Depresi pada Anak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Lingkungan yang tidak sehat bisa menjadi penyebab

Depresi adalah masalah kesehatan mental yang bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Depresi pada anak berbeda dengan perasaan sedih atau kesal semata. Walaupun perubahan emosi pada anak adalah hal yang wajar, jika perasaan atau perilaku tersebut bertahan lebih dari dua minggu, itu bisa menjadi tanda depresi. 

Menurut data tahun 2020 oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), 13 persen anak di Indonesia mengalami gejala depresi.

Dari temuan tersebut, 4 persen mengalami gejala depresi ringan, 8 depresi sedang, dan 1 persen mengalami gejala depresi berat. Jumlah anak perempuan yang mengalami depresi lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki, dengan perbandingan 14 persen banding 10 persen.

1. Gejala

Depresi pada Anak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi depresi pada anak (pexels.com/Mikhail Nilov)

Gejala depresi akan bervariasi pada setiap anak. Kondisi ini sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati karena gejalanya dianggap wajar. Dilansir WebMD, beberapa gejala depresi pada anak meliputi:

  • Perasaan sedih dan putus asa yang berlangsung terus-menerus.
  • Menjadi lebih sensitif terhadap penolakan.
  • Menarik diri dari ruang sosial.
  • Perubahan nafsu makan, baik itu meningkat atau menurun.
  • Perubahan pola tidur (sulit tidur atau tidur berlebihan).
  • Kelelahan dan energi rendah.
  • Masalah kesehatan fisik, seperti sakit perut atau sakit kepala yang tidak mempan terhadap pengobatan.
  • Merasa tidak berharga atau bersalah.
  • Berpikir tentang kematian atau bunuh diri.

Tidak semua anak akan memiliki gejala yang disebutkan di atas. Beberapa anak bisa menjalani aktivitasnya dengan baik, sedangkan yang lain mungkin akan mengalami perubahan yang signifikan seperti kehilangan minat sekolah, prestasi akademik buruk atau menurun, atau perubahan penampilan. 

2. Penyebab

Depresi pada Anak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi penyebab depresi pada anak (pexels.com/RODNAE Productions)

Penyebab depresi pada anak bisa ditimbulkan dari kombinasi berbagai macam faktor. Dilansir Healthline, beberapa faktor yang terlibat meliputi

  • Kesehatan fisik: Anak-anak dengan kondisi medis kronis atau kondisi kesehatan tertentu akan lebih mungkin mengalami depresi. Ini termasuk anak yang mengalami obesitas.
  • Peristiwa yang menyebabkan stres: Perubahan yang terjadi di rumah, sekolah, atau hubungan pertemanan bisa meningkatkan risiko anak mengalami depresi.
  • Lingkungan: Kehidupan rumah yang kacau dan penuh tekanan bisa menempatkan anak pada risiko yang lebih besar terhadap masalah kesehatan mental, seperti depresi.
  • Riwayat kesehatan keluarga: Anak-anak yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kesehatan mental akan lebih mungkin mengalami depresi pada usia muda.
  • Ketidakseimbangan biokimia dalam tubuh: Tingkat hormon dan senyawa kimia tertentu yang tidak seimbang bisa memengaruhi cara kerja otak. Hal ini dapat meningkatkan risiko depresi.

Baca Juga: Studi: Anjing Bisa Kurangi Stres pada Anak

3. Diagnosis

Depresi pada Anak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi diagnosis depresi pada anak (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Jika kamu merasa anak atau kerabat menunjukkan tanda-tanda depresi, segera konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Kamu bisa mulai konsultasi dengan dokter anak, yang kemudian bisa dirujuk ke ahli kesehatan mental untuk evaluasi yang lebih detail.

Dokter umumnya akan mulai mempertimbangkan kondisi kesehatan lain yang mungkin menyebabkan masalah kesehatan mental anak. Dilansir Cleveland Clinic, ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan gejala depresi pada anak:

  • Anemia.
  • Gegar otak.
  • Diabetes.
  • Epilepsi.
  • Hipotiroidisme atau hipertiroidisme.
  • Mononukleosis.
  • Kekurangan vitamin D.

4. Pengobatan

Depresi pada Anak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan (unsplash.com/The-Lore.com)

Penanganan depresi pada anak akan melibatkan terapi dan obat-obatan yang diresepkan. Beberapa anak mungkin hanya memerlukan satu dari dua pilihan tersebut, sedangkan yang lain mungkin menggunakan kombinasi keduanya.

  • Terapi: Jika anak didiagnosis dengan depresi, pengobatan pertama yang sering dilakukan adalah psikoterapi. Jenis terapi ini bisa mengatasi faktor emosional dan faktor kehidupan yang meningkatkan depresi pada anak, seperti lingkungan dan peristiwa yang menyebabkan stres. Terapi perilaku kognitif umunya digunakan untuk mengobati depresi.
  • Obat-obatan: Penggunaan obat untuk anak akan bervariasi berdasarkan usia dan tingkat keparahan depresi. Beberapa jenis obat yang bisa digunakan untuk mengatasi depresi pada anak adalah sertraline, escitalopram, fluvoxamine, clomipramine, dan fluoksetin. 

5. Pencegahan

Depresi pada Anak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi kewaspadaan orang tua (unsplash.com/Sebastián León Prado)

Depresi diakibatkan oleh berbagai macam faktor, baik itu faktor eksternal maupun biologis. Sebagai orang tua, kamu tidak bisa selalu mengontrol penyebab stres dalam kehidupan anak. Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan kesehatan mental anak, seperti:

  • Rutin berolahraga.
  • Lingkungan yang aman dan suportif di dalam rumah maupun sekolah.
  • Mendapatkan tidur yang cukup.
  • Mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang.

Aktif berbicara dengan anak juga bisa menjadi cara agar mereka merasa aman dan terbuka dengan orang tua. Cara ini akan membantu orang tua atau pengasuh untuk memahami masalah yang sedang dialami anak.

Apa yang dianggap sebagai hal yang sepele mungkin akan menjadi masalah besar bagi anak. Depresi pada anak adalah masalah kesehatan mental yang tidak boleh diremehkan karena jika tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan kematian. Waspadai tanda-tanda depresi pada anak dengan meluangkan waktu bersamanya. 

Baca Juga: Depresi Antepartum: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Perawatan

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya