini pertama dinilai belum efektif.

Berdasarkan penelitian dalam jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology tahun 2017, penggunaan mycophenolate mofetil sebagai pengobatan lini kedua berhasil mengurangi gejala hingga sekitar 60 persen. 

5. Transplantasi hati

5 Pengobatan Hepatitis Autoimun, Jaga Kesehatan Hatimuilustrasi operasi (unsplash.com/JAFAR AHMED)

Jika pengobatan standar tidak bisa mencegah kerusakan pada fungsi hati, pilihan terakhir untuk mengatasi hepatitis autoimun adalah dengan transplantasi hati atau cangkok hati. Prosedur ini dilakukan jika gangguan hati sudah memasuki stadium akhir.

Walaupun transplantasi hati bersifat invasif, memiliki waktu pemulihan yang lama, dan membutuhkan obat imunosupresan, tetapi cara ini umumnya berhasil dengan baik. Studi menunjukkan bahwa pasien memiliki tingkat keberlangsungan hidup lebih dari 75 persen pada 5 tahun setelah transplantasi dilakukan. 

Hepatitis autoimun adalah penyakit kronis langka yang bisa menyebabkan kerusakan serius pada hati. Akan tetapi, dengan deteksi dan pengobatan dini yang tepat, pasien tetap bisa memiliki hidup yang panjang, sehat, dan berkualitas.

Baca Juga: Hepatitis Autoimun: Penyebab, Gejala, Jenis, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya