Hari Pemilu, Waspada Gejala Election Stress Disorder

Paparan berita terkait pemilu bisa bikin kamu cemas

Pemilu 2024, beberapa orang mengalami ketegangan dan stres, dan persoalan politik merupakan sumber kekhawatiran besar bagi sebagian orang. Kamu termasuk?

Election stress disorder bukanlah diagnosis ilmiah, tetapi konsepnya nyata. Ini adalah pengalaman kecemasan yang luar biasa yang dapat terwujud dalam berbagai cara. Kamu bisa dipenuhi perasaan yang campur aduk dengan berita, isu, atau insiden terkait yang terus bermunculan.

Apa itu election stress disorder, apa saja gejala yang harus diwaspadai dan bagaimana cara mengatasinya?

1. Apa itu election stres disorder?

Dilansir Health, istilah election stress disorder pertama kali dicetuskan dalam sebuah artikel The Washington Post oleh psikolog Steven Stosny. Ia mengatakan bahwa stres menjelang pemilu banyak dialami oleh pasiennya menjelang, saat, dan setelah pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat tahun 2016.

Bagi banyak orang, informasi dan percakapan terkait pilpres yang muncul terus menerus membuat mereka merasa kewalahan.

Sama seperti bentuk stres lainnya, election stress disorder, atau beberapa orang menyebutnya election anxiety, bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Kondisi ini juga bisa berdampak pada anggota keluarga atau orang-orang terdekat. 

2. Gejala election stress disorder

Hari Pemilu, Waspada Gejala Election Stress Disorderilustrasi cemas dan takut (Pexels.com/Nathan Cowley)

Gejala yang ditimbulkan oleh election stress disorder tidak jauh berbeda dengan gejala stres pada umumnya. Gejala utama kondisi ini adalah mulai terjadinya ketidakseimbangan dan gangguan dalam keseharian yang kamu lakukan.

Gejala election stress disorder dapat meliputi:

  • Susah tidur: Ini bisa terjadi karena rasa cemas yang muncul dengan berbagai informasi politik yang didengar.
  • Rasa takut tanpa alasan yang jelas: Ini bisa terjadi saat kamu merasa takut ketinggalan informasi terkait berita politik terkini. Kamu mungkin jadi lebih sering memeriksa HP untuk melihat berita terkait pemilu.
  • Mudah tersinggung dan cemas: Kondisi ini membuat kamu jadi lebih mudah tersinggung. Kamu bisa merasa cemas atau tersinggung bertemu dengan orang yang memiliki pandangan politik yang berbeda.

Dengan kecemasan terkait pemilu, kamu bisa mengalami tingkat kecemasan yang tinggi ketika mengantisipasi apa yang bisa terjadi jika “pihak lain” terpilih.

Kamu mungkin khawatir bahwa pemungutan suara tersebut akan berdampak negatif terhadap keluarga, pekerjaan, rumah, keselamatan, dan hak-hak kamu.

Setelah suara dihitung dan keputusan dibuat, kamu bisa merasakan kombinasi ketakutan dan kecemasan terhadap masa kini dan masa depan.

Dilansir Choosing Therapy, tanda dan elextion anxiety dapat mencakup:

  • Kekhawatiran intens yang memengaruhi kehidupan di rumah, sekolah, atau pekerjaan.
  • Kegelisahan.
  • Merasa terstimulasi.
  • Merasa lebih lelah.
  • Masalah dengan konsentrasi.
  • Sifat lekas marah.
  • Masalah tidur.
  • Serangan panik.

Tergantung intensitas, frekuensi, dan durasi gejala, kamu dapat memenuhi kriteria gangguan kecemasan akibat stres terkait pemilu.

Beberapa orang mungkin mengalami gejala yang mencapai puncaknya sebelum pemilu, dan yang lain akan merasakan gejala yang memburuk setelah hasil pemilu ditetapkan (terkadang disebut gangguan stres pasca pemilu).

Sayangnya, bahkan jika kandidat favorit kamu menang, tekanan tersebut dapat menimbulkan dampak buruk yang bertahan lama setelah suara akhir dihitung.

Baca Juga: Studi: Vape Bisa Tingkatkan Depresi dan Kecemasan

3. Cara mengatasi election stress disorder

Hari Pemilu, Waspada Gejala Election Stress Disorderilustrasi konsultasi dokter (unsplash.com/Christina @ wocintechchat.com)

Seperti kekhawatiran lainnya, stres akibat pemilu paling baik diatasi dengan strategi yang jelas. Dirangkum dari beberapa sumber, kamu bisa melakukan langkah-langkah ini:

  • Tetapkan batasan

Peduli akan politik dan terlibat secara emosional di dalamnya bukanlah hal yang buruk. Namun, penting untuk menetapkan batasan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan tidak membiarkan siklus berita yang penuh tekanan mengambil alih hidup kamu.

Penting untuk mempertahankan perspektif dalam gambaran keseluruhan. Misalnya, ada baiknya jika kamu peduli terhadap keadilan sosial dan perubahan iklim; namun, menghabiskan waktu berjam-jam per hari untuk membaca artikel berita tidak serta-merta mengakibatkan perubahan pada sistem peradilan atau pemanasan global saat ini. Fokuskan kembali upaya kamu pada interaksi yang efisien dengan isu-isu yang kamu pedulikan, dilansir NBC News.

  • Menyambut energi negatif

Meskipun emosi yang menyertai ketidakpastian mungkin terasa tak tertahankan, tetapi menolak atau mengalihkan perhatian dari emosi tersebut hanya membawa kelegaan sementara; mereka pasti akan muncul lagi.

Perlakukan emosi ini seperti kamu memperlakukan tamu; sambut mereka. Gunakan napas untuk membuka ruang di tubuh agar perasaan ini bisa keluar. Bertentangan dengan apa yang kamu pikirkan, zat kimia saraf dan hormon di balik mekanisme fight-or-flight dapat memetabolisme dirinya sendiri.

Untuk membantu proses ini, arahkan kembali pikiran kamu ke pola pikir ekspansif, yang menerima segala sesuatu yang tidak dapat kamu kendalikan secara langsung, termasuk ketakutan kamu sendiri, dilansir Anxiety and Depression Association of America.

  • Istirahat dari media sosial

Jelang pemilu, paparan berita terkait ada di mana-mana. Ingat, kamu punya kendali atas informasi yang kamu dapatkan.

 Mengambil jeda dari media sosial, entah itu hanya berhenti mengikuti feed berita negatif (atau orang-orang) atau bahkan menonaktifkan akun untuk sementara waktu dapat menjadi cara yang sehat untuk mengembalikan fokus hidup.

  • Setel alarm untuk berita

Tetapkan waktu khusus sekali sehari untuk memeriksa berita, dan atur pengatur waktu. Kamu juga bisa mematikan semua notifikasi push non darurat. Pemberitahuan ini sering mengganggu tugas dan kamu cenderung "terjebak" pada cerita apa pun yang muncul di HP.

Ini bisa menyebabkan otak melakukan pergeseran perangkat kognitif dari apa yang sedang kamu kerjakan kemudian fokus pada berita. Pergeseran rangkaian kognitif ini membutuhkan waktu dan energi mental, meskipun kamu tidak menyadarinya pada saat itu. Kamu akan perlu waktu untuk kembali ke pola pikir bekerja.

  • Fokus pada hal-hal yang bisa kamu kontrol

Periksalah area-area yang secara realistis berada di bawah kendali dan arahkan seluruh energi kamu ke sana. Ini bisa meliputi memberikan suara, terlibat secara lokal dengan partai politik afiliasi kamu, atau mempersiapkan mental jika hasilnya tidak sesuai dengan yang kamu inginkan.

Pemahaman bahwa kamu hanya bisa mengendalikan diri sendiri dan membuat perubahan sendiri dapat membuat kamu tidak terjebak dalam obsesi terhadap ketidakpastian yang sering terjadi dalam pemilu.

Ingat, kamu tidak bisa mengontrol keseluruhan hasil pemilu, tetapi kamu bisa mengontrol bagaimana kamu memilih untuk bereaksi.

  • Lakukan hobi baru atau tonton film komedi

Melakukan kembali hobi lama, mencoba hobi baru, atau menonton film komedi dapat memungkinkan otak untuk beristirahat dari politik dan stres serta fokus pada sesuatu yang lebih positif, meskipun hanya 1 atau 2 jam dalam seminggu.

Apa pun yang bisa kamu lakukan untuk membuat kamu tersenyum atau tertawa akan sangat membantu. Faktanya, tersenyum meski tanpa makna pun bisa menuai manfaat untuk manajemen stres dan "menipu" otak untuk merasa bahagia.

Election stress disorder bisa terjadi. Apabila kamu merasa mengalaminya, cobalah lakukan tips di atas untuk meredakannya. Jika kamu merasa gejala memburuk, merasa cemas terus-menerus, atau sampai memengaruhi kualitas hidup kamu, jangan ragu untuk menemui profesional kesehatan mental.

Baca Juga: Depresi pada Anak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya