TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketahui Sebelum Terlambat, 7 Perbedaan Heat Stroke dan Heat Exhaustion

Heat stroke harus ditangani sesegera mungkin

ilustrasi heat stroke dan heat exhaustion (IDN Times/Shukma Sakti)

Hampir memasuki musim kemarau, teman-teman! Itu bisa dirasakan bagaimana angin yang terkadang berembus sangat kencang dan di siang hari udaranya sangat panas. Buat yang tak tahan panas, kamu mesti berhati-hati karena bisa saja kamu pingsan terpapar suhu tinggi tersebut.

Ada dua kondisi yang mengancam pada kondisi cuaca yang panas, yaitu heat stroke dan heat exhaustion. Kadang orang menganggapnya sama, padahal penanganannya berbeda dan ada satu kondisi yang tergolong gawat darurat. Berikut ini adalah perbedaan antara keduanya yang perlu kamu ketahui.

1. Perbedaan antara heat stroke dan heat exhaustion dari sumber panasnya

ilustrasi kelelahan akibat kepanasan (ecommunity.com)

Baik heat stroke maupun heat exhaustion sama-sama menyebabkan lemas dan menunjukkan suhu tubuh yang tinggi. Namun, bila diperhatikan lagi, keduanya punya sumber masalah yang berbeda.

Dilansir Popular Science, heat exhaustion atau kepanasan parah atau kelelahan akibat suhu tinggi, adalah kondisi yang terjadi saat kamu terpapar suhu tinggi atau panas dan sering disertai dehidrasi. Jadi, ini lebih dari kepanasan biasa. Sebagai contoh adalah tubuh yang memanas karena olahraga. Ini bisa dicek dengan termometer, yang hasilnya akan menunjukkan suhu tubuh yang lebih tinggi.

Sementara itu, heat stroke atau pitam panas datang dari luar tubuh. Ini merupakan kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas karena tubuh tidak mampu mengontrol suhu badan. Pada kondisi ini, tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai 40 derajat Celcius atau bisa lebih.

Heat stroke umumnya terjadi karena paparan suhu panas dari lingkungan sekitar di luar batas toleransi tubuhnya. Misalnya lama di luar ruangan saat cuaca sedang amat terik. Selain itu, bisa juga dipicu oleh olahraga atau aktivitas fisik yang berlebihan.

2. Gejala yang harus dikenali

ilustrasi seseorang yang sedang kepanasan (goodto.com)

Secara gejala, heat stroke dan heat exhaustion sering menunjukkan tanda-tanda yang mirip. Keduanya bisa memunculkan gejala di kepala, tetapi orang yang mengalami heat stroke lebih merasakan kepala seperti ditusuk-tusuk, sedangkan pada kasus heat exhaustion lebih pada pusing.

Selain itu, heat exhaustion juga membuat penderitanya mengalami kram otot, napas yang tersengal-sengal, mual, dan denyut nadi cepat tapi lemah. 

Untuk heat stroke, denyut nadi yang dirasakan cepat dan kuat, serta umumnya penderita menunjukkan kulit yang memerah, kering, dan panas ketika disentuh.

Baca Juga: Tak Biasa, Ini 7 Penyebab Kamu Sering Kepanasan dan Berkeringat

3. Heat stroke lebih berbahaya

ilustrasi pingsan (askadamskutner.com)

Heat stroke adalah kondisi yang harus sangat diwaspadai karena masuk dalam kondisi darurat medis. Bila tidak mendapatkan penanganan secepat mungkin, heat stroke dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan organ internal tubuh. Bahkan, kondisi ini bisa mengancam nyawa penderitanya.

Yang bikin heat stroke lebih berbahaya lagi adalah karena kondisi ini bisa terjadi secara tiba-tiba.

4. Mendinginkan suhu tubuh adalah solusi utama kedua masalah ini, tetapi heat stroke perlu penanganan lebih cepat

ilustrasi pingsan akibat kepanasan (123rf.com)

Ada alasan kenapa heat stroke bisa mengancam nyawa penderitanya bila terlambat ditangani.

Suhu tubuh yang terlalu tinggi bisa menyebabkan sistem saraf mengalami kerusakan. Ini nantinya bakal berujung kepada gagalnya fungsi organ hingga otak yang tidak seimbang. Protein sel pada organ-organ penting tersebut akan rusak, memunculkan adanya infeksi dan ketidakmampuan menyaring racun yang ada dalam tubuh.

5. Mengetahui terlebih dahulu masalahnya jadi hal penting dalam mengambil tindakan

ilustrasi mendinginkan tubuh dengan air dingin (loyolamedicine.org)

Pada kasus heat stroke, pendinginan tubuh harus segera dilakukan. Berteduh, mencari air dingin dan membasuh diri atau meminumnya adalah beberapa cara untuk penanganan heat stroke. Usahakan untuk menurunkan suhu tubuh ke 38,3 sampai 38,9 derajat Celsius.

Selain itu, langkah-langkah ini juga bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama:

  • Memindahkan orang yang mengalami heat stroke ke ruangan sejuk dan tertutup
  • Menyingkirkan pakaian yang tidak penting, misalnya jaket, syal, dan sebagainya
  • Mengipasi penderita sambil membasahi kulitnya dengan air dingin dari spons, lap, atau selang
  • Kompres es di bagian pangkal paha, leher, ketiak, dan punggung
  • Membenamkan penderita ke dalam bak berisi air sejuk atau ke bawah pancuran air sejuk

Pada kasus heat exhaustion, kamu harus mencari tahu pemicunya terlebih dulu. Bisa jadi karena aktivitas olahraga yang terlalu berat atau dehidrasi. Kalau sudah diketahui pemicunya, maka mengistirahatkan diri selama beberapa waktu, mencari tempat