7 Alasan Ilmiah Kenapa Memasak Bagus buat Kesehatan Mental

Bisa menjadi koping stres yang ideal

Makan adalah kebutuhan, tetapi memasak merupakan kesenian. Ungkapan tersebut tidak berlebihan saat mendeskriskipsikan memasak sebagai sebuah seni meracik bahan-bahan mentah menjadi hidangan yang layak dimakan. 

Proses membuat panganan itu juga telah diakui sebagai kegiatan yang bisa memberikan dampak positif bagi psikologis. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa berpartisipasi dalam kelas memasak bisa membantu meningkatkan kesejahteraan jiwa.

Atas dasar itu, banyak inovasi yang menggunakan memasak sebagai sarana pemulihan yang dikenal dengan terapi memasak, terapi kuliner, hingga culinary mindfulness. Semua itu bertujuan sama, yaitu membantu mendorong kesejahteraan emosional.

Nah, dalam artikel ini kita akan melihat apa saja yang menjadi alasan kenapa memasak bisa memberikan dukungan pada kesehatan mental

Manfaat sehat memasak

Memasak dinilai sebagai kegiatan yang bisa melibatkan emosi positif dan membawa kebahagiaan. Di mana pun tempat memasak, itu bermanfaat bagi semua orang secara umum. Ini karena memasak adalah sebuah tindakan yang memerlukan kesabaran, kesadaran, pengekspresian kreativitas, dan komunikasi yang bermakna.

Memasak juga bisa membantu meningkatkan harga diri karena orang dapat merasa senang melakukan sesuatu yang positif untuk keluarga, diri sendiri, atau orang yang dicintai, dilansir Livekindly.

Efek psikologis yang didapat dari memasak ini cukup beralasan. Para peneliti mengajukan pertanyaan kepada 30 orang Turki tentang pengalaman memasak mereka selama lockdown COVID-19. Secara keseluruhan, para peserta menemukan kebahagiaan dan relaksasi dalam memasak. Selain itu, kepercayaan diri saat di dapur membuat mereka merasa lebih mandiri (Frontiers in Psychology, 2021).

Penelitian itu dinilai cukup menjanjikan dalam menyajikan bukti bahwa memasak bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan emosional.

1. Memasak bisa meningkatkan kepercayaan dan harga diri yang kamu miliki

7 Alasan Ilmiah Kenapa Memasak Bagus buat Kesehatan Mentalilustrasi plating steak (pexels.com/cottonbro)

Saat kamu memikirkan akan memasak suatu menu, entah itu untuk kamu sendiri atau orang lain, di situlah kamu sedang menetapkan tujuan yang berusaha kamu capai.

Proses merencanakan dan mengekseskusi resep makanan itu ternyata sesuai dengan jenis terapi yang dikenal dengan "aktivasi perilaku" (behavioral activation). Menurut Society of Clinical Psychology, jenis terapi ini digunakan untuk mengobati depresi dan kecemasan dengan cara meningkatkan sumber penghargaan pada seseorang. 

Dalam konteks memasak, berhasil membuat suatu makanan akan memberikan rasa pencapaian yang bisa meningkatkan harga diri. Meskipun sesederhana nasi goreng, tetapi memasak terbukti secara klinis bisa mendorong kepercayaan diri secara signifikan.

Alasan mengapa memasak bisa efektif menumbuhkan kepercayaan diri dan meningkatkan harga diri adalah karena perasaan menciptakan sesuatu yang nyata untuk dinikmati orang lain bisa sangat memuaskan (Health Education & Behavior, 2018).

Efek positif yang diperoleh dari memasak juga relatif cepat dirasakan. Selesai memasak, kamu bisa merasakan sensasi pencapaian ketika mencicipi makanan. Kepuasan yang kamu alami juga bisa bertambah saat rasa masakannya sesuai yang kamu inginkan. 

2. Memasak melatih daya kreativitasmu

Salah satu fakta menarik dari memasak adalah adanya kesempatan untuk berimprovisasi dari resep. Misalnya, meskipun resep perkedel mengatakan untuk menggunakan kentang sebagai bahan utama, tetapi kamu bisa menggantinya dengan bahan lain jika tidak memilikinya.

Di sini kamu membutuhkan sesuatu dengan tekstur dan rasa yang mirip dengan kentang, dan itu bisa didapakan dari ubi jalar. Jadi, kalaupun tidak ada kentang di rumah dan justru ada ubi jalar, kamu bisa mengolahnya menjadi perkedel yang lezat. 

Kemampuan untuk memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu hidangan adalah proses kreativitas. Memasak memberikan kesempatan untuk bereksperimen di dapur dan mendorong kamu menemukan bagaimana setiap bahan berperan dalam masakan.

Melatih daya kreativitas di dapur dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental. Ada studi yang melaporkan bahwa orang yang melakukan kegiatan kreatif seperti menulis, menggambar, menyanyi, dan memasak tampak menjalani kehidupan yang lebih bahagia (Journal of Positive Psychology, 2016).

Pengambilan data studi itu dilakukan pada 658 orang dewasa yang mencatatkan kegiatan pribadi untuk tujuan kereatif selama 13 hari. Secara keseluruhan, temuan riset mendukung munculnya penekanan kreativitas sehari-hari sebagai sarana menumbuhkan fungsi psikologis yang positif (The Journal of Positive Psychology, 2016).

Penelitian yang lebih baru menunjukkan hasil yang konsisten, bahwa aktivitas memasak untuk sarana penyaluran kreativitas relevan dengan kesejahteraan jiwa yang dirasakan individu (The Journal of Creative Behavior, 2021).

3. Memasak akan membiasakan dirimu untuk fokus

7 Alasan Ilmiah Kenapa Memasak Bagus buat Kesehatan Mentalilustrasi memasak (pexels.com/Katerina Holmes)

Memasak adalah rangkaian proses yang dimulai dari menyiapkan dan mengolah bahan, mengoreksi rasa, hingga menyajikan hidangan. Dalam proses itu, kamu harus selalu fokus agar mengerjakan semua tahapnya secara berurutan.

Fokus pada apa yang kamu kerjakan saat memasak bisa menjadi teknik yang berguna untuk mengalihkan pikiran dari hal-hal yang tidak penting. Dengan demikian, memasak juga mencegahmu overthinking karena perhatianmu terpusat pada masakan.

Pemusatan berpikir ini menyerupai teknik meditasi yang membuatmu fokus pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan. Latihan pengendalian pikiran dalam memasak juga bisa memacu kamu melawan kebiasaan menunda-nunda (procrastination) dengan cara positif, karena itu membuatmu bertindak berdasarkan tujuan untuk menyelesaikan resep makanan. 

4. Memasak mengajarkan kamu arti kesabaran

Selain yang sudah disebutkan di atas, ternyata masih ada manfaat memasak yang bisa mengajarimu tentang kesabaran. Karena secepat apa pun proses memasaknya, itu tetap membutuhkan kesabaran dalam beberapa langkah.

Misalnya, kamu harus mencincang bawah putih, menambah perasaan jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis, atau bahkan menunggu puding dingin dan menjadi padat. Semua itu adalah praktik kesabaran yang sayangnya sering disalahpersepsikan sebagai kepasrahan. 

Padahal, kesabaran adalah kegiatan aktif dalam menunggu waktu yang tepat untuk bertindak. Dilansir Psychology Today, kesabaran bukan berarti sebuah kepasifan atau kepasrahan, melainkan kekuatan. Ini adalah praktik pelepasan emosional dengan menunggu, mengamati, dan mengetahui kapan harus bertindak.

Memasak bisa memberikan kesempatan untuk belajar menunda kesenangan sampai suatu tujuan tercapai. Karena begitu kamu mematikan kompor dan menikmati masakanmu, kamu akan paham bahwa penantian bisa sepadan dengan hasilnya.

Baca Juga: 5 Alasan Memasak Adalah Self Reward yang Paling Oke untuk Dilakukan

5. Memasak dapat membantu menciptakan rutinitas yang teratur

7 Alasan Ilmiah Kenapa Memasak Bagus buat Kesehatan Mentalilustrasi orang memasak (pexels.com/Sarah chai)

Menurut ahli, rutinitas sangat bermanfaat bagi otak karena secara tidak sadar itu membentuk psikoterapi dengan sendirinya. Terapi ritme interpersonal dan sosial adalah jenis psikoterapi yang umum digunakan untuk mengatasi gangguan bipolar. 

Dikenal juga dengan interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT), terapi ini mengakui bahwa peristiwa hidup penuh tekanan dan perubahan dalam rutinitas harian dapat memicu masalah kesehatan mental. Dalam kasus gangguan bipolar, kedua hal itu dapat berkontribusi pada timbulnya episode depresi atau mania. 

Melalui IPSRT, orang didorong untuk membuat jadwal aktivitas sehari-hari, meliputi jam makan, jam tidur-bangun tidur, jam bekerja, dan jam istirahat di sela-selanya. Saat telah terbiasa mengikuti rutiitas itu, ritme sikardian bisa menjadi seimbang. 

Ritme sirkadian adalah jam internal tubuh yang mengatur hormon kortisol (stres) dan hormon melatonin yang mengendalikan silkus bangun-tidur. Dengan membiasakan diri untuk memasak, itu bisa menjadi pilar dalam membuat rutinitas gaya hidup yang lebih sehat. 

Misalnya, kamu menetapkan akan memasak tiga kali seminggu. Itu akan membuatmu menjadi lebih teratur dengan menciptakan kebiasaan baru. Seiring waktu, kamu bisa meningkatkan frekuensi memasak setelah merasakan manfaat dari memasak makananmu sendiri.

Dilansir WebMD, membagi kegiatan sesuai urutan waktu dapat memberikan banyak manfaat psikologis, di antaranya: 

  • Menurunkan tingkat stres: Memiliki rencana membuatmu merasa punya lebih banyak kendali.  Dengan rutinitas yang sudah terjadwal, kamu bisa fokus mengambil keputusan yang baik untuk urusan lainnya. 
  • Mendapatkan tidur yang berkualitas: Menjaga jadwal tidur konsisten adalah langkah pertama mendapatkan istirahat ang berkualitas. Tidur yang nyenyak dapat memberikan dorongan positif pada psikologis. 
  • Memperoleh kesehatan yang lebih baik: Membuat perencanaan menu makan bisa memudahkan menjalani diet yang sehat. Kamu juga bisa mengatur jadwal olahraga untuk meningkatkan aktivitas fisik. Tubuh yang sehat berarti pikiran yang lebih sehat pula.
  • Menjadi lebih bahagia: Mengatur waktu secara ideal memungkinkan kamu punya waktu untuk menikmati hiburan. Entah itu membaca, main video game, menonton film, atau memanggang kue, waktu istirahat baik untuk kesehatan mental. Tanpa rencana spesifik, kamu mungkin sampai di penghujung hari tanpa memperoleh waktu untuk mendapat hiburan.

6. Memasak bisa mempererat hubungan sosial dengan orang lain

Memasak untuk orang lain bisa menjadi pengalaman yang bermanfaat untuk membangun kepercayaan diri. Namun, ada yang lebih baik lagi dari itu, lo!

Dengan mengajak orang lain untuk berpartisipasi di dapur, itu dapat menciptakan rasa kebersamaan dan juga meningkatkan kemampuan berkomunikasi. 

Jika kamu memasak bersama keluarga atau teman, memutuskan pembagian tugas bisa sangat menyenangkan dan bisa menjadi latihan mendelegasikan pekerjaan.

