Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Inflamasi Kronis yang Tak Boleh Diabaikan, Harus Cepat Diatasi

Waspadai kelelahan yang bisa jadi tanda inflamasi kronis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Waspada terhadap inflamasi atau peradangan merupakan salah satu usaha untuk menjaga kesehatan saat ini dan bertahun-tahun yang akan datang. Sebab, inflamasi diketahui menjadi bagian pada hampir setiap penyakit kronis.

Sebagai gambaran, inflamasi bisa menjadi respons terbatas terhadap cedera atau infeksi. Begitu semua sel dari respons inflamasi telah melakukan tugasnya dan luka sudah sembuh, inflamasi seharusnya menghilang. Namun, pada inflamasi kronis, ini dapat terjadi jika sistem kekebalan mencoba menangkis infeksi, tetapi tidak berhasil. Atau bisa juga terjadi jika sistem kekebalan tubuh menjadi kacau.

Karenanya, sangat penting untuk mengenali tanda-tanda inflamasi kronis dan mencari solusi untuk mengatasinya. Keep scrolling untuk tahu apa saja tanda inflamasi kronis pada tubuh, sehingga kamu bisa jadi lebih waspada.

1. Pencernaan yang buruk

ilustrasi sakit perut, salah satu tanda inflamasi kronis (pexels.com/Sora Shimazaki)

Inflamasi bisa ditandai dengan masalah pencernaan, seperti kembung, sakit perut, sembelit, dan feses yang terlalu cair. Ini lantaran inflamasi kronis di seluruh tubuh dapat berkontribusi pada sindrom usus bocor atau permeabilitas usus, yang dapat menyebabkan bakteri dan racun bocor melalui dinding usus ke seluruh tubuh, menurut studi pada jurnal Shock.

Lebih lanjut, masalah kebocoran usus ini dapat memicu peradangan sistemik yang terus-menerus dan berkontribusi pada gangguan pencernaan. Akibatnya, individu mungkin sering mengalami perut kembung dan buang air besar tidak teratur.

2. Tingkat energi rendah

Waspadai kelelahan yang bisa jadi tanda inflamasi kronis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selalu merasa lelah meskipun sudah mendapatkan cukup istirahat dan tidur malam adalah tanda bahwa tubuh sedang melawan inflamasi kronis. Ketika tubuh mengalami inflamasi secara kronis, sistem kekebalan tubuh tetap aktif dan terus bekerja lembur untuk mengatur responsnya.

Menurut studi pada Frontiers in Behavioral Neuroscience, sebagai akibatnya, peradangan kronis ini meningkatkan kebutuhan energi seluler untuk memastikan regenerasi sel kekebalan yang cepat dan selanjutnya menghabiskan bahan bakar yang kamu butuhkan untuk merasa berenergi penuh. Akibatnya, kamu terus-terusan merasa lelah tak peduli seberapa lama kamu berisitirahat.

3. Masalah kulit

ilustrasi perubahan kulit pada orang dengan diabetes (pixabay.com/PeachMoon)

Beberapa kondisi kulit, terutama ruam, umum terjadi pada berbagai penyakit autoimun yang diketahui menyebabkan inflamasi sistemik. Kondisi kulit inflamasi, seperti psoriasis dan psoriasis artritis berkembang ketika sistem kekebalan memicu peradangan yang menyerang sel-sel kulit. Bahkan, kondisi seperti artritis reumatoid kadang dapat memicu peradangan yang menyerang kulit.

Menurut penelitian dalam jurnal Giornale Italiano di Dermatologia e Venereologia, adanya kondisi kulit pada artritis reumatoid menunjukkan bentuk penyakit yang parah. Ini dapat berkembang menjadi komplikasi penyakit, seperti nodul reumatoid, sindrom Felty, livedo reticularis, dan vaskulitis reumatoid.

4. Produksi lendir berlebih

ilustrasi hidung tersumbat (pexels.com/cottonbro)

Tenggorokan atau hidung yang sering berlendir merupakan tanda adanya inflamasi. Lendir diproduksi oleh saluran udara bagian bawah sebagai respons terhadap peradangan, menurut studi pada The New England Journal of Medicine.

Beberapa masalah yang terkait inflamasi dapat memicu produksi lendir, seperti bronkitis kronis, pneumonia, fibrosis kistik, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Jika kamu sering mengalami produksi lendir berlebih yang terasa tidak nyaman, bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang sesuai.

5. Masalah keseimbangan

ilustrasi laki-laki merasa pusing (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Inflamasi dapat menyebabkan tubuh bertindak berlebihan dan menyerang sel-sel saraf. Ketika hal tersebut terjadi, sinyal saraf terganggu, dan individu mungkin akan merasa pusing, kehilangan keseimbangan, atau memiliki masalah saat berjalan.

Multiple sclerosis (MS) adalah salah satu penyakit inflamasi yang menyebabkan masalah keseimbangan. Ini lantaran MS memicu peradangan di bagian otak yang bertanggung jawab untuk memproses keseimbangan.

Lebih lanjut, dijelaskan dalam American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), kondisi inflamasi apa pun yang menyebabkan masalah penglihatan, telinga bagian dalam, dan sensorik juga dapat memengaruhi keseimbangan. Jadi, konsultasikan ke dokter jika mengamati adanya perubahan pada keseimbangan atau cara berjalan.

Inflamasi kronis terbukti meningkatkan risiko kondisi kesehatan yang serius. Jadi, apabila kamu mengalami tanda-tanda inflamasi kronis, periksakan diri ke dokter untuk menentukan sumber inflamasi. Selain itu, perubahan diet dan gaya hidup yang sehat dapat mengatasi inflamasi kronis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eka Ami
EditorEka Ami
Follow Us