Dikenal Ganas, 8 Fakta Virus Marburg yang Kini Tengah Disorot

Sebabkan demam hemoragik dengan tingkat kematian 88 persen

Negara Guinea Ekuatorial di Afrika Barat mengumumkan wabah penyakit virus Marburg pada pertengahan Februari. Setidaknya ada sembilan kasus yang dikonfirmasi laboratorium, tujuh di antaranya mengakibatkan kematian, dan kemungkinan 20 kasus orang mati dalam wabah ini, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Sekarang, pihak berwenang di Tanzania, di Afrika Timur, telah mengonfirmasi kasus pertama penyakit mematikan di negara tersebut. Pejabat kesehatan setempat sedang menyelidiki total delapan kasus, 5 di antaranya meninggal, dan mereka telah mengidentifikasi total 161 kontak yang sedang dipantau, seperti dilansir CNN.

Menurut WHO, penyakit akibat virus Marbug dikatakan sangat ganas yang menyebabkan demam hemoragik, penyakit menular yang dapat menyebabkan penyakit parah yang mengancam nyawa. Apa saja yang mesti diwaspadai? Simak fakta virus Marburg berikut ini. 

1. Catatan mengenai virus Marburg di masa lalu

Dikenal Ganas, 8 Fakta Virus Marburg yang Kini Tengah Disorotillustrasi virus Marburg (verywellhealth.com)

Berdasarkan WHO, virus Marburg adalah penyakit ganas yang menyebabkan demam hemoragik atau demam berdarah, dengan rasio kematian hingga 88 persen.

Dua wabah besar terjadi secara bersamaan di Marburg dan Frankfurt di Jerman, serta di Beograd, Serbia, pada Agustus tahun 1967. Inilah pengakuan awal terhadap penyakit tersebut.

Mengutip Gavi, pasien menunjukkan gejala penyakit menular: demam tinggi, kedinginan, nyeri otot, dan muntah. Kondisi mereka memburuk selama beberapa hari berikutnya, sampai mereka mengalami perdarahan dari setiap lubang di tubuh mereka, termasuk luka tusukan jarum. Total, 31 orang meninggal dunia.

Tiga bulan setelah wabah ini, ahli virologi di Marburg telah menemukan filovirus pertama, "sepupu" dari virus Ebola yang sama mematikannya. Virus itu dibawa oleh monyet hijau Afrika (Cercopithecus aethiops) yang terinfeksi dari Uganda. 

Kemudian, wabah dan kasus sporadis dilaporkan di Angola, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda. Pada tahun 2008, dua kasus independen dilaporkan pada pelancong yang mengunjungi gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus di Uganda.

2. Penularan virus Marburg

Dikenal Ganas, 8 Fakta Virus Marburg yang Kini Tengah Disorotilustrasi penyakit dari kelelawar (france24.com)

Awalnya, infeksi virus Marburg terjadi lewat kontak yang terlalu lama dengan tambang atau gue yang dihuni oleh koloni kelelawarRousettus yang masuk dalam famili Pteropodidae

Virus menyebar lewat penularan dari manusia ke manusia lewat kontak langsung (luka di kulit atau selaput lendir) dengan darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi, serta bisa juga lewat permukaan dan material (misalnya tempat tidur dan pakaian) yang terkontaminasi cairan tubuh tersebut.

Petugas kesehatan sering terpapar saat merawat pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi terjangkit virus Marburg. Ini terjadi karena kontak dekat dengan pasien, khususnya saat tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi tidak dilakukan secara ketat.

Penularan lewat peralatan injeksi yang terkontaminasi atau melalui luka tusukan jarum dikaitkan dengan penyakit yang lebih parah, kerusakan yang cepat, dan, mungkin, tingkat kematian yang lebih tinggi.

Upacara pemakaman yang melibatkan kontak langsung dengan tubuh pasien yang meninggal dunia juga dapat berkontribusi dalam penularan virus Marburg.

Baca Juga: Dari Ebola Hingga Antivaksin, Ini Ancaman Kesehatan Global Menurut WHO

3. Gejala virus Marburg yang harus diwaspadai

Dikenal Ganas, 8 Fakta Virus Marburg yang Kini Tengah Disorotilustrasi demam (freepik.com/peoplescreations)

Virus Marburg menyebabkan gejala yang datang tiba-tiba dan makin parah. Seperti Ebola, penyakit virus Marburg bisa membuat perdarahan parah yang dapat menyebabkan syok, kegagalan organ, hingga kematian.

Gejala infeksi virus Marburg meliputi:

  • Demam
  • Perasaan kurang sehat dan lesu (malaise)
  • Nyeri badan dan kepala
  • Gangguan gastrointestinal, termasuk diare berair, mual, dan kram, sering kali sekitar tiga hari setelah gejala muncul
  • keadaan lemah badan dan tidak ada dorongan untuk melakukan kegiatan, nafsu tidur berlebihan (letargi)
  • Ruam yang tidak gatal pada perut, dada, dan punggung, yang rata dan merah dengan benjolan kecil, mirip dengan ruam akibat demam scarlet
  • Perubahan neurologis seperti kebingungan, kejang, dan delirium
  • Pendarahan parah, biasanya 5-7 hari setelah mulai bergejala
  • Kegagalan organ
  • Kelainan darah termasuk jumlah darah putih rendah atau trombosit rendah
  • Kelainan pada ginjal, hati, dan fungsi pembekuan

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), dalam banyak kasus, gejala muncul sekitar satu minggu (5-10 hari) setelah seseorang terinfeksi virus Marburg. Akan tetapi, gejala tetap muncul kapan saja dari 2 hari hingga 3 minggu.

Berdasarkan penjelasan dari WHO, penyakit akibat virus Marburg sering berakibat fatal. Di mana saja dari 23 persen hingga 90 persen orang yang terinfeksi tutup usia karenanya, umumnya sekitar 8-9 hari setelah gejala pertama kali muncul.

4. Komplikasi yang dapat terjadi

Dikenal Ganas, 8 Fakta Virus Marburg yang Kini Tengah Disorotilustrasi penyakit parah (thompsons-scotland.co.uk)

Efek jangka panjang dari penyakit virus Marburg masih belum sepenuhnya dipahami seperti Ebola. Salah satu alasannya adalah tingkat kematiannya yang tinggi saat wabah berlangsung dan kelangkaan penyakit.

Konon, beberapa wabah meninggalkan beberapa petunjuk tentang bagaimana virus dapat memengaruhi kesehatan seseorang dalam jangka panjang. Berdasarkan laporan berjudul "Clinical aspects of Marburg hemorrhagic fever" dalam jurnal Future Medicine tahun 2011, komplikasi yang bisa terjadi mencakup:

  • Nyeri otot (mialgia)
  • Nyeri sendi (artralgia)
  • Pembengkakan pada hati (hepatitis)
  • Kelemahan (astenia)
  • Penyakit mata
  • Psikosis

6. Belum ada vaksin maupun obatnya

Dikenal Ganas, 8 Fakta Virus Marburg yang Kini Tengah Disorotilustrasi penanganan virus Marburg (fuzzyskunk.com)

Diakui WHO, hingga saat ini belum ada vaksin maupun terapi antivirus untuk penyakit akibat virus Marburg. Namun, terapi suportif, seperti rehidrasi baik oral maupun cairan intravena, dan pengobatan terhadap gejala spesifik dari pasien untuk meningkatkan kelangsungan hidup.

Terdapat antibodi monoklonal (mAbs) yang sedang dikembangkan dan antivirus, seperti Remdesivir dan Favipiravir, yang telah digunakan dalam studi klinis untuk penyakit akibat virus Ebola, yang juga bisa diuji untuk virus Marburg.

Pada Mei 2020, Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) memberi izin pemasaran kepada Zabdeno (Ad26.ZEBOV) dan Mvabea (MVA-BN-Filo) terhadap penyakit akibat virus Ebola. Mvabea mengandung virus yang dikenal sebagai Vaccinia Ankara Bavarian Nordic (MVA) yang telah dimodifikasi untuk menghasilkan empat protein dari ebolavirus Zaire dan tiga virus lain dari kelompok yang sama (filoviridae). Vaksin berpotensi melindungi terhadap penyakit akibat virus Marburg, tetapi kemanjurannya belum terbukti dalam uji klinis.

7. Siapa saja yang berisiko terjangkit virus Marburg?

Dikenal Ganas, 8 Fakta Virus Marburg yang Kini Tengah Disorotilustrasi penanganan wabah virus Marburg di Uganda (afro.who.int)

Dilansir Mayo Clinic, bagi kebanyakan orang, risiko terkena virus Marburg terbilang sangat rendah. Namun, risiko bisa meningkat jika:

  • Melakukan perjalanan ke Afrika, khususnya di wilayah wabah virus Marburg
  • Melakukan penelitian hewan, seperti monyet yang didatangkan dari Afrika
  • Merawat pasien yang terinfeksi virus Marburg
  • Mengurus pemakaman seseorang yang meninggal dunia akibat infeksi virus Marburg

8. Pencegahan paparan virus Marburg

Dikenal Ganas, 8 Fakta Virus Marburg yang Kini Tengah Disorotilustrasi virus Marburg (outbreaknewstoday.com)

Tindakan pencegahannya sendiri fokus pada menghindari paparan kontak dengan virus, seperti:

  • Hindari melakukan perjalanan ke area wabah
  • Cuci tangan sesering mungkin, layaknya pencegahan penyakit menular lainnya
  • Hindari konsumsi daging buruan hewan liar yang bisa dijual di pasar lokal
  • Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi
  • Hindari pakaian, tempat tidur, atau barang-barang lain orang tersebut yang mungkin telah menyentuhnya
  • Ikuti prosedur pengendalian infeksi
  • Jangan mengurus jenazah dari pasien yang meninggal dunia akibat virus Marburg tanpa protokol yang ketat

Itulah fakta mengenai penyakit akibat virus Marburg. Karena virus bisa menular dari orang ke orang, tindakan pengendalian infeksi yang sangat ketat diperlukan untuk mencegah orang-orang saling kontak, memastikan sampel laboratorium dibuang dengan hati-hati, serta memastikan prosedur penguburan yang aman. Ini penting demi meminimalkan risiko virus ini berpotensi menjadi pandemi di masa mendatang.

Baca Juga: 5 Fakta Mematikan Ebola, Apakah Indonesia Aman dari Penyakit Ini?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya