Kasus Gangguan Ginjal Akut Dorong Perusahaan Farmasi Perkuat Regulasi

Pengawasan dan keamanan semakin diperketat

Kasus gangguan ginjal akut progresif yang menyerang ratusan anak di Indonesia pada akhir 2022 memberikan pelajaran bagi berbagai pihak, khususnya perusahaan farmasi. Kejadian tersebut mendorong pengujian berlapis dan pengetatan regulasi untuk memastikan obat yang diproduksi aman dikonsumsi.

Menanggapi hal ini, salah satu perusahaan consumer goods di Indonesia, Konimex Group, mengadakan diskusi media bertajuk "Obat Sirop Aman Dikonsumsi" pada Selasa (11/4/2023).

BPOM berikan status baru untuk obat Konimex

Kasus Gangguan Ginjal Akut Dorong Perusahaan Farmasi Perkuat Regulasiilustrasi diskusi media bersama Konimex Group (Dok. Konimex Group)

Rachmadi Joesoef, CEO Konimex Group, menyatakan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) telah memberikan status terbaru terhadap produk obat-obatan mereka dengan nomor HM.01.1.2.03.23.14.

Konimex menyambut baik pernyataan tersebut dan mempertegas bahwa terdapat 765 produk obat sirop yang aman untuk dikonsumsi sesuai anjuran pakai. Ini termasuk produk obat sirop Konimex Group untuk anak-anak dan dewasa yang sudah dinyatakan aman sejak 29 Desember 2022 melalui Surat Badan POM nomor HM.01.1.2.12.22.191.

Baca Juga: Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Penyakit Ginjal Kronis

Kasus gangguan ginjal akut dorong regulasi yang lebih ketat

Kasus Gangguan Ginjal Akut Dorong Perusahaan Farmasi Perkuat Regulasiilustrasi obat sirop (IDN Times/Aditya Pratama)

Rachmadi juga mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi pada Oktober 2022 lalu menjadi salah satu peristiwa yang menjadi perhatian Konimex, khususnya terkait keamanan produk mereka.

"Dengan adanya oknum pelaku yang dengan sengaja menggunakan bahan pelarut di luar aturan yang ditentukan, sehingga ditemukannya produk obat sirop dengan dengan cemaran EG dan DEG di atas ambang batas penggunaan," ucap Rachmadi.

Mengacu pada peristiwa tersebut, Konimex terus meningkatkan keamanan produksi obat-obatan mereka. Ini meliputi melakukan komunikasi intens dengan mitra terkait, melakukan pengujian laboratorium secara mandiri, dan evaluasi SOP dalam pembuatan obat serta distribusi.

Tragedi pada akhir 2022 menjadi pelajaran bagi berbagai pihak untuk melakukan peningkatan regulasi dan keamanan produk obat-obatan. Kasus gangguan ginjal akut progresif akibat obat sirop diharapkan tidak akan terulang lagi.

Baca Juga: Pasien Batu Ginjal bisa Berpuasa dengan Aman, Ini Caranya!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya