11 Fakta Sejarah Flu Babi, Virus yang Pernah Jadi Pandemik Global

Menjadi pandemi pertama setelah 41 tahun

Pada tahun 2009, dunia dihadapkan pada virus baru yang dikenal sebagai flu babi. Virus H1N1 baru ini merupakan tantangan besar yang harus dihadapi dunia, terutama mengingat fakta bahwa strain virus ini belum pernah terlihat sebelumnya pada hewan dan manusia.

Virus tersebut secara resmi diidentifikasi sebagai pandemi oleh WHO pada Juni 2009. Virus baru itu menyerang orang yang muda, dan mereka dengan kondisi kronis, anak-anak, serta wanita hamil. Saat dunia bergulat dengan pandemi virus korona pada tahun 2020, berikut adalah perjalanan dan kenangan pahit seputar pandemi yang mengejutkan sebagian besar dunia, peristiwa penting yang membentuk respon perawatan kesehatan masyarakat, pasca- periode pandemi, dan banyak lagi. 

1. Kontroversi terkait nama flu babi

https://www.youtube.com/embed/DeNqEexrxMs

Sebagaimana dijelaskan oleh Reuters pada April 2009, WHO ditekan oleh industri daging untuk menyebut virus itu sebagai influenza A (H1N1) alih-alih dinamakan flu babi. Istilah flu babi dianggap menyesatkan dan mengkhawatirkan karena jenis virus ini diketahui hanya menyerang manusia dan bukan hewan. 

Pernyataan dari WHO berbunyi, "Juga tidak ada risiko infeksi virus ini dari konsumsi daging babi dan produk babi yang dimasak dengan baik." Istilah flu babi membuat khawatir banyak negara yang memilih untuk berhenti mengimpor daging babi dari negara yang paling terkena dampak, seperti Meksiko dan Amerika Serikat, tempat kasus pertama kali diidentifikasi.

Thailand, yang diyakini sebagai salah satu produsen daging berpengaruh di dunia, menyebut penyakit itu "flu Meksiko", mengacu pada asalnya, seperti yang dilansir The New York Times. Mantan Menteri Pertanian, Tom Vilsack, menyatakan bahwa lebih baik menyebut virus itu dengan nama resmi dan ilmiahnya. "Ini bukan penyakit yang ditularkan melalui makanan, virus - tidak benar menyebutnya sebagai flu babi karena sebenarnya bukan itu masalahnya," katanya. 

2. Flu babi pertama kali terjadi pada tahun 2008

11 Fakta Sejarah Flu Babi, Virus yang Pernah Jadi Pandemik Globalmedicineworldcouncil.com

Menurut NPR, Virus H1N1 diyakini sebagai campuran eklektik: gen dari virus flu musiman yang menyerang manusia digabungkan dengan virus burung Amerika Utara dan virus yang ditemukan pada babi. Meskipun virus ini tidak dianggap lebih berbahaya daripada virus flu lainnya, namun ia dapat menjangkiti lebih banyak orang jika kekebalan tubuhnya lemah, terutama jika dibandingkan dengan flu musiman yang tidak berdampak luas. 

Secara umum, flu babi dikaitkan dengan jenis flu yang sering menyerang babi dan membuatnya sakit. Selain itu, belum diketahui memiliki tingkat kematian yang tinggi. Dilansir Nieman Foundation, virus influenza babi sering bermutasi. Babi ternyata bisa tertular influenza manusia, juga virus unggas. Babi juga menyebabkan jenis influenza baru jika memiliki dua atau lebih virus influenza, seperti yang terjadi pada flu babi tahun 2009. Beberapa jenis virus influenza telah diidentifikasi pada babi selama bertahun-tahun, termasuk H1N1.

Sejauh menyangkut virus 2009, meskipun berasal dari babi, virus itu menyebar melalui manusia. Menurut para ahli, flu babi pertama kali terjadi sekitar tahun 2008, tetapi kasus pertama kali ditemukan secara resmi pada tahun 2009. Ada kemungkinan bahwa virus tersebut menyebar di Meksiko pada tahun 2008 tetapi salah didiagnosis sebagai flu biasa. 

3. Flu babi menjadi epidemik di Meksiko

https://www.youtube.com/embed/bMR-0bF_Ob0

Pada bulan April 2009, virus dan penyebarannya menjadi sangat jelas di Meksiko karena menyebabkan kematian yang cukup ekstrim dan juga menyebabkan kepanikan karena kemungkinan besar akan menjadi pandemi. Menurut Guardian, penduduk setempat di Meksiko diminta untuk menerapkan protokol kesehatan seperti tidak berjabat tangan, berciuman, atau melakukan kontak dekat dengan orang lain.

Negara tersebut memutuskan untuk menutup tempat-tempat lokal, seperti teater, toko, dan museum. Penonton dilarang menghadiri acara olahraga, dan sekolah didesinfeksi. Petugas kesehatan juga meminta murid untuk pulang dan menghindari tempat umum jika terlihat sakit.

Mantan Direktur Jenderal WHO, Dr. Margaret Chan, mengeluarkan pernyataan, "Kami melihat adanya berbagai tingkat keparahan penyakit, dari ringan hingga parah dan tentu saja kematian," katanya. Sementara itu, seorang ahli flu di University of Michigan, Dr. Arnold Monto, mengatakan, "Kami melihat flu babi pada manusia selama beberapa tahun terakhir, dan dalam banyak kasus, itu berasal dari kontak langsung dengan babi. Namun, kali ini sepertinya berbeda." Dia menambahkan, penting untuk waspada dan terus mengamati perkembangan baru. 

4. Kelompok tertentu yang lebih rentan

https://www.youtube.com/embed/P3hpUb0UHAo

Sama seperti flu biasa, flu babi ditularkan melalui uap air pernafasan, dan tidak mungkin tertular dengan mengonsumsi daging babi. Seperti yang diilustrasikan oleh The Conversation, virus itu adalah pandemi pertama yang melanda dunia dalam 41 tahun terakhir. Yang mengkhawatirkan, penyebarannya jauh lebih cepat dari yang diperkirakan, karena ditemukan di setiap benua dalam beberapa minggu setelah pertama kali diidentifikasi. 

Virus ini juga mempengaruhi orang-orang dari kelompok yang berbeda.  Mereka yang lebih tua memiliki kekebalan terhadap virus ini, sementara anak-anak sangat rentan. Virus tahun 2009 menyebar dengan cepat, karena perjalanan internasional. Dibutuhkan 24 jam bagi virus untuk melakukan perjalanan ke seluruh dunia melalui penerbangan.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), wanita hamil memiliki risiko yang lebih besar daripada yang lain. Wanita hamil yang terkena flu babi biasanya terserang pneumonia dan persalinan dini. Ada juga korban jiwa. Kelompok berisiko tinggi lainnya adalah anak-anak dan mereka dengan sistem kekebalan yang terganggu serta masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Dilansir CNN, dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus, lebih dari 100 sekolah di AS ditutup sementara untuk mengatasi penyebarannya. 

5. Gejala flu babi mirip dengan strain influenza lainnya 

https://www.youtube.com/embed/0wK1127fHQ4

Baca Juga: Waspada Virus Flu Babi Baru, Kemenkes Pastikan Tidak Ada di Indonesia

Gejala flu babi tidak terlalu berbeda dengan flu biasa. Menurut PBS, beberapa gejala yang paling menonjol diantaranya demam, batuk, sakit kepala, mual, diare, nyeri otot, dan kedinginan. Selain itu, tingkat keparahan gejala berbeda-beda pada setiap individu. Misalnya, ada beberapa pasien yang mengalami demam, sementara ada yang hanya mengalami sakit kepala. Dan, ada juga yang mengalami hidung tersumbat sementara beberapa yang lainnya mungkin memiliki gejala tambahan seperti sakit tenggorokan dan kelelahan.

Gejala yang lebih parah terjadi pada anak-anak, diantaranya kesulitan bernapas, dehidrasi, demam disertai ruam, perubahan mood, dan banyak lagi. Sementara itu, orang dewasa dengan gejala yang lebih serius juga akan kesulitan bernapas dan mengalami rasa tidak nyaman maupun nyeri di dada atau perut. Mereka juga bisa mengalami kebingungan dan pusing bersamaan dengan mual dan muntah yang berulang. Jika pasien menunjukkan gejala ini ditambah dengan gejala mirip flu lainnya, mereka disarankan untuk segera mendapatkan bantuan medis. 

6. Pengobatan flu babi yang penuh hambatan

11 Fakta Sejarah Flu Babi, Virus yang Pernah Jadi Pandemik Globalndtv.com

Pada Juli 2009, pengobatan untuk flu babi menjadi kendala besar ketika para ahli menemukan bahwa obat antivirus Tamiflu tidak dapat mengatasinya. Menurut New Scientist, pemerintah berupaya untuk melakukan vaksinasi terkait pandemi tersebut. Para ahli juga menemukan bahwa virus H1N1 2009 masuk ke paru-paru jauh lebih dalam daripada flu biasa, itulah sebabnya, yang terkadang dapat mematikan.

Pada bulan September, produsen vaksin mengungkapkan bahwa vaksin flu babi yang diproduksi mereka dapat diberikan kepada pasien dan akan efektif dengan satu suntikan. Ini merupakan perkembangan positif karena memasok vaksinasi dalam jumlah besar merupakan tantangan besar pada saat itu. Pada bulan Oktober, upaya vaksinasi diluncurkan, tetapi masih banyak orang yang khawatir tentang keamanan vaksin tersebut.

7. Virus H1N1 ini tidak begitu mematikan dibandingkan pandemi lain

11 Fakta Sejarah Flu Babi, Virus yang Pernah Jadi Pandemik Globalreportshealthcare.com

Dilansir laman USA Today, menurut laporan CDC, flu babi mempengaruhi lebih dari 60 juta orang di AS saja dari April 2009 hingga April 2010. Jumlah total kematian diperkirakan sekitar 12.500, sementara pasien rawat inap diperkirakan sekitar 274.000. Di seluruh dunia, sekitar 151.700 hingga 575.400 kematian yang dikaitkan dengan flu babi.

Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Journal of American Medical Association bahwa meskipun jenis H1N1 ini menyebar agak cepat, ia tidak mematikan atau berbahaya seperti beberapa di antaranya. "Itu menyebar dengan sangat cepat, tetapi tingkat kematiannya cukup rendah, dan itulah alasannya mengapa tidak disebut sebagai pandemi yang sangat serius, meskipun menyebar dengan sangat cepat," imbuh Fauci.

8. Kelompok yang menjadi prioritas utama akan divaksin terlebih dahulu

11 Fakta Sejarah Flu Babi, Virus yang Pernah Jadi Pandemik Globalyahoo.com

Petinggi dari CDC dihadapkan tantangan berat untuk mencari tahu kelompok mana yang harus diberi akses vaksin flu babi terlebih dahulu. Kelompok yang diprioritaskan diantaranya petugas kesehatan, anak-anak dan remaja antara usia 6 bulan dan 18 tahun, dan mereka yang berusia kurang dari 64 tahun dengan kondisi kesehatan yang berisiko. Karena pilihan vaksinasi terbatas, kelompok rentan dan mereka yang berisiko mengalami gejala serius dari virus H1N1 divaksinasi terlebih dahulu. Seperti yang dilaporkan oleh ABC News, wanita hamil dan pasien yang lebih muda menjadi prioritas utama.

Sebuah studi di jurnal medis Lancet menyoroti fakta bahwa wanita hamil yang dinyatakan sehat meninggal setelah tertular flu babi. Penulis penelitian, Dr. Denise Jamieson, berkata, "Jika seorang wanita hamil curiga jika dia menderita influenza, memiliki gejala mirip influenza, hal pertama yang perlu dia lakukan adalah menghubungi layanan kesehatannya dan mencari tahu apa yang perlu dia lakukan." Pakar lain, John Barry, penulis buku, "The Great Influenza," setuju dan mengatakan, "Saya pikir wanita hamil harus menjadi prioritas, di atas sana bersama petugas kesehatan."

9. Tanggapan pemerintah setelah ditemukannya kasus flu babi

11 Fakta Sejarah Flu Babi, Virus yang Pernah Jadi Pandemik Globalguardian.co.uk

Seperti yang diungkapkan Health Affairs, setelah kasus ditemukan, pejabat kesehatan di AS mulai bekerja dan melacak kasus, mempelajari spesimen di laboratorium, mencari upaya pengobatan, menyebarkan informasi di antara masyarakat tentang virus, membagikan obat antiviral, dan banyak lagi. Mantan Presiden Barack Obama, CDC, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS), dan Departemen Keamanan Dalam Negeri bekerja sama dalam upaya memerangi virus baru. 

Sementara itu, di Eropa, masyarakat diminta untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke zona yang paling berdampak, seperti Meksiko dan AS. Menurut The Guardian, komisaris kesehatan Uni Eropa, Androulla Vassiliou, meminta warganya untuk melakukan hal yang sama. Vassiliou berkata, "Secara pribadi, saya akan mencoba untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke daerah yang dilaporkan berada di tengah cluster untuk meminimalkan risiko pribadi dan untuk mengurangi potensi risiko penyebaran infeksi ke orang lain." 

10. Kasus flu babi mereda sebelum bulan november 2009

11 Fakta Sejarah Flu Babi, Virus yang Pernah Jadi Pandemik Globalblessone.in

Dikutip laman Science Mag, pada Agustus 2010, direktur WHO Margaret Chan mengatakan, "Kita sekarang sedang memasuki periode pasca-pandemi. Virus H1N1 sebagian besar baru berjalan dengan sendirinya". Menurut Chan, virus itu masih ada, tetapi menjadi jenis flu yang berbeda dan tidak akan menjadi penyebab wabah besar lagi.

Chan menyarankan agar semua negara untuk tetap waspada dan terus mencari tanda-tanda virus yang tidak biasa. Singkatnya, pandemi berlangsung selama sekitar 16 bulan, menurut Conversation. Hingga Agustus 2019, WHO memperkirakan flu babi menewaskan 18.449 orang di 214 negara. Jumlah keseluruhan kasus diyakini 6.724.149.

11. Opsi untuk mengobati flu babi

11 Fakta Sejarah Flu Babi, Virus yang Pernah Jadi Pandemik Globaltimesnownews.com

Setelah wabah berakhir, surat edaran yang berisi pedoman dirilis, menasihati masyarakat tentang tata cara menangani gejala flu babi. Menurut WHO, vaksin influenza merupakan salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap virus. Menurut CDC, beberapa hal utama untuk memerangi virus H1N1 adalah obat antivirus yang diresepkan oleh perawatan kesehatan profesional. Obat-obatan ini sangat penting bagi mereka yang memiliki gejala serius atau berisiko lebih besar mengalami komplikasi.

CDC menyarankan kepada mereka yang terinfeksi virus seperti H1N1 untuk mengisolasi diri sendiri agar tidak menulari orang lain. Selain itu, pasien juga disarankan untuk istirahat yang cukup agar pulih lebih cepat, memastikan agar tetap terhidrasi, dan mengkonsumsi obat penurun demam dan pereda nyeri seperti ibuprofen agar merasa lebih baik. 

Ada baiknya, kita belajar dari sejarah pandemi di masa lalu, seperti flu babi yang pernah menghebohkan dunia. Bagaimana nih pendapat kalian? 

Baca Juga: Kementan Klaim Sedang Kembangkan Vaksin Flu Babi Afrika

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya