Polusi lalu lintas membawa partikel halus yang ukurannya sekitar 30 kali lebih kecil dari sehelai rambut manusia. Partikel ini bisa dengan mudah menyusup ke dalam rumah.
Menghirup polusi lalu lintas menambah beban pada tubuh, dapat berupa detak jantung meningkat, pembuluh darah mengencang, dan dalam jangka panjang arteri bisa rusak. Semua ini berujung pada peningkatan risiko tekanan darah tinggi.
Bukan cuma kendaraan, asap kebakaran hutan juga menjadi sumber partikel halus yang signifikan. Sebuah penelitian di Montana, Amerika Serikat (AS), menemukan bahwa saat terjadi empat hari atau lebih kebakaran hutan, tekanan darah sistolik meningkat 3,83 mmHg dan diastolik 2,36 mmHg.
Secara global, dampak partikel halus ini sangat besar. Pada tahun 2015, polusi partikel halus tercatat sebagai penyebab 4,2 juta kematian di dunia, lebih dari separuhnya akibat penyakit kardiovaskular.
Kemudian, ada juga ancaman polusi udara di dalam rumah yang juga sama berbahayanya dengan polusi udara luar ruangan. Aktivitas sehari-hari seperti memasak atau merokok di dalam rumah menambah jumlah partikel berbahaya di udara.
Banyak orang menghabiskan waktunya di dalam ruangan. Paparan polusi dalam rumah bisa memicu sakit kepala, pusing, iritasi mata, penyakit pernapasan, masalah jantung, bahkan kanker. Risiko ini makin tinggi pada lansia serta orang-orang yang punya kondisi medis seperti penyakit jantung, diabetes, atau kolesterol tinggi.
Menggunakan air purifier bisa menjadi salah satu cara sederhana untuk menurunkan paparan polusi dalam ruangan, bahkan jika tidak tinggal dekat jalan raya padat, terutama bagi kelompok rentan yang lebih berisiko mengalami masalah kardiovaskular atau paru akibat paparan polusi udara.