ilustrasi ghosting atau menghilang (pexels.com/Alex Green)
Ghosting terjadi ketika seseorang tiba-tiba berhenti berkomunikasi dengan kamu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Itu bisa dialami dalam hubungan apa pun, tetapi lebih sering pada skenario kencan.
Pemutusan jalur komunikasi juga bisa melalui pembatasan interaksi media sosial, seperti pemblokiran. Padahal, sebelumnya semua terasa baik-baik saja. Lalu, jika kamu mencoba mencari tahu alasan dengan bertanya, kamu tidak mendapatkan respons. Besar kemungkinannya kamu menjadi korban ghosting.
Tindakan ghosting ini dapat menjadi permainan power yang digunakan oleh orang dengan tipe kepribadian narsistik, yang mana banyak sekali alasan mengapa seseorang bisa memilih untuk "menghilang" dalam sekejap.
Mungkin itu terjadi karena mereka tidak lagi tertarik dan ingin menghindari konflik yang bisa muncul saat memberi tahu kamu secara langsung, atau ingin menarik ulur untuk melihat reaksimu dan seberapa besar kamu peduli.
Mungkin karena mereka tidak lagi tertarik dan ingin menghindari konflik yang bisa muncul saat memberi tahu kamu secara langsung. Atau ingin menarik ulur untuk melihat reaksimu dan seberapa besar kamu peduli.
Sering kali, ghosting dipakai sebagai taktik manipulasi untuk memutuskan hubungan. Dengan pelaku yang merasa bahwa closure dan kontrol hubungan ada padanya, jadi semua terserah dia.
Bahkan, jika orang narsistik kembali setelah meng-ghosting, itu bukan berarti dia masih menyayangi kamu. Melainkan dia mungkin punya agenda tersembunyi untuk mendapatkan sesuatu dari kamu.
Namun, harap diingat bahwa tidak semua orang yang meng-ghosting memiliki gangguan kepribadian. Karena ini bisa digunakan siapa pun dalam banyak situasi, dan bukan merupakan kondisi kesehatan mental setiap saat.
Orang narsistik biasanya sulit menyadari bagaimana perilaku mereka bisa memengaruhi orang lain meski terlibat dalam berbagai taktik manipulasi. Hal itu bukan karena pilihan pribadi, melainkan bagian dari kondisi kesehatan mental yang kompleks.
Kalau kamu berhubungan dengan orang yang membuatmu merasa dimanipulasi terus-menerus, pertimbangkan untuk mundur, menetapkan batasan atau bahkan melepaskan. Karena terlepas dari upaya menghentikan tindakan manipulatifnya, itu justru bisa merugikanmu dalam jangka panjang.
Penulis: Dian Rahma Fika Alnina