Bolehkah Mendekatkan Api pada Penderita Hipotermia secara Langsung?

Hipotermia adalah suatu kondisi ketika tubuh mengalami penurunan suhu inti tubuh secara drastis, yaitu di bawah 35 derajat Celcius. Normalnya, suhu tubuh harus berada pada angka 37 derajat Celsius untuk berfungsi optimal. Saat suhu tubuh menurun, ini bisa menyebabkan kedinginan, menggigil, pucat, dan hipotermia.
Hipotermia adalah kondisi yang membutuhkan penanganan yang tepat dan segera. Biasanya, penanganan yang diperlukan adalah menghangat orang hipotermia, seperti memberikan selimut, pakaian hangat, pakaian kering, atau kompres air hangat. Namun, bolehkah mendekatkan sumber panas langsung seperti api pada penderita hipotermia? Simak selengkapnya dalam artikel berikut.
1. Tanda dan gejala hipotermia

Hipotermia terbagi menjadi tiga kondisi, yaitu ringan, sedang, dan berat. Hipotermia ringan didefinisikan ketika suhu inti tubuh berada di bawah 35 derajat Celsius. Hipotermia sedang terjadi ketika suhu inti tubuh di bawah 32 derajat Celsius. Hipotermia berat terjadi ketika suhu inti tubuh berada di bawah 28 derajat Celsius.
Secara umum, gejala hipotermia, meliputi:
- Menggigil, dingin dan pucat dengan kulit kering
- Bicara tidak jelas atau bergumam
- Menjadi kurang responsif (tingkat respons yang berkurang)
- Mati rasa di bagian ekstremitas
- Pernapasan lambat dan dangkal
- Denyut nadi lemah
- Penurunan energi yang sangat rendah, terlihat sangat lelah
- Kebingungan atau penurunan fungsi memori
- Penurunan kesadaran hingga tidak sadarkan diri.
Hipotermia ringan biasanya ditandai dengan menggigil dan kesulitan melakukan tugas fisik. Hipotermia sedang ditandai dengan menggigil (terkadang tidak menggigil jika energi sudah habis) dan kesulitan besar melakukan tugas fisik dan kognitif. Hipotermia berat ditandai dengan tidak sadarkan diri.
Gejala hipotermia dapat terus berkembang dengan cepat. Seseorang yang mengalami hipotermia dan tidak mendapat penanganan, dapat meninggal dalam beberapa jam. Oleh sebab itu, kondisi ini memerlukan tindakan yang cepat dan tepat untuk mengurangi risiko yang fatal.
2. Bolehkah mendekatkan api secara langsung untuk menangani hipotermia?

Dilansir dari laman Mayo Clinic dan St John Ambulance, mendekatkan api secara langsung pada pasien hipotermia tidak diperbolehkan. Saat seseorang mengalami hipotermia, ia mungkin mengalami gangguan sensasi kulit sehingga menurunkan respons terhadap panas. Pemberian api secara langsung pada pasien hipotermia dapat menyebabkan kerusakan kulit dan luka bakar.
Ini juga berlaku untuk pemberian air panas, bantal pemanas, atau lampu pemanas. Meski ini bisa menghangatkan, namun panas yang ekstrem dapat merusak kulit. Selain itu, pemberian panas secara langsung juga dapat memicu detak jantung tidak teratur yang menyebabkan jantung berhenti berdetak.
Jika ada seseorang yang mengalami hipotermia, sebaiknya berikan kompres air hangat dalam botol plastik atau handuk. Kompres hanya pada bagian leher, dinding dada, dan selangkangan. Hindari mengompres di bagian lengan dan kaki sebab ini akan mengalirkan darah dingin kembali ke jantung, paru-paru, dan otak. Jika dilakukan, tindakan tersebut justru menurunkan suhu inti tubuh dan berakibat fatal.
3. Tips pertolongan pertama pada hipotermia

Jika kamu menjumpai seseorang mengalami hipotermia, ada beberapa tips pertolongan pertama saat hipotermia. Berikut yang bisa kamu lakukan:
- Pindahkan korban ke dalam ruangan atau tempat yang terlindung dari angin dan dingin. Pindahkan secara lembut dan hati-hati. Gerakan yang kasar dan mengagetkan dapat memicu serangan jantung.
- Jika pakaian korban basah, ganti dengan pakaian kering. Baju yang basah dapat semakin mudah menurunkan suhu inti tubuh.
- Lindungi korban dari tanah yang dingin. Misalnya dengan membungkusnya menggunakan selimut atau selimut darurat (emergency blanket) berupa aluminium foil. Kamu juga bisa memindahkannya ke tempat bersemak atau di atas lapisan bahan tebal dan kering.
- Gunakan teknik skin-to-skin (berbagi panas tubuh) untuk membantu menghangat korban jika memungkinkan. Caranya, kamu bisa melepas baju dan berbaring di samping korban untuk menjaga mereka tetap hangat.
- Jika diperlukan pemanasan lebih lanjut, fokuskan pada bagian tengah tubuh. Misalnya, kompres hangat dan kering pada leher, dada, dan selangkangan. Jika tersedia botol air panas atau kompres panas kimia, bungkus terlebih dahulu dengan handuk sebelum menggunakannya.
- Jika korban masih sadar, berikan makanan atau minuman hangat, manis, non-kafein, dan non-alkohol.
- Pantau pernapasan dan tingkat respons hingga bantuan datang. Jika kamu tidak menjumpai tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, batuk, atau bergerak, lakukan CPR.
Adapun hal-hal yang harus dihindari saat membantu orang dengan hipotermia, adalah:
- Jangan menggunakan sumber panas yang terlalu panas dan terlalu dekat pada orang hipotermia. Misalnya mendekatkan api atau mandi air panas. Lakukan penghangatan secara perlahan karena pemanasan yang lambat dan perlahan lebih ideal untuk menghangatkan tubuh.
- Jangan berikan minuman beralkohol atau rokok. Alkohol dapat menghambat proses pemanasan ulang, sedangkan produk tembakau dapat mengganggu sirkulasi yang diperlukan untuk proses “pemanasan” tubuh.
- Jangan mencoba menghangatkan kaki dan lengan.
- Jangan memijat anggota tubuh karena dapat membuat jantung dan paru-paru stres.
- Jangan pernah meninggalkan orang yang terkena hipotermia sendirian.
- Jangan cepat berasumsi orang tersebut sudah meninggal. Mereka mungkin tidak memiliki denyut nadi, tidak bernapas, dingin saat disentuh, pupil mata tetap dan kaku, namun mereka mungkin masih hidup.
Hipotermia adalah suatu kondisi di mana tubuh mengalami kedinginan ekstrem karena penurunan suhu inti tubuh. Cara penanganannya memang direkomendasikan untuk memberikan “sesuatu” yang hangat. Namun, tidak diperbolehkan memberikan sumber panas secara langsung, seperti mendekatkan ke api.
Referensi
“Hypothermia”. Better Health. Diakses Maret 2025.
“Hypothermia Myths”. Forest Service USDA. Diakses Maret 2025.
“Hypothermia”. St John Ambulance. Diakses Maret 2025.
“Hypothermia”. Mayo Clinic. Diakses Maret 2025.
“Keeping Warm and Avoiding Hypothermia in The Mountain Part Two”. Alpine Club. Diakses Maret 2025.