TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penyebab Sianosis, Kondisi Membirunya Tangan akibat Kurang Oksigen

Rona kebiruan pada kulit, gusi, kuku, atau selaput lendir

ilustrasi sianosis (ejvesreports.com)

Pernahkah kamu memperhatikan perubahan tangan dan jari-jarimu, misalnya terjadi perubahan warna jadi kebiruan? Bila kamu mengalaminya, kamu perlu waspadai karena kondisi tersebut dikenal sebagai sianosis.

Dilansir Healthgrades, sianosis atau cyanosis adalah rona kebiruan pada kulit, gusi, kuku, atau selaput lendir karena kurangnya oksigen dalam darah. Saat darah teroksigenasi penuh maka akan tampak merah terang. Namun, saat kekurangan suplai oksigen, darah akan berwarna ungu tua atau merah kebiruan. Kurangnya suplai oksigen dalam darah ke bagian tubuh, seperti dasar kuku, kulit, atau selaput lendir, menyebabkan bagian tubuh tersebut berwarna kebiruan.

ilustrasi sianosis di jari tangan (commons.wikimedia.org/WaltFletcher)

Sianosis diklasifikasikan menjadi tiga jenis:

  • Sianosis sentral: warna kebiruan umum pada tubuh dan selaput lendir
  • Sianosis periferal: perubahan warna kebiruan pada tangan, ujung jari tangan atau jari kaki, dan terkadang di sekitar mulut
  • Sianosis diferensial: perubahan warna kebiruan yang tidak merata antara ekstremitas atas dan bawah

Sianosis bisa berarti tidak ada cukup oksigen dalam darah, atau seseorang punya sirkulasi darah yang buruk. Bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius, berikut ini adalah daftar kemungkinan penyebab sianosis.

1. Ikatan perban yang terlalu kuat

ilustrasi perban tangan (unsplash.com/Payam Tahery)

Apakah saat ini kamu menggunakan plester atau perban di area tanganmu? Ikatan yang terlalu kuat bisa menjadi penyebab sianosis, karena ikatan yang terlalu kencang dapat menghalangi lajur penyebaran darah. Dalam kasus sederhana, dilansir Healthline, pakaian atau aksesori yang terlalu ketat juga dapat menyebabkan sianosis.

2. Kondisi dingin yang ekstrem

ilustrasi suhu dingin (wfmj.com)

Laporan berjudul "Central and Peripheral Cyanosis” yang dipublikasikan oleh StatPearls menyebut bahwa paparan suhu dingin meningkatkan durasi penyebaran darah di seluruh tubuh. Sianosis bisa terjadi lantaran darah tidak tersalurkan sesuai waktu pada umumnya, menyebabkan kondisi kekurangan darah.

Baca Juga: Jari Kaku Tidak Bisa Lurus, Ini 8 Fakta seputar Trigger Finger

3. Kondisi sekitar yang rendah oksigen

ilustrasi mendaki gunung (unsplash.com/nasim dadfar)

Berada di area tinggi, seperti di gunung, juga bisa menyebabkan sianosis karena makin tinggi suatu daerah, makin rendah pula kadar oksigennya. Dilansir HowStuffWorks, Dr. Lisa Moreno-Walton dari American Academy of Emergency Medicine menyebutkan bahwa mereka yang mengalami sianosis karena hal ini, turun dari area tinggi bisa memulihkannya.

4. Mendapatkan trauma pendarahan

ilustrasi pendarahan di tangan (pexels.com/RODNAE Productions)

Sianosis datang dari kurangnya oksigen pada tubuh dan oksigen dalam tubuh disalurkan sepenuhnya lewat darah. Apabila darah tak mampu mencapai target organ karena adanya pendarahan, entah itu pendarahan internal maupun eksternal, kadar oksigen yang dibutuhkan organ menjadi tidak terpenuhi dan memunculkan sianosis.

5. Masalah pada fungsi jantung

ilustrasi kesehatan jantung (health.harvard.edu)

Laman resmi Cincinnati Children’s Hospital Medical Center menyebut bahwa masalah paling umum yang dapat menyebabkan sianosis adalah abnormalitas jantung. Jantung harusnya memompa darah ke seluruh tubuh dan menampungnya kembali setelah dibersihkan organ paru-paru. Namun, karena adanya masalah, fungsi tersebut tidak berjalan secara semestinya.

Masalah pada jantung yang dapat menyebabkan sianosis di antaranya:

  • Cacat jantung yang hadir saat lahir (bawaan)
  • Gagal jantung
  • Jantung berhenti bekerja (henti jantung)

6. Penggunaan obat-obatan

ilustrasi obat-obatan (uroweb.org)

Sianosis juga bisa terjadi karena konsumsi obat-obatan tertentu. Dilansir National Health Service, obat beta blocker yang dipakai untuk menangani tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa menyebabkannya.

Selain itu, overdosis obat juga bisa menimbulkan sianosis, misalnya heroin.

Baca Juga: Jari-jari Terasa Kaku? Waspadai Rheumatoid Arthritis

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya