Mendengkur Bisa Menjadi Tanda Gangguan Tidur, Hati-Hati!

Bisa menyerang anak-anak hingga dewasa

Mendengkur merupakan kondisi ketika seseorang mengeluarkan suara keras saat tertidur. Kondisi ini bisa dikatakan merupakan dampak dari terhalang atau menyempitnya saluran pernapasan. Penyempitan saluran napas tersebut bisa disebabkan oleh kondisi medis yang serius.

Brawijaya Hospital Duren Tiga belum lama ini resmi membuka Klinik Mendengkur yang berfokus untuk mengatasi gangguan tidur. Klinik ini diharapkan bisa menyediakan layanan yang mumpuni untuk pasien dengan gangguan tidur. 

1. Mendengkur menjadi fenomena gunung es

Mendengkur Bisa Menjadi Tanda Gangguan Tidur, Hati-Hati!ilustrasi gangguan tidur (unsplash.com/Vladislav Muslakov)

Menurut Dr. dr. Fauziah Fardizza, SpTHT-KL (K), dokter THT-KL konsultan laring faring, kualitas tidur merupakan hal yang penting bagi setiap orang, baik itu yang muda maupun yang tua.

Gangguan tidur yang kerap kali diabaikan adalah mendengkur. Ini merupakan fenomena yang dianggap sebagai peristiwa gunung es. Itu artinya, populasi pengidap mendengkur banyak, hanya saja tidak terdiagnosis.

Padahal, tidur yang seharusnya menjadi momen perbaikan sel-sel, justru terganggu dengan adanya aktivitas mendengkur. Imunitas yang harusnya meningkat ketika tidur bisa terganggu akibat mendengkur.

"Tidur berkualitas itu terjadi di mana seseorang teratur menjalaninya. Begitu juga dengan durasi tidur sesuai dengan usianya. Kebutuhan tidur untuk bayi 14–18 jam, balita 18 bulan sampai 3 tahun 11–12 jam, orang dewasa 7–8 jam, dan terakhir lansia makin berkurang," ujar dr. Fauziah dalam sebuah rilis. 

2. Penyebab mendengkur

Mendengkur Bisa Menjadi Tanda Gangguan Tidur, Hati-Hati!ilustrasi obesitas (pixabay.com/jarmoluk)

Dokter Fauziah menjelaskan bahwa penyebab mendengkur bisa karena kelebihan berat badan, konsumsi obat-obatan tertentu, konsumsi alkohol, dan faktor usia.

Mendengkur bisa dialami oleh siapa saja, tetapi pada umumnya terjadi pada pria dan orang yang obesitas. Kondisi ini kemungkinan diakibatkan oleh kelebihan lemak yang menumpuk di sekitar leher, sehingga menyebabkan aliran napas terganggu saat tidur.

Selain itu, anak juga rentan mengalami dengkuran saat tidur jika mereka mengalami infeksi saluran napas akut (ISPA). Anak-anak yang mengalami ISPA memiliki masalah seperti leher yang pendek, lidah yang tebal, dan kepala yang cenderung menonjol.

Baca Juga: 6 Cara Mengobati Sleep Apnea, dari Kasus Ringan hingga Berat

3. Layanan pemeriksaan di Klinik Mendengkur Brawijaya Hospital Duren Tiga

Mendengkur Bisa Menjadi Tanda Gangguan Tidur, Hati-Hati!ilustrasi peresmian Klinik Mendengkur (dok. Brawijaya Hospital)

Berbagai masalah tidur di atas menjadi dasar didirikannya Klinik Mendengkur di Brawijaya Hospital Duren Tiga. Klinik ini bertujuan untuk memberikan layanan yang lebih spesifik dengan dokter spesialis yang khusus menangani masalah tersebut. 

Layanan pemeriksaan yang tersedia meliputi:

  • Skrining mendengkur (pemeriksaan fisik dan kuesioner).
  • Pemeriksaan lengkap THT dengan flexible endoscopy.
  • Sleep test.
  • Drug-induced sleep endoscopy (DISE).
  • OSA surgery.

Mendengkur atau mengorok sering dianggap tanda kita tidur dalam kondisi lelah. Akan tetapi, nyatanya itu bisa menandakan adanya masalah kesehatan.

Baca Juga: Obstructive Sleep Apnea: Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya