Studi: Pemanis Buatan Tingkatkan Risiko Kanker

Jangan menambahkannya banyak-banyak ke dalam minuman, ya!

Gula memang manis, tetapi pemanis buatan tidak kalah manisnya. Dengan berbagai klaim yang "menyehatkan", pemanis buatan laris manis di seluruh dunia. BPOM Amerika Serikat (FDA) menjabarkan enam pemanis buatan yang teruji aman untuk dikonsumsi harian, yaitu:

  • Sakarin
  • Aspartam
  • Acesulfame potassium (Ace-K)
  • Sukralosa
  • Neotam
  • Advantam

Berbagai ahli gizi dunia masih khawatir dengan efek pemicu kanker (karsinogenik) dari pemanis buatan, terutama karena hasil penelitian hewan. Namun, penelitian terhadap manusia masih amat minim.

1. Studi libatkan lebih dari 100.000 partisipan

Studi: Pemanis Buatan Tingkatkan Risiko Kankerilustrasi minuman manis bersoda (healthkapook.com)

"Beberapa studi observasi mencari tahu hubungan antara risiko kanker dan konsumsi minuman dengan pemanis buatan, serta menemukan peningkatan risiko kanker dan mengisyaratkan bahwa pemanis buatan pada minuman adalah salah satu penyebabnya," ujar kepala peneliti, Charlotte Debras.

Oleh karena itu, para peneliti dari Sorbonne Paris Nord University, Prancis, merasa perlu untuk meneliti efek karsinogenik pemanis buatan. Dimuat dalam jurnal PLOS Medicine pada 24 Maret 2022, para peneliti secara spesifik meneliti efek karsinogenik dalam aspartam, Ace-K, dan sukralosa.

Untuk itu, penelitian bertajuk "Artificial sweeteners and cancer risk" ini melibatkan 102.865 partisipan. Para partisipan berasal dari NutriNet-Santé, studi yang berlangsung pada 2009–2021, dan para peneliti Prancis memantau para partisipan selama rata-rata 7,8 tahun.

2. Hasil: Pemanis buatan meningkatkan risiko kanker lebih dari 10 persen!

Setelah dipantau, para peneliti mencatat bahwa mereka yang mengonsumsi pemanis buatan terpapar risiko kanker yang lebih besar. Hal ini terlihat dari 3.358 insiden kanker dari total keseluruhan partisipan. Dengan kata lain, pemanis buatan meningkatkan risiko kanker hingga 13 persen.

"Temuan studi ini amat orisinal karena sepengetahuan kami, tak ada studi yang secara langsung memantau hubungan antara asupan pemanis buatan secara kuantitatif yang membedakan berbagai jenis pemanis dan risiko kanker," ujar Charlotte.

Para peneliti Prancis menemukan bahwa aspartam dan Ace-K meningkatkan kanker masing-masing 15 dan 13 persen. Hal ini ditemukan terutama untuk kanker payudara (979 kasus) dan kanker yang berkaitan dengan obesitas (2.023 kasus).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat bahwa obesitas juga meningkatkan risiko terkena kanker. Jadi, kanker yang berkaitan dengan obesitas adalah:

  • Kanker esofagus
  • Kanker payudara
  • Kanker kolorektal (usus besar)
  • Kanker rahim
  • Kanker kantong empedu
  • Kanker perut atas
  • Kanker ginjal
  • Kanker hati
  • Kanker ovarium
  • Kanker pankreas
  • Kanker tiroid
  • Meningioma
  • Multiple myeloma

Baca Juga: Gejala Tampak Ringan, tapi Bisa Mematikan! Ini 7 Fakta Kanker Ovarium

3. Aspartam dan Ace-K adalah pemanis yang paling digemari

Peneliti senior yang terlibat dalam studi tersebut, Dr. Mathilde Touvier, menjelaskan bahwa para peneliti Prancis menganalisis total pemanis buatan yang umum digunakan. Lalu, mereka menyeleksi pemanis buatan yang paling umum digunakan, yaitu Ace-K, aspartam, dan sukralosa.

"Perlu dicatat bahwa aspartam dan Ace-K adalah dua pemanis buatan yang paling umum dikonsumsi," ujar Dr. Mathilde kepada Medical News Today.

Namun, karena kedua pemanis buatan tersebut adalah yang paling dominan, maka dampak sukralosa bisa tertutupi. Oleh karena itu, butuh penelitian lebih lanjut yang memantau risiko karsinogenik pada sukralosa dan pemanis buatan lainnya.

"Tak terlihatnya hubungan antara sukralosa dan risiko kanker di studi ini perlu diwaspadai karena paparan sukralosa amat rendah dibanding aspartam dan Ace-K," tulis para peneliti.

Menurut Dr. Mathilde, faktor-faktor penyerta seperti konsumsi alkohol, garam, asam lemak jenuh, hingga produk susu tak dapat diabaikan. Namun, penelitian ini telah menyesuaikan faktor tersebut sehingga Dr. Mathilde menjamin minimnya bias dalam penelitian ini.

4. Pemanis buatan bukanlah alternatif gula

Studi: Pemanis Buatan Tingkatkan Risiko Kankerilustrasi menambahkan pemanis buatan ke dalam minuman (unsplash.com/Anita Jankovic)

Charlotte mengatakan bahwa studi ini tidak serta-merta membuktikan adanya hubungan antara pemanis buatan dan kanker. Bahkan, mustahil untuk membuktikan adanya hubungan antara pemanis buatan dan kanker atau dosis pemanis yang berisiko karsinogenik.

"Apa yang bisa kami peringatkan adalah dalam studi ini, konsumsi pemanis buatan terlalu tinggi (di atas 18 miligram/hari atau rata-rata 79,43 miligram/hari) terancam risiko kanker yang lebih tinggi," ujar Charlotte.

Pemanis buatan umum ditemukan dalam berbagai produk makanan dan minuman, dan tidak sedikit yang mengonsumsinya. Dengan temuan ini, diharapkan kita sadar bahwa pemanis buatan bukanlah alternatif gula karena bisa berbahaya untuk kesehatan.

"Temuan kami tak mendukung penggunaan pemanis buatan sebagai alternatif aman untuk gula di makanan atau minuman. Temuan ini juga memberi bukti dan informasi baru mengenai kontroversi dan potensi dampak kesehatan pemanis buatan," papar para peneliti Prancis dalam kesimpulannya.

Baca Juga: Kenali 6 Fakta Kanker Usus Besar, Penyebab Chadwick Boseman Meninggal

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya