Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Julieta Camila Tosto)
ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Julieta Camila Tosto)

Mendaki gunung adalah salah satu aktivitas outdoor yang kini banyak digemari. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, tampaknya banyak yang tertarik untuk mencoba aktivitas ini. Meski menyenangkan, namun mendaki gunung juga memiliki beberapa risiko, seperti mengalami hipotermia.

Hipotermia adalah kondisi tubuh ketika suhu inti tubuh mengalami penurunan drastis hingga di bawah 35 derajat Celsius. Kondisi ini dapat menyebabkan kedinginan yang parah hingga tidak sadarkan diri. Penyebab hipotermia saat naik gunung beragam, termasuk kondisi cuaca yang sangat dingin dan berangin, serta perlengkapan mendaki yang tidak memadai.

Nah, apa saja perlengkapan mendaki yang perlu disiapkan untuk mencegah hipotermia saat naik gunung? Berikut daftarnya.

1. Pakaian berlapis

ilustrasi pakaian berlapis (pexels.com/Sergei Shilenko)

Pakaian berlapis adalah item yang utama untuk mencegah hipotermia selama mendaki di cuaca dingin.  Pakaian berlapis juga bisa digunakan sebagai pakaian ganti atau lapisan tambahan ketika baju pada lapisan pertama terkena basah. Fyi, pakaian basah atau lembap gampang menyerap kehangatan dari tubuh sehingga mudah menyebabkan kedinginan atau hipotermia.

Saat mendaki di musim dingin, setidaknya kamu membutuhkan tiga lapis pakaian perlindungan yang cukup. Ini meliputi lapisan dasar, lapisan tengah, dan lapisan luar. Berikut rincian yang bisa kamu simak:

  • Lapisan dasar: ini adalah baju yang dipakai paling dekat dengan kulit. Pilihlah pakaian dari bahan yang ringan dan mudah menyerap keringat, seperti kain sintetis, wol merino, atau campuran poliester. Hindari bahan katun, seperti kaos oblong karena mudah menyerap kelembapan, dan saat basah, akan menjadi sangat berat dan mudah menghilangkan kehangatan dari tubuh.
  • Lapisan tengah: lapisan tengah adalah lapisan yang bersifat isolasi, yaitu dapat menahan panas tubuh dan melindungi dari hawa dingin. Carilah pakaian dari bahan sintetis, bulu domba, wol, atau bulu angsa (sesuaikan dengan cuaca). Lapisan tengah bisa berupa jaket atau rompi yang dapat melindungi inti tubuh tetap hangat.
  • Lapisan luar: lapisan luar adalah lapisan “pengunci” yang bersifat kedap air dan kedap angin. Ini dapat mengunci semua lapisan bawahnya agar tidak mudah terkena air dan melindungi tubuh dari hawa dingin dengan maksimal.

Pakaian berlapis ini tidak hanya berlaku untuk atasan, tetapi juga bawahan agar kaki tetap hangat dan nyaman selama pendakian. Pada lapisan dasar, kamu bisa menggunakan legging atau celana panjang dari bahan poliester atau sintetis. Sementara lapisan luar, kamu bisa menggunakan celana longgar yang tahan air dan angin, serta mudah menyerap keringat.

Mendaki di cuaca dingin, sebaiknya hindari keringat berlebih. Keringat akan cepat membuat tubuh kedinginan. Oleh sebab itu, bersiaplah dengan menambahkan beberapa lapis pakaian yang hangat dan mudah menyerap keringat.

2. Topi, penutup kepala, dan penutup leher

ilustrasi penutup kepala dan leher (pexels.com/Nicolò Pais)

Selain pakaian, pertimbangkan juga untuk membawa aksesoris seperti topi atau penutup kepala saat mendaki di cuaca dingin. Ini bisa melindungi kepala dari kedinginan. Pilihlah topi yang bisa menutup seluruh kepala dan telinga dan terbuat dari bahan yang hangat seperti wol.

Selain itu, gunakan juga penutup leher untuk mendapatkan perlindungan ekstra. Gunakan penutup leher dari bahan sintetis atau bulu domba yang hangat. Sama seperti lapisan lainnya, hindari penutup leher dari bahan katun.

3. Sarung tangan

ilustrasi sarung tangan hangat (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Tidak kalah penting, sarung tangan juga menjadi perlengkapan yang bisa membantu mencegah hipotermia saat naik gunung. Item ini akan membantu menutup semua bagian tubuh tanpa terkecuali, yaitu permukaan tangan. Sarung tangan akan meminimalisasi kehilangan panas tubuh dari kulit tangan saat cuaca dingin.

Pilihlah sarung tangan dari bahan wol, bulu domba, atau sintetis. Hindari menggunakan sarung tangan bahan kulit. Jika kamu ingin tetap fleksibel, gunakan sarung tangan yang kompatibel dengan layar sentuh agar tetap bisa menggunakan ponsel. Jika akan mendaki gunung dengan cuaca yang ekstrem, ada baiknya menggunakan dua lapis sarung tangan dan membawa sepasang sarung tangan tambahan.

4. Sepatu bot

ilustrasi sepatu bot (pexels.com/Dmitrii Eremin)

Sepatu juga tidak boleh dilupakan untuk masuk daftar menjadi perlengkapan mendaki yang bisa membantu mencegah hipotermia di gunung. Sepatu mendaki yang tepat dapat menjaga kaki tetap hangat dan kering selama pendakian. Gunakan sepatu yang kedap air dan berinsulasi, yaitu dapat menahan pertukaran panas ke luar. Terkadang, penggunaan sepatu bot dan crampon juga diperlukan jika mendaki di pegunungan bersalju.

5. Kaos kaki hangat

ilustrasi kaos kaki hangat (pexels.com/Susanne Jutzeler, suju-foto)

Tak hanya sepatu, kamu juga memerlukan kaos kaki yang hangat untuk mencegah hipotermia di gunung. Pilihlah kaos kaki dari bahan yang terbuat dari wol atau bahan sintetis yang memberi kehangatan dan menyerat keringat. Ada baiknya, kamu juga membawa kaos kaki cadangan sebagai pengganti saat kaos kaki pertama basah.

6. Makanan, cemilan, dan minuman hangat

ilustrasi minuman hangat (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Mendaki di musim dingin bisa sangat menguras energi. Selain akibat kelelahan, tubuh juga bekerja lebih keras untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat. Dilansir laman Outdoors, mendaki di musim dingin, dapat menghabiskan energi sebanyak 2.000–3.000 kalori lebih banyak dari biasanya.

Oleh sebab itu, selalu sediakan makanan dan minuman yang cukup saat mendaki dan mencegah hipotermia. Setidaknya, siapkan dua liter air mineral untuk mencegah dehidrasi. Minuman panas juga menjadi item mendaki yang penting di musim ini. Kamu bisa membawa cokelat panas, teh manis, atau air panas dalam termos atau wadah terisolasi lainnya. Minuman panas dan manis biasanya lebih direkomendasikan untuk mengisi energi yang praktis.

Selain minuman, siapkan juga makanan berkalori tinggi yang bisa mengisi energi dengan cepat. Misalnya, permen, buah kering, bagel, roti, daging atau keju yang diawetkan, kacang-kacangan, kue kering, dan sebagainya. Ingat, tubuh akan membutuhkan lebih banyak makanan dan cemilan saat mendaki di musim dingin.

7. Emergency blanket (selimut darurat), tenda darurat, atau kantong tidur

ilustrasi selimut darurat (pexels.com/cottonbro studio)

Selimut darurat (emergency blanket) adalah selimut yang terbuat dari aluminium foil dengan warna mencolok. Selimut ini bersifat dapat menahan panas sehingga bisa menjaga suhu tubuh tetap hangat. Selain itu, selimut darurat juga bersifat kedap air dan angin sehingga dapat digunakan di luar ruangan yang berangin atau hujan.

Dalam keadaan darurat, emergency blanket dapat menjadi pertolongan pertama ketika sudah terjadi  kedinginan yang cukup parah atau mengalami hipotermia ringan. Selimut ini juga bisa menjadi tenda darurat untuk berteduh. Selain itu, selimut darurat juga dapat berfungsi sebagai jas hujan, pelapis kaos kaki untuk mendapatkan kehangatan tambahan, atau pun sebagai sinyal darurat untuk meminta bantuan.

8. Pemantik api

ilustrasi api unggun (pexels.com/Vlad Bagacian)

Pemantik api adalah salah satu item yang dapat membantu untuk mendapatkan akses api di dalam hutan yang dingin. Kamu bisa menggunakan pemantik api untuk menyalakan api unggun dan menghangatkan diri.

Ada berbagai jenis pemantik api, seperti korek api, batang ferroserium, atau blok magnesium. Pilihlah pemantik api yang sesuai dengan kondisi pegunungan yang menjadi tujuan pendakian, sebab beberapa pemantik api tidak bisa bekerja pada kondisi tertentu. Misalnya, korek api biasanya tidak bisa menyala saat kondisi basah dan berangin. Sementara itu, batang ferroserium dapat digunakan saat kondisi berangin atau tidak memiliki akses pada bahan-bahan yang mudah terbakar.

Hipotermia adalah kondisi yang sering terjadi ketika mendaki gunung, tapi akan berbahaya jika tidak ditangani dengan baik. Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya persiapkan perlengkapan mendaki dengan matang, seperti yang sudah disebutkan di atas. Akan jauh lebih mudah untuk tetap hangat di cuaca dingin daripada mencoba menjadi hangat saat sudah kedinginan.

Referensi

“Hypothermia - Dying of The Cold”. Mountaineering Scotland Walk Climb Ski. Diakses April 2025.
“Winter Hiking Essential Gear List”. Outdoors. Diakses April 2025.
“Winter Hill Walking Kit List”. Ellis Brigham. Diakses April 2025.
“What Hiking Gear to Bring and What to Wear”. The Hungry Hiker. Diakses April 2025.
“UK Winter Hill and Mountain Hiking Equipment A Check List”. Our Sporting Life. Diakses April 2025.
“50 Ways to Use Your Emergency Blanket from Survive Outdoors Longer”. Adventure Medical Kits. Diakses April 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team