Kabar Baik! Pfizer Klaim Paxlovid Ampuh Obati COVID-19 Varian Omicron

Aktivitas antivirus Paxlovid dapat menangkal varian Omicron

Pada awal November 2021, produsen bioteknologi Amerika Serikat (AS), Pfizer, mengumumkan pengembangan obat COVID-19, Paxlovid (nirmatrelvir dan ritonavir). Menemani Merck dengan Molnupiravir, Paxlovid ditemukan memiliki potensi keampuhan dalam mengobati COVID-19.

Sementara harapan tersebut muncul, lebih dari 2 minggu kemudian, dunia kembali dibuat khawatir dengan munculnya variant of concern (VOC) baru dari Afrika bagian selatan, B.1.1.529 (Omicron). Dengan mutasi yang "jorjoran", varian Omicron ditemukan lebih cepat menular dan ganas.

Setelah mengumumkan keampuhan dosis ketiga vaksinnya, perhatian dunia juga tertuju pada Paxlovid. Apakah bisa melawan varian Omicron? Pfizer memberikan kabar baik!

1. Betul, Paxlovid bisa membendung infeksi varian Omicron

Kabar Baik! Pfizer Klaim Paxlovid Ampuh Obati COVID-19 Varian Omicronilustrasi virus corona SARS-CoV-2 (imi.europa.eu/Image courtesy of the NIH CC 0)

Merilis pernyataan resmi pada Selasa (14/12/2021) kemarin, Pfizer mengabarkan hasil percobaan Paxlovid terhadap varian Omicron. Berita baiknya, Paxlovid bisa membendung infeksi varian Omicron.

"VOC yang muncul, seperti Omicron, telah menekankan pentingnya opsi pengobatan yang terjangkau untuk mereka yang tertular. Kami yakin bahwa—jika diizinkan—pengobatan ini berpotensi menjadi sarana penting untuk meredakan pandemik," ujar CEO Pfizer, Albert Bourla.

Pfizer mencatat bahwa secara in vitro, Paxlovid menunjukkan aktivitas antivirus terhadap varian Omicron dan VOC lainnya. Paxlovid menghambat protease 3CL pada Omicron. Hal ini membuktikan aktivitas antivirus Paxlovid yang ampuh menekan Omicron. Studi in vitro tambahan Paxlovid terhadap Omicron masih terus dijalankan.

2. Hasil lanjutan Paxlovid terhadap pasien COVID-19 berisiko tinggi

Kabar Baik! Pfizer Klaim Paxlovid Ampuh Obati COVID-19 Varian OmicronIlustrasi seorang pasien (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Dalam studi bertajuk "Evaluation of Protease Inhibition for COVID-19 in High Risk Patients" (EPIC-HR), Pfizer merekrut 2.246 pasien COVID-19 (sebelumnya 1.219). Dibandingkan dengan plasebo, Pfizer mencatat Paxlovid dapat mengurangi risiko rawat inap hingga kematian akibat COVID-19 hingga 88–89 persen.

Diberikan tiga hari setelah munculnya gejala, Pfizer mencatat bahwa dari 697 pasien COVID-19 yang menerima Paxlovid, hanya 5 pasien yang dirawat inap (0,7 persen). Hasil ini signifikan dibandingkan dengan 682 pasien yang menerima plasebo. Sebanyak 44 pasien (6,5 persen) dirawat inap dan 9 kematian. 

Diuji lima hari setelah munculnya gejala, dari 1.039 pasien yang meminum Paxlovid, hanya 8 (0,8 persen) yang dirawat inap dan tak ada kasus kematian. Hal ini berbeda ari 1.046 pasien yang menerima plasebo. Sebanyak 66 (6,3 persen) dirawat inap, dan 12 pasien meninggal.

Pada pasien lansia 65 tahun ke atas, risiko rawat inap dan kematian berkurang hingga 94 persen. Dari 94 pasien yang menerima Paxlovid, hanya 1 (1,1 persen) yang dirawat inap dan tidak ada kematian. Pada 98 pasien penerima plasebo, tercatat 16 kasus rawat inap (16,3 persen) dan 6 kematian.

Baca Juga: Obat Paxlovid dari Pfizer Ampuh Cegah Kematian akibat COVID-19

3. Hasil lanjutan Paxlovid terhadap pasien COVID-19 berisiko standar

Kabar Baik! Pfizer Klaim Paxlovid Ampuh Obati COVID-19 Varian OmicronSeorang pasien COVID-19 meletakkan kedua tangan di kepalanya. (ANTARA FOTO/REUTERS/Baz Ratner)

Dalam studi lanjutan bertajuk "Evaluation of Protease Inhibition for COVID-19 in Standard-Risk Patients" (EPIC-SR), Pfizer menguji Paxlovid terhadap pasien COVID-19 dengan risiko sedang ke rendah dan orang dewasa yang sudah divaksinasi dengan komorbiditas. Studi ini melibatkan 1.140 partisipan.

Bagi 333 pasien COVID-19 yang menerima Paxlovid, hanya dua yang dirawat inap dan tidak ada kasus kematian. Untuk 329 pasien COVID-19 penerima plasebo, sebanyak 8 (2,4 persen) pasien dirawat inap dan tanpa kematian.

Dalam penelitian lanjutan, dari 428 pasien COVID-19 yang meminum Paxlovid, sebanyak 3 pasien (0,7 persen) dirawat inap, dibandingkan dengan 10 (2,4 persen) dari 426 pasien yang menerima plasebo. Tak tercatat kasus kematian dalam skenario ini.

4. Paxlovid turunkan beban virus hingga 10 kali lipat

Kabar Baik! Pfizer Klaim Paxlovid Ampuh Obati COVID-19 Varian Omicronilustrasi SARS-CoV-2 (technologynetworks.com)

Setelah meneliti beban virus (viral load), faktor geografis, dan status serologi pada 499 pasien, Pfizer menemukan bahwa Paxlovid menurunkan beban virus hingga sekitar 10 kali lipat di studi EPIC-HR dan EPIC-SR.

"... [Paxlovid] menunjukkan pengurangan beban virus terkuat untuk obat oral COVID-19 sampai hari ini," tulis Pfizer.

Hal ini menunjukkan potensi keampuhan terhadap strain virus corona SARS-CoV-2. Pfizer juga mencatat bahwa dibanding plasebo, efek samping yang disebabkan juga berintensitas ringan.

5. Takaran Paxlovid yang diizinkan Pfizer

Kabar Baik! Pfizer Klaim Paxlovid Ampuh Obati COVID-19 Varian Omicronilustrasi Paxlovid, obat COVID-19 buatan Pfizer (alamy.com/Golib Golib Tolibov)

Pfizer menjamin bahwa data dari penelitian EPIC-HR telah disampaikan ke BPOM AS (FDA) untuk mempercepat proses permintaan izin penggunaan darurat (EUA) untuk Paxlovid.

Jika disahkan, Pfizer akan mengemas Paxlovid dalam dosis 300 miligram (2x150 miligram tablet) nirmatrelvir dan 100 miligram tablet ritonavir. Waktu pemberian obat adalah dua kali sehari selama 5 hari pengobatan COVID-19. 

Baca Juga: Merck: Molnupiravir Ampuh Tekan Kematian akibat COVID-19

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya