Fakta seputar Teh Jati China, Benarkah Berbahaya?

Tidak direkomendasikan untuk diet

Pernah dengar teh jati China? Iya, obat herbal satu ini tidak jarang dipromosikan sebagai penurun berat badan. Namun, akhir-akhir ini, teh jati China justru viral di TikTok karena disebut-sebut bisa mengakibatkan gagal organ hingga kematian.

Hal ini diutarakan oleh akun TikTok, Yulia Baltschun (@yuliabaltschun), pada 13 November 2022. Dalam video bertajuk "MASA IYA MASIH GAK TOBAT ??", Yulia mengungkapkan berbagai testimoni kerabat atau pengguna teh jati China yang meninggal, gagal ginjal sampai cuci darah, sampai gagal hati.

@yuliabaltschun MASA IYA MASIH GAK TOBAT ?? #jaticina #tehjaticina #pelangsingherbal #tehpelangsing #tipsdiet #dietsehat #diet ♬ suara asli - Yulia Baltschun

Jika itu masalahnya, apakah benar teh jati China lebih baik tidak digunakan? Pertama-tama, yuk, berkenalan terlebih dulu dengan teh daun jati China.

Apa itu teh jati China atau Senna tea?

Fakta seputar Teh Jati China, Benarkah Berbahaya?bunga yang digunakan untuk meramu teh jati China (teahow.com)

Dilansir Healthline, teh jati China atau Senna tea adalah obat herbal dari daun, bunga, dan buah yang berasal dari spesies Cassia acutifolia (Alexandrian senna) atau Cassia angustifolio (Indian senna). Terlepas dari namanya, teh jati China sebenarnya berasal dari Mesir.

Ekstrak dan teh dari tanaman Senna memang sudah digunakan sebagai pencahar dan stimulan secara turun-temurun. Oleh karena itu, teh jati China saat ini umumnya dijual sebagai teh atau suplemen sembelit yang dijual bebas. Tak jarang, kita menemuinya sebagai minuman atau pil pelangsing badan.

Apa saja manfaat meminum teh daun jati?

1. Picu buang air besar

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, teh jati China digunakan sebagai pencahar dan melegakan sembelit. Menurut Healthline, kebanyakan orang akan merasakan efek pencahar perut teh jati China dalam waktu 6–12 jam.

Daun teh jati China mengandung komponen aktif yaitu senna glycoside atau yang umumnya disebut sennoside. Tak bisa diserap usus, sennoside bisa diurai oleh bakteri usus. Saat sennoside diuraikan, sel di usus besar mengalami iritasi ringan sehingga memicu buang air besar.

2. Melegakan sembelit

Fakta seputar Teh Jati China, Benarkah Berbahaya?ilustrasi sembelit atau konstipasi (freepik.com/pressfoto)

Selain memicu buang air besar, teh jati China bisa diandalkan untuk mengobati sembelit. Bukan hanya kerjanya di usus, teh jati China juga mencegah reabsorpsi air dan elektrolit di usus besar. Hasilnya, kadar cairan di usus bertambah dan tinja jadi lebih lunak.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) pada 2021 memeriksa keampuhan teh jati China untuk sebagai pencahar. Setelah menelaah 41 studi, para peneliti mendukung penggunaan teh ini sebagai pilihan pertama dalam mengobati sembelit.

3. Mempersiapkan kolonoskopi

Karena efek pencaharnya, tak jarang orang mengonsumsi teh jati China sebelum kolonoskopi. Tujuannya adalah untuk membersihkan usus besar sebelum pemeriksaan untuk skrining kanker kolorektal tersebut.

Dimuat dalam World Journal of Gastroenterology pada 2009, para peneliti Eropa meneliti keampuhan teh jati China dan agen lainnya untuk membersihkan usus. Meski terbukti, penelitian tersebut mencatat teh ini hanya salah satu dari agen sehingga efeknya jika digunakan sendiri belum diketahui untuk persiapan kolonoskopi.

Baca Juga: Viral di TikTok, Benarkah Air Rebusan Selada Bisa Bikin Cepat Tidur?

4. Kondisi pencernaan lainnya

Fakta seputar Teh Jati China, Benarkah Berbahaya?ilustrasi wasir (pixabay.com/Darko Djurin)

Teh jati China digunakan untuk mengobati sindrom iritasi usus besar (IBS), terutama IBS yang disertai sembelit. Akan tetapi, Verywell Health mencatat bahwa masih minim penelitian yang mendukung penggunaan teh daun jati China untuk IBS.

Selain itu, teh daun jati China juga umum digunakan untuk melegakan sensasi tidak nyaman akibat wasir. Selain pendarahan, rasa gatal, dan sakit, teh ini juga bisa mengatasi sembelit yang memperparah wasir. Meski begitu, efikasinya untuk melegakan gejala wasir belum ditelaah secara menyeluruh.

Dosis standar

BPOM AS (FDA) telah memberi lampu hijau untuk teh daun jati sebagai obat sembelit tanpa resep. Meski begitu, asupannya dibatasi hanya dua minggu, tidak boleh lebih. Dosis yang diatur FDA adalah:

  • Anak-anak: 8,5 mg per hari untuk memicu buang air besar sekali.
  • Anak-anak di atas 12 tahun dan dewasa: 17,2 mg per hari dan dibatasi 34,4 mg per hari.
  • Perempuan pascapersalinan: 28 mg per hari dan terbagi dalam dua dosis.
  • Lansia: 17 mg per hari

Tidak ada rekomendasi tertentu untuk teh daun jati China. Ini karena konsentrasi sennocide berbeda tergantung dari pembuatannya, dan teh yang dijual tidak menyebutkan berapa jumlah daun teh yang digunakan. Jadi, selalu lihat panduan konsumsi di label kemasan.

Bagi ibu hamil, konsultasi dulu dengan dokter sebelum meminum teh jati China atau pencahar lainnya. Medical News Today mencatat bahwa teh daun jati China aman untuk ibu menyusui jika digunakan sesuai takaran. Meski sedikit senyawa teh disalurkan ke bayi lewat ASI, tetapi nyatanya tidak berpengaruh signifikan ke tinja bayi.

Tidak direkomendasikan untuk diet

Fakta seputar Teh Jati China, Benarkah Berbahaya?ilustrasi timbangan berat badan (unsplash.com/i yunmai)

Teh daun jati China sering digunakan untuk menurunkan berat badan secara kilat. Padahal, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung teh jati China sebagai metode menurunkan berat badan atau detoksifikasi. Malah, jika digunakan dengan tujuan tersebut, malah berpotensi bahaya.

Selain bisa mengubah fungsi jaringan usus dan ketergantungan obat, diet kilat dengan teh jati China berpotensi gagal. Sebuah penelitian di AS pada 2020 terhadap lebih dari 10.000 perempuan mencatat bahwa penggunaan obat pencahar untuk diet enam kali lebih berisiko mengalami gangguan makan.

Efek sampingnya berkisar dari ringan sampai parah

Seperti obat lainnya, konsumsi teh daun jati China memang menyebabkan efek samping yang umumnya ringan. Namun, jika dikonsumsi dalam jangka panjang, berlebihan, atau tidak sesuai rekomendasi, bisa terjadi efek samping berbahaya. Efek samping ringannya antara lain:

  • Rasa tidak nyaman di perut.
  • Kram perut.
  • Diare.
  • Mual dan muntah.
  • Sensasi kembung di perut.

Panduan FDA mencatat teh jati China hanya boleh dikonsumsi tidak lebih dari dua minggu. Lebih dari itu (dari segi durasi dan dosis), maka bisa terjadi efek samping serius, seperti:

  • Kerusakan hati.
  • Gangguan elektrolit.
  • Gangguan irama jantung.

Jika mengalami efek samping parah, hentikan penggunaannya dan bergegas mencari pertolongan medis.

Beberapa orang tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi teh daun jati China

Fakta seputar Teh Jati China, Benarkah Berbahaya?ilustrasi teh jati China atau Senna tea (teacurry.com)

Verywell Health memperingatkan bahwa teh daun jati China tidak diperuntukkan bagi pasien:

  • Penyakit Crohn/ileitis.
  • Kolitis ulseratif.
  • Radang usus buntu.
  • Diare.
  • Dehidrasi.
  • Sakit perut.
  • Kondisi yang menyebaban obstruksi pencernaan.
  • Alergi teh jati China dan kandungannya.

Jika memiliki kondisi hati, jantung, atau ginjal, lebih baik konsultasi dulu ke dokter sebelum mengonsumsi teh jati China. Selain itu, orang-orang yang sedang menjalani pengobatan tertentu lebih baik menghindari teh daun jati China. Ini karena teh dapat berinteraksi dengan obat-obatan seperti:

  • Pengencer darah.
  • Diuretik.
  • Steroid.
  • Akar licorice.
  • Obat irama jantung.

Itulah fakta seputar mengenai teh jati China atau Senna tea. Meski ada manfaatnya, tetapi teh ini harus digunakan sesuai rekomendasi atau dengan izin dokter agar tidak menyebabkan komplikasi berbahaya.

Baca Juga: 20 Penyakit yang Bikin Berat Badan Turun Drastis, Bukan karena Diet!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya