Peduli Kesehatan, RS Onkologi Surabaya Adakan Seminar Kanker Serviks

Di kesempatan ini, kedua pembicara membahas kanker serviks dengan lengkap dan mendalam. Mulai dari penjelasan umum, penyebab, faktor risiko, gejala, tahapan, hingga cara pencegahan penyakit tersebut.  

Ratusan peserta yang didominasi oleh wanita menyimak materi dengan saksama. Mereka juga antusias untuk menanyakan poin yang belum dibahas beserta dengan konsultasi masalah organ kewanitaan yang mereka alami.

Menurut laporan dari Global Cancer Observatory, di tahun 2018, terdapat 32.649 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian mencapai 56 persen. Ini membuat Indonesia menjadi negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak kedua di dunia. 

Melihat begitu parahnya kasus kanker serviks, RS Onkologi Surabaya ingin memberikan edukasi kepada wanita terutama di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Dengan begitu, tingkat insiden dan prevalensinya bisa menurun.

Tidak seperti kanker indung telur dan rahim yang dipicu oleh hormon, kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV). Lebih tepatnya HPV tipe 16 dan 18. Punky mengatakan bahwa virus tersebut ada di banyak tempat. Mereka bisa hidup di udara, di dalam vagina wanita, dan penis laki-laki. 

“Kanker serviks itu bukan penyakit kelamin yang menular. Beda dengan gonore dan sifilis. Jika ibu-ibu kena, bukan salah ibu maupun suami. Yang salah adalah karena tidak periksa,” kata Punky di hadapan peserta seminar.

Punky juga menambahkan bahwa kanker serviks berpotensi menyerang semua wanita yang aktif secara seksual. Ini karena HPV baru bisa menginfeksi saat ada luka di area tersebut yang disebabkan oleh aktivitas seksual. Luka akan mengakibatkan peradangan, kemudian menjadi lesi pra kanker, dan di stadium akhir akan menyebabkan pendarahan yang tidak wajar.

Karena disebabkan oleh virus, jenis kanker ini sebenarnya bisa dicegah. Namun 44,7 persen pengidap baru datang ke dokter saat kanker mencapai stadium tiga. Ini sangat disayangkan mengingat tingkat kesembuhan di stadium tersebut hanya 50:50. Pencegahan bisa dilakukan dengan upaya deteksi awal, yaitu pap smear atau pap test, IVA test, vaksinasi, kolposkopi, dan HPV DNA test. 

“Yang paling direkomendasikan adalah pap test dan IVA test. Kalau HPV DNA bisa dilakukan sebagai upaya tambahan jika ditemukan sel yang tidak normal. Namun kalau tidak ada masalah, sebaiknya tiap tahun melakukan pap test dan IVA test. Itu tidak boleh telat,” jelas Duti kepada IDN Times.

Semua prosedur medis yang telah disebutkan tersedia di RS Onkologi Surabaya. Mereka menyediakan layanan pemeriksaan menggunakan teknologi medis yang canggih. Tidak hanya itu, setiap pasien juga akan mendapatkan layanan konsultasi dengan dokter dan tenaga medis yang sudah berpengalaman dalam bidang yang berkaitan.

Jika kamu ingin melakukan pendeteksian dini kanker serviks, kamu bisa datang langsung ke RS Onkologi Surabaya. Lokasinya terletak di Araya Galaxy Bumi Permai Blok A2-7, Surabaya.

Kamu juga bisa download aplikasi RS Onkologi Surabaya di Play Store untuk membuat janji pemeriksaan dengan lebih mudah. Yuk cegah kanker serviks dengan deteksi dini!