Bahkan, jika kamu meminta temanmu untuk bereksperimen sesuai keinginannya, itu bisa meningkatkan keakraban. Terlepas dari pilihan yang kamu buat, ada banyak kesempatan interaksi sosial dari kegiatan memasak.

Termasuk makanan itu sendiri sering dinilai sebagai sarana interaksi sosial. Meski ada banyak makanan yang ditujukan untuk porsi tunggal, tetapi sebagian besar resep dimaksudkan untuk berbagi dengan orang lain.

Kegitan memasak yang digunakan sebagai intervensi dalam terapi dan rehabilitasi ditemukan berpengaruh positif terhadap aspek sosialisasi dalam kehidupan sosial (Health Education and Behavior, 2017). 

7. Memasak dapat membantu menciptakan hubungan yang baik dengan makanan

7 Alasan Ilmiah Kenapa Memasak Bagus buat Kesehatan Mentalilustrasi mencicipi makanan (pexels.com/gary-barnes)

Mengembangkan hubungan yang baik dengan makanan sama pentingnya dengan relasi yang kamu miliki dengan orang-orang dalam hidupmu. Namun, bedanya, kamu memegang kendali penuh dalam hal makanan, dan itu bukan hubungan dua arah. 

Jadi, dalam hal ini kamu dapat menentukan apakah makanan itu tepat atau tidak untuk kamu konsumsi. Hubungan yang ideal dengan makanan ditandai dengan kemampuan menikmati makanan karena rasa lapar, dengan tidak memunculkan rasa bersalah atau malu karena mengonsumsi sesuatu.

Sebaliknya, hubungan yang tidak ideal dengan makanan bisa menyebakan perasaan negatif yang membuat orang mengalami gangguan makan, baik itu diet ekstrem maupun binge eating.

Hubungan seseorang dengan makanan adalah hal yang sangat personal. Entah itu positif atau negatif, terdapat banyak faktor yang memicu orang dalam mempersepsikan,  merasakan, dan berindak atas kebiasaan makan. Mengutip dari Clean Eating, hubungan negatif dengan makanan bisa menyebabkan masalah, seperti: 

  • Berisiko lebih tinggi mengalami kondisi kronis seperti penyakit jantung dan diabetes. 
  • Kesulitan berkonsentrasi atau mengambil keputusan. 
  • Obsesif terhadap makanan atau penampilan fisik. 
  • Peningkatan keinginan makan atau pola makan yang tidak sehat. 
  • Mengalami stres, kecemasan, atau gangguan depresi. 

Untuk itu, penting sekali mengembangkan kebiasaan makan yang mendorong hubungan positif dengan makanan. Salah satu caranya yaitu lewat memasak hidangan yang akan kamu konsumsi.

Selain bisa mengontrol cara masak yang lebih ramah untuk diet sehat, kamu juga tetap bisa mengonsumsi makanan favoritmu tanpa rasa bersalah dengan mengadaptasikan resep sesuai kebutuhan nutrisimu.

Dengan bertahan pada komitmen tersebut, kamu akan memperoleh mindset yang lebih baik tentang makanan dan mampu memilih jenis hidangan tanpa merasa tersiksa karena aturan makan. 

Dari sajian informasi di atas, memang benar ada bukti ilmiah bagaimana aktivitas memasak mampu meningkatkan kesejahteraan emosional. Mulai dari bisa meningkatkan harga diri, melatih kreativitas, hingga meningkatkan hubungan sosial, yang pada akhirnya bisa membuat kita lebih bahagia.

Nah, apakah dengan mengetahui ini kamu jadi tertarik terjun ke dapur dan mencoba merasakan manfaat memasak?

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: 8 Manfaat Memasak dengan Pasangan yang Bikin Makin Harmonis

Topik:

  • Bunga Semesta Int
  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya