5 Mitos yang Perlu Dicek, Tidur Siang Bikin Gemuk? 

Apakah kamu termasuk yang percaya dengan mitos ini?  

Dalam upaya mencapai kesehatan yang optimal, sering kali kita dihadapkan pada berbagai mitos yang tersebar luas di masyarakat. Dari aturan minum air hingga keyakinan bahwa makan malam harus dihindari untuk menurunkan berat badan.

Mitos-mitos tersebut dapat memengaruhi keputusan terhadap pola hidup sehat dengan pemahaman yang salah. Dalam artikel ini, kita akan membongkar beberapa mitos kesehatan yang umum di masyarakat dan faktanya. Tunggu apa lagi? Yuk, disimak!

1. Minum 8 gelas air sehari

5 Mitos yang Perlu Dicek, Tidur Siang Bikin Gemuk? ilustrasi sedang minum (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Minum 8 gelas air sehari sering dianggap sebagai pedoman mutlak untuk menjaga kesehatan. Namun, kebutuhan cairan setiap individu sebenarnya sangat bervariasi.

Faktor-faktor seperti aktivitas fisik, iklim, dan kondisi kesehatan dapat memengaruhi seberapa banyak air yang dibutuhkan. Pedoman ini tidak bersifat universal dan dapat menyebabkan hidrasi yang berlebihan jika diikuti tanpa pertimbangan lebih lanjut. Pentingnya mendengarkan sinyal tubuh dan minum saat haus sehingga kebutuhan cairan terpenuhi.

Selain itu, sumber cairan tidak hanya berasal dari air minum, tetapi juga dari makanan dan minuman lainnya seperti buah-buahan dan teh. Buah yang mengandung air, seperti mentimun dan semangka dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap asupan cairan harian.

Oleh karena itu, lebih baik fokus pada konsumsi air yang seimbang sepanjang hari dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

2. Menghindari makan malam untuk menurunkan berat badan

5 Mitos yang Perlu Dicek, Tidur Siang Bikin Gemuk? ilustrasi makan malam (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ide untuk menghindari makan malam agar membantu menurunkan berat badan tidak selalu akurat. Faktanya, kamu seharusnya lebih fokus pada jumlah total kalori yang dikonsumsi sepanjang hari dan kualitas makanan yang dikonsumsi, bukan sekadar waktu makan.

Walaupun makan malam, kamu masih bisa menurunkan berat badan, tetapi makananmu harus kaya akan nutrisi seimbang.

Menurut penelitian, makanan tidak selalu memengaruhi penambahan berat badan, tetapi lebih pada jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Jadi, buatlah keputusan bijak mengenai makanan apa saja yang dikomsumsi sepanjang hari dan mencari keseimbangan antara kebutuhan energi dan aktivitas fisik.

Baca Juga: Mengulik Mitos dan Fakta Monosodium Glutamat atau MSG

3. Makanan rendah lemak pasti lebih sehat

5 Mitos yang Perlu Dicek, Tidur Siang Bikin Gemuk? ilustrasi hamburger (pexels.com/Vincenzo Malagoli)

Percaya bahwa makanan rendah lemak selalu lebih sehat dapat menyebabkan makanan yang dikonsumsi menjadi tidak seimbang. Faktanya, tubuh memerlukan jenis lemak tertentu, seperti omega-3 dan lemak tak jenuh ganda, agar tubuh berfungsi secara optimal. Menghindari lemak sepenuhnya dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap vitamin yang larut dalam lemak.

Lemak yang sehat ditemukan dalam makanan seperti alpukat, ikan, dan kacang-kacangan. Konsumsi yang tepat dari jenis lemak ini dapat mendukung kesehatan jantung dan fungsi otak. Oleh karena itu, lebih baik fokus pada pemilihan lemak yang baik daripada menghindari lemak sepenuhnya.

4. Tidur siang bikin gemuk

5 Mitos yang Perlu Dicek, Tidur Siang Bikin Gemuk? ilustrasi tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Konsep bahwa tidur siang dapat membuat gemuk memerlukan penelitian lebih lanjut. Tidur siang menyehatkan jika durasinya wajar. Bahkan, tidur siang dapat berdampak positif bagi kesehatan fisik dan mental. Ini dapat membantu mengurangi kelelahan, meningkatkan konsentrasi, dan memperbaiki mood.

Perlu diingat bahwa ketidakseimbangan dalam pola tidur dan kebiasaan makan yang tidak sehatlah yang lebih mungkin berkontribusi pada kenaikan berat badan.

5. Produk organik lebih bernutrisi

5 Mitos yang Perlu Dicek, Tidur Siang Bikin Gemuk? ilustrasi makanan organik (pexels.com/Lisa Fotios)

Percaya bahwa semua produk organik lebih kaya akan nutrisi merupakan kesalahpahaman. Produk organik dapat memiliki manfaat pada lingkungan dan lebih sedikit residu pestisida, tetapi perbedaan nutrisinya tidak selalu signifikan dibandingkan dengan produk non organik. 

Studi telah menunjukkan bahwa perbedaan nutrisi antara produk organik dan konvensional mungkin tidak sebesar yang dianggap oleh banyak orang.

Pemilihan produk organik perlu memperhatikan beberapa faktor, seperti lingkungan dan anggaran keuangan. Jika fokus utamanya adalah nutrisi, maka variasi dalam pola makan dan pemilihan jenis makanan mungkin lebih penting daripada apakah suatu produk bersertifikat organik atau tidak.

Membongkar mitos kesehatan adalah langkah pertama menuju pemahaman yang lebih baik tentang tubuh dan kebutuhan kesehatan kita. Pengetahuan mendalam tentang tubuh dapat membimbing keputusan kesehatan yang lebih bijak.

Baca Juga: Bayam Sebabkan Asam Urat, Mitos atau Fakta?

Yoga Hendriyansah Photo Verified Writer Yoga Hendriyansah

Just be yourself

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya