Studi: Usia 45–69, Periode Rawan Otak Rusak akibat Polusi Udara

- Penelitian terbaru menemukan bahwa polusi udara ternyata juga bisa diam-diam merusak otak, terutama jika paparannya terjadi saat usia paruh baya.
- Usia 45–69 tahun dikatakan oleh peneliti sebagai periode rentan, yang mana polusi udara dapat menurunkan fungsi kognitif dan bahkan memicu kerusakan struktural pada otak.
- Perubahan yang terjadi di otak secara tidak normal menjadi penyebab demensia.
Selama ini, polusi udara lebih sering dikaitkan dengan penyakit jantung atau gangguan pernapasan. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa dampaknya bisa jauh lebih luas: polusi udara ternyata juga bisa diam-diam merusak otak, terutama jika paparannya terjadi saat usia paruh baya.
Temuan ini dipublikasikan oleh tim peneliti dari University College London and King's College London dalam jurnal The Lancet Healthy Longevity. Mereka mengidentifikasi usia 45–69 tahun sebagai periode rentan yang mana polusi udara dapat menurunkan fungsi kognitif dan bahkan memicu kerusakan struktural pada otak.
Penelitian ini mengikuti para partisipan selama hampir tiga dekade, dengan memantau paparan polusi seperti nitrogen dioksida dan partikel debu halus. Hasilnya cukup mengkhawatirkan, bahwa polusi udara di sekitar bisa mempercepat penurunan daya ingat dan kecepatan berpikir, bahkan sebelum gejala demensia muncul.
Setiap tahunnya, ada lebih dari 10 juta kasus baru demensia di dunia
Demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan kumpulan gejala yang muncul akibat berbagai penyakit, termasuk penyakit Alzheimer.
Perubahan yang terjadi di otak secara tidak normal menjadi penyebab demensia. Gejalanya membuat kemampuan berpikir dan mengingat menurun hingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan kemandirian. Selain itu, demensia juga bisa memengaruhi cara seseorang berperilaku, merasakan emosi, dan berhubungan dengan orang lain.
Diperkirakan, setiap 3 detik, ada satu orang di dunia yang mengalami demensia. Pada tahun 2020, diperkirakan lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia hidup dengan kondisi ini. Jumlah ini diprediksi hampir berlipat ganda setiap 20 tahun, mencapai sekitar 78 juta pada 2030 dan melonjak hingga 139 juta pada 2050.
Yang mengejutkan, sebagian besar peningkatan ini akan terjadi di negara-negara berkembang. Saat ini, sekitar 60 persen orang dengan demensia tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Angka ini bahkan diperkirakan naik menjadi 71 persen pada 2050. Pertumbuhan jumlah lansia tercepat terjadi di China, India, serta negara-negara tetangga di kawasan Asia Selatan dan Pasifik Barat.
Penuaan demografis memang menjadi tanda keberhasilan dunia dalam meningkatkan layanan kesehatan selama abad terakhir. Kini, makin banyak orang bisa hidup lebih lama dan lebih sehat, sehingga persentase penduduk lansia di dunia terus bertambah. Demensia memang paling sering menyerang kelompok lansia, meskipun kini makin banyak kasus yang terdiagnosis sebelum usia 65 tahun.
Setiap tahunnya, ada lebih dari 10 juta kasus baru demensia di dunia. Artinya, hampir satu kasus baru muncul setiap 3,2 detik. Ini merupakan peringatan bahwa demensia bukan sekadar angka, melainkan kenyataan yang makin dekat di sekitar kita.
Menemukan faktor risiko demensia, seperti polusi udara, menjadi sangat penting agar tren kenaikan kasus demensia bisa ditekan sedini mungkin.
Waspadai paparan nitrogen dioksida saat usia paruh baya

Dalam penelitian baru ini terungkap, paparan nitrogen dioksida saat usia paruh baya berkaitan dengan penurunan kecepatan berpikir sebesar 8,12 poin pada tes ingatan dengan 15 hal. Tingkat paparan yang lebih tinggi juga berhubungan dengan penurunan skor 0,59 poin pada Addenbrooke's Cognitive Examination III, tes standar untuk mendeteksi gangguan kognitif.
Yang menarik, efek ini tetap signifikan meski peneliti sudah memperhitungkan kemampuan kognitif saat masa kecil dan paparan polusi sebelumnya. Ini menandakan bahwa usia paruh baya adalah periode yang sangat rentan bagi otak yang terpapar polusi udara.
Dalam komentar dalam The Lancet, para ilmuwan sepakat bahwa mengurangi polusi udara butuh langkah kolektif. Beberapa ide praktis yang diusulkan misalnya membangun panti jompo jauh dari jalan raya ramai, memberi pedoman kepada dokter agar lebih mempertimbangkan dampak lingkungan pada pasiennya, hingga merancang program berbasis alam bagi orang dengan demensia.
Referensi
Thomas Canning et al., “Associations Between Life Course Exposure to Ambient Air Pollution With Cognition and Later-life Brain Structure: A Population-based Study of the 1946 British Birth Cohort.” The Lancet Healthy Longevity, July 16, 2025, 100724, https://doi.org/10.1016/j.lanhl.2025.100724.
"Dementia statistics." Alzheimer's Disease International. Diakses Juli 2025.
"Dementia: number of people affected to triple in next 30 years." WHO. Diakses Juli 2025.