10 Penyakit Mematikan Ini Berhasil Diatasi pada Abad ke-20
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kemajuan ilmu kesehatan membantu kita menghindari penyakit-penyakit mematikan. Walaupun memang masih ada yang belum ditemukan obatnya, seperti HIV/AIDS, setidaknya sudah ada banyak penyakit yang risiko penularannya bisa ditekan dan dicegah.
Salah satu teknologi kesehatan yang memungkinkan pemberantasan penyakit adalah vaksinasi. Dilansir HowStuffWorks dan berdasarkan data Biro Sensus Amerika Serikat, harapan hidup orang pada awal abad ke-20 hanya 47,3 tahun dan itu meningkat drastis menjadi 77,85 tahun setelah masuk abad ke-21.
Inilah daftar penyakit yang telah berhasil diatasi pada abad ke-20.
1. Cacar air
Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster dan menyebabkan penderitanya merasakan gatal-gatal dengan adanya bentol-bentol kecil pada tubuh.
Berdasarkan laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), pada tahun 1995 di negara tersebut, ada 11 ribu kasus penderitanya harus dirawat di rumah sakit dan 100 kasus kematian terjadi setiap tahun. Akan tetapi, berkat adanya vaksinasi, angka kasusnya bisa ditekan.
2. Difteri
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae, yang membuat penderitanya mengalami masalah pada sistem pernapasan.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), mulai 2017 ada peningkatan kasus difteri yang terjadi di Indonesia. Sebanyak 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi melaporkan adanya kemunculan kasus penyakit ini. Total ada 622 kasus dan 32 di antaranya meninggal dunia. Penyebab utamanya dinilai karena minimnya cakupan imunisasi.
3. Haemophilus influenzae
Flu yang disebabkan bakteri Haemophilus influenzae tipe b (Hib) ini dapat menyebar melalui cairan tubuh lewat batuk atau bersin.
Penyakit ini tidak ada hubungannya dengan flu akibat virus. Akan tetapi, infeksinya bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, serta infeksi pada darah hingga sendi. Vaksin Hib sudah ditemukan pada 1985. Namun, laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan kasus ini masih banyak terjadi.
4. Malaria
Dilansir HowStuffWorks, ada sekitar 350 juta sampai 500 juta kasus malaria terjadi tiap tahunnya. Satu juta kasus fatal dan umumnya terjadi pada anak-anak di Afrika. Untuk pengobatannya sendiri, pasien malaria dirawat menggunakan obat-obatan pembunuh parasit yang bersemayam di darah.
5. Campak
Di masa lalu, campak sempat menjadi wabah yang mengerikan. Tidak terhitung berapa banyak yang terkena dan meninggal dunia karenanya.
Kabar baiknya, menurut keterangan dari WHO, pada tahun 2006 kasus kematian dari campak menurun drastis. Dari 871 ribu kasus menjadi 454 ribu kasus di antara 1994 sampai 2004. Semua itu bisa terwujud berkat adanya program imunisasi global.
Editor’s picks
Baca Juga: 15 Penyakit dengan Gejala Sakit Dada, Waspadai karena Bisa Fatal
6. Batuk rejan atau pertusis
Batuk rejan, pertusis, atau yang juga dijuluki batuk 100 ini sangat menular yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang bisa ditularkan lewat batuk. Anak-anak yang menderita penyakit ini umumnya akan batuk sampai mukanya memerah atau keunguan, dan tak jarang sampai menyebabkan muntah.
Vaksin untuk pertusis ditemukan pada tahun 1933. Namun, WHO memperkirakan ada 294 ribu kematian terjadi tiap tahun akibat pertusis secara global. Pada 2004, sebanyak 78 persen anak-anak di dunia sudah menerima tiga dosis vaksin penyakit ini.
7. Penyakit pneumokokus
Pneumokokus merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Streptococcus pneumoniae. Efek infeksinya beragam. Ada yang mengalami pneumonia, infeksi sinus, sampai meningitis. Pencegahan penyakit ini tentu saja melalui vaksinasi PCV yang bisa memberikan perlindungan maksimal pada anak-anak.
8. Polio
Kemenkes menyatakan Indonesia sudah bebas dari polio sejak 2014 silam. Itu semua berkat vaksinasi polio kepada semua balita di Indonesia. Meskipun begitu, vaksinasi tetap dianjurkan demi mencegah kemunculan kembali penyakit tersebut.
9. Tetanus
Tetanus adalah penyakit serius yang ditularkan melalui paparan spora bakteri Clostridium tetani yang hidup di tanah, air liur, debu, dan kotoran. Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka yang dalam, luka, atau luka bakar yang memengaruhi sistem saraf. Infeksi menyebabkan kontraksi otot yang menyakitkan, terutama otot rahang dan leher, dan umumnya dikenal sebagai lockjaw.
Menurut keterangan dari UNICEF, tetanus tidak dapat diberantas sepenuhnya karena Clostridium tetani ada di seluruh lingkungan di tanah dan kotoran banyak hewan yang berbeda.
Penyakit ini tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting di beberapa negara, terutama di negara atau distrik berpenghasilan rendah, di mana cakupan imunisasi rendah dan praktik kelahiran yang tidak bersih sering terjadi. WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2018 (tahun terakhir yang perkiraannya tersedia), 25.000 bayi baru lahir meninggal karena tetanus neonatorum, penurunan 88 persen dari situasi pada tahun 2000.
Laporan CDC menyebut jumlah kasus penyakit ini sudah sangat jarang bahkan pada era 1970-an. Ini berkat program imunisasi tetanus.
10. Demam tifoid
Demam tifoid atau dikenal sebagai tifoid atau tifus umumnya ditularkan lewat perantara air kotor atau makanan yang mengandung bakteri Salmonella typhi. Mereka yang terinfeksi biasanya akan mengalami bercak merah pada tubuhnya dan mengembangkan gejala seperti demam tinggi, sakit perut, lemas, dan penurunan nafsu makan.
Mengingat penyakit ini datang dari air yang terkontaminasi, negara-negara dengan sumber air yang bersih dan memadai sudah jarang mengalami kasus ini. Untuk mencegahnya, cuci tangan hingga perbaikan sumber air menjadi solusi utama.
Semua penyakit-penyakit di atas berhasil diatasi setelah memasuki abad ke-20 berkat munculnya kesadaran akan menjaga kesehatan dan kebersihan, begitu pula dengan imunisasi dan perawatan efektif seiring perkembangan teknologi medis.
Baca Juga: 10 Penyakit Ini Bisa Diberantas berkat Perkembangan Ilmu Kesehatan