Tanda Tato di Tubuhmu Terinfeksi dan Cara Mencegahnya

Tenang, risiko infeksi tato bisa dicegah atau diminimalkan

Tato adalah salah satu bentuk modifikasi tubuh, yang mana seseorang dapat membubuhkan gambar permanen di tubuhnya. Beberapa orang menganggap tato adalah seni dan memilikinya adalah hal yang umum.

Meski demikian, membuat tato juga membawa risiko seperti iritasi atau infeksi pada kulit. Menurut keterangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), terdapat laporan sejumlah orang yang mengalami alergi atau reaksi pada kulit setelah mendapatkan tato.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini informasi seputar infeksi pada tato termasuk cara mengidentifikasinya, mencegahnya, dan mengatasinya.

1. Tanda-tanda kulit yang ditato terinfeksi

Tanda Tato di Tubuhmu Terinfeksi dan Cara Mencegahnyailustrasi tato (pexels.com/cottonbro)

Bagaimana, sih, cara mengidentifikasi tato terinfeksi? Dilansir Healthline, pada dasarnya infeksi tato bisa dengan mudah terlihat, yaitu ruam atau kemerahan, dengan kulit menonjol atau bergelombang di area tato.

Pada beberapa kasus, kulit mungkin hanya mengalami iritasi karena jarum tato, khususnya bila kulitmu sensitif. Bila ini yang terjadi, biasanya akan hilang setelah beberapa hari.

Akan tetapi, jika gejala berlanjut hingga seminggu atau lebih, temui dokter khususnya bila terdapat gejala ini:

  • Demam
  • Gelombang panas dan dingin
  • Menggigil
  • Pembengkakan di area tato
  • Keluar nanah dari tato
  • Lesi merah di area tato
  • Ada garis-garis kemerahan di area tato
  • Area jaringan yang mengeras dan menonjol

Menurut laporan berjudul "Complications of Tattoos and Tattoo Removal: Stop and Think Before you ink" dalam Journal of Cutaneous and Aesthetic Surgery tahun 2015, infeksi juga dapat terjadi ketika jarum yang digunakan kurang steril atau bersih. Selain itu, komplikasi bisa terjadi bahkan beberapa tahun kemudian. Salah satunya adalah tumbuhnya tumor atau penyakit kulit lain seperti psoriasis.

Dilansir AuthorityTattoo, infeksi juga bisa terjadi karena tinta yang digunakan. Setiap tinta tato memiliki bahan-bahan yang berbeda. Namun, beberapa mengandung metal salts, iron oxides, atau plastik. Beberapa metal juga digunakan untuk memberikan pewarnaan pada tinta seperti berikut:

  • Merkuri untuk merah
  • Timbal untuk kuning, hijau, atau putih
  • Kadmium untuk merah, oranye, atau kuning
  • Nikel untuk hitam
  • Seng untuk kuning atau putih
  • Kromium untuk hijau
  • Kobalt untuk biru
  • Aluminium untuk hijau atau ungu
  • Titanium untuk putih
  • Tembaga untuk biru atau hijau
  • Besi untuk cokelat, merah, atau hitam
Tanda Tato di Tubuhmu Terinfeksi dan Cara Mencegahnyailustrasi tato yang terinfeksi (mymed.com)

Mengetahui bahan tinta tato sangat penting agar kita tahu potensi risikonya. Mengutip keterangan dari American Chemical Society, regulator Swiss pernah melakukan analisis terhadap 299 tinta tato. Serempat dari tinta yang diteliti memiliki antiseptik benzoisothiazolinone, yang merupakan iritan kulit.

Tak hanya itu, sebanyak 7 persen tinta dalam penelitian tersebut mengandung pengawet formaldehida, yang diklasifikasikan sebagai karsinogen oleh International Agency for Research on Cancer.

Penggunaan metal pada tinta ini sebenarnya memicu kontroversi. Karena, penggunaan timbal misalnya, dapat memicu keracunan. Keracunan timbal dapat memicu anemia, gagal ginjal, kehilangan nafsu makan, sakit perut yang luar biasa, dan kelelahan yang teramat sangat, mengutip Healthline.

2. Waspadai infeksi bakteri

Tanda Tato di Tubuhmu Terinfeksi dan Cara Mencegahnyailustrasi bakteri methicillin-resistant Staphylococcus aureus atau MRSA (hamiltoncountyhealth.org)

Infeksi staph adalah jenis infeksi yang bisa terjadi karena tato. Walaupun infeksi ini bisa ditangani, tetapi bakteri staph sering dapat mengembangkan resistansi atau kebal terhadap antibiotik biasa, membuat pengobatan dari dokter jadi tidak efektif.

Bakteri staph, khususnya methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), juga dapat masuk ke dalam aliran darah dan organ tubuh. Saat ini terjadi, kondisi lainnya bisa berkembang, seperti sepsis, artritis, dan toxic shock syndrome.

Sepsis dan toxic shock syndrome merupakan kondisi berbahaya yang dapat berpotensi fatal.

Gejala umum infeksi staph yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Nyeri atau rasa sakit di tulang atau otot
  • Demam hingga 38,9 derajat Celcius atau lebih
  • Rasa haus ekstrem
  • Pembengkakan di area yang terinfeksi
  • Nyeri di tempat yang terinfeksi, dan ada nanah atau cairan di dalamnya
  • Impetigo

Segera cari bantuan dokter bila mengalami satu satu beberapa gejala di atas, khususnya setelah mendapatkan tato.

Baca Juga: Ini Jawaban 7 Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Penghapusan Tato

3. Penyebab infeksi pada tato lainnya

Tanda Tato di Tubuhmu Terinfeksi dan Cara Mencegahnyailustrasi tinta tato (pexels.com/cottonbro)

Tato dapat mengalami infeksi dari masuknya bakteri, virus, atau zat lainnya ke dalam tubuh lewat kulit yang rusak. Dilansir Medical News Today, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risikonya antara lain:

  • Penggunaan tinta yang terkontaminasi
  • Menggunakan do-it-yourself tattoo kit
  • Praktik yang tidak higienis di studio tato, apalagi di tempat yang tidak memiliki izin atau tersertifikasi
  • Perawatan luka yang tidak benar setelah mendapatkan tato
  • Sistem imun yang melemah sebelum prosedur pembuatan tato

Memilih studio tato yang berlisensi, dengan seniman tato yang terlatih dan berpengalaman dapat meminimalkan risikonya. 

Seseorang mungkin masih memiliki risiko yang lebih tinggi karenanya adalah kondisi tertentu, seperti eksem atau tinta di mana proses pembuatannya menyebabkan kontaminasi.

4. Cara mengobati infeksi tato

Tanda Tato di Tubuhmu Terinfeksi dan Cara Mencegahnyailustrasi seniman tato mendesain tato (pexels.com/cottonbro)

Dilansir Healthline, benjolan atau ruam ringan biasanya bisa ditangani sendiri di rumah dengan salep antibiotik, membersihkannya dengan benar, dan beristirahat.

Namun, bila kamu curiga tato mengalami infeksi, perawatannya akan bergantung pada penyebabnya. Dokter mungkin akan melakukan tes usap pada area yang terinfeksi atau menusuk kantong nanah bila ada, untuk melihat apakah penyebabnya adalah virus atau bakteri.

Pada kebanyakan kasus, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi. Pada kasus infeksi yang parah, perawatan antibiotik mungkin dibutuhkan selama beberapa minggu atau bulan.

Apabila infeksi pada tato disebabkan oleh bakteri MRSA, antibiotik mungkin tidak efektif. Bila infeksi sampai mengakibatkan abses, dokter mungkin akan mengeringkannya.

Operasi mungkin dibutuhkan jika jaringan mati akibat infeksi (nekrosis).

Benjolan yang persisten, kadang disertai gatal, dan nyeri di tato mungkin merupakan tanda infeksi mikobakteri atipikal. Ini membutuhkan pengobatan antibiotik jangka panjang.

Yang terpenting, jangan lupa untuk memperhatikan kondisi tubuh dan gejala yang dirasakan, khususnya bila ada demam dan area yang terinfeksi mengeluarkan nanah, apalagi bila infeksi tak kunjung reda setelah seminggu. Karena, mungkin saja itu merupakan reaksi alergi terhadap tato yang digunakan.

Reaksi alergi juga tidak boleh diremehkan, karena bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan syok anafilaktik. Kondisi ini bisa menyebabkan saluran napas tersumbat dan ini merupakan kondisi gawat darurat medis.

5. Cara mencegah infeksi pada tato

Tanda Tato di Tubuhmu Terinfeksi dan Cara Mencegahnyailustrasi seniman tato membungkus tato pelanggannya (pexels.com/cottonbro)

Infeksi pada tato tentu bisa dicegah atau diminimalkan risikonya. Pertama-tama, cari tahu apakah kamu memiliki alergi terhadap tinta yang digunakan dan tanyakan ke artis atau seniman tato mengenai kandungan pembuat tinta. Meski demikian, kadang sulit untuk tahu apa saja kandungan pasti tinta tato, mengingat tidak ada regulasinya.

Mengutip AuthorityTattoo, kini sudah ada tinta tato organik, yang kandungan berbahayanya lebih sedikit; 80 persen kandungannya adalah karbon. Untuk pigmentasi, kebanyakan dari tinta ini menggunakan bahan dasar hewani. Misalnya, untuk pigmen berwarna hitam menggunakan arang tilang. Tinta juga bisa mengandung gliserin lemak hewani, bee wax, atau minyak dari ikan cod. Untuk bahan non-hewani, tinta mungkin menggunakan gliserin nabati dan ekstrak Virginiana.

Selain itu, pastikan semua benda yang menyentuh kulitmu telah disterilkan dengan benar. Tak perlu sungkan untuk bertanya cara peralatan dan perlengkapan untuk membuat tato disterilkan di studio tato, apakah sesuai standar atau tidak.

Beberapa pertanyaan yang bisa kamu tanyakan ke studio tato atau seniman tato meliputi:

  • Berapa lama seniman tato telah berpraktik?
  • Berapa lama studi tato tersebut telah berjalan?
  • Bagaimana reputasi studio tato atau review-nya?
  • Seberapa bersih fasilitas dari studio tato tersebut
  • Seberapa besar kemungkinan tinta tato akan menyebabkan reaksi pada kulit
  • Apakah seniman tato atau staf di studio tato selalu menggunakan jarum baru, peralatan yang disterilkan, dan wadah tinta tunggal?
  • Apakah mereka akan menggunakan pembersihan yang steril sebelum memulai tato?
  • Apakah mereka menggunakan sarung tangan steril sebelum prosedur tato?

Bila kamu merasa tak nyaman, jangan ragu untuk mencari studio tato atau seniman tato lainnya.

Jika perlu, siapkan hal-hal berikut:

  • Tylenol atau obat antiinflamasi untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan di kulit
  • Obat antihistamin
  • Krim topikal untuk mengatasi kulit kering. Pastikan pilih produk hipoalergenik yang tidak ditambahkan pewangi

6. Setelah tato, lakukan perawatan kulit ini

Tanda Tato di Tubuhmu Terinfeksi dan Cara Mencegahnyailustrasi orang ditato (pexels.com/adrian-boustead)

Dilansir Harvard Health Publishing, merawat kulit usai mendapat tato sesegera mungkin sangat penting untuk mencegah infeksi. Inilah langkah-langkah perawatannya:

  • Setelah sesi tato selesai, lepaskan perban dalam waktu 3-5 jam. Cuci tangan dengan sabun antibakteri dan air hangat, lalu cuci bersih kulit yang ditato. Keringkan dengan tisu atau waslap kering, tepuk pelan.
  • Diamkan hingga kulit kering sendiri selama 5-10 menit, lalu oleskan salep penyembuh atau pelindung kulit.
  • Ulangi pembersihan, pengeringan, dan pengolesan salep sebanyak 3-5 kali dalam sehari selama empat hari.
  • Saat kulit yang ditato mulai mengelupas lapisan tipis kulit, jangan menggaruk atau mengopeknya. Pada titik ini, kamu bisa mengganti salep dengan pelembap. Jangan biarkan kulit yang ditato kering selama beberapa minggu pertama.
  • Segera periksa ke dokter bila area kulit yang ditato mengalami kemerahan dan pembengkakan yang persisten selama beberapa hari, demam, atau melihat adanya ruam di area tato.

Itulah tanda-tanda tato di tubuhmu mengalami infeksi serta cara penanganan dan pencegahannya. Bila kamu mengalami satu atau beberapa tanda-tandanya, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis kulit, ya!

Baca Juga: Cara Mengobati Luka Bakar Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya