pexels.com/@david-garrison
Stres sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Tiap orang pasti pernah merasakan stres. Misalnya sebelum ujian, jelang presentasi kerja penting, dan sebagainya. Hal ini bisa menjadi motivator agar kita belajar semaksimal mungkin sehingga hasilnya optimal.
Namun, stres yang berlangsung terus-menerus atau kronis akan berdampak buruk bagi tubuh. Melansir Cleveland Clinic, ahli imunologi klinis Leonard Calabrese, DO, menjelaskan apa dampak stres bagi tubuh manusia.
Saat stres, tubuh akan menghasilkan lebih banyak hormon kortisol. Hormon ini sebenarnya bermanfaat dalam membatasi inflamasi sehingga kekebalan tubuh meningkat. Namun, stres kronis membuat tubuh jadi terbiasa dengan tingginya kadar kortisol dalam darah. Hal ini menurut Calabrese, justru membuka pintu lebih lebar terjadinya inflamasi atau peradangan pada tubuh.
Selain itu, stres dapat menurunkan jumlah limfosit, yakni jenis sel darah putih yang membantu melawan infeksi. Semakin sedikit jumlah limfosit, tubuh semakin rentan terkena virus, termasuk flu biasa.
Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan depresi dan kecemasan, kondisi yang kemudian memicu peradangan lebih tinggi lagi. Dalam jangka panjang, tingginya tingkat peradangan ini, membuat sistem imun harus bekerja keras dan akhirnya kelelahan. Dampaknya, sistem imun tidak bisa lagi melindungi tubuh dengan baik. Kamu akan sangat rentan terkena berbagai penyakit.
Untuk mencegahnya, kelola stres dengan baik. Lakukan meditasi atau hal-hal lain yang menyenangkan. Seperti jalan-jalan bersama teman, menikmati indahnya pemandangan, dan lain-lain. Dengan begitu, stres kronis bisa dihindari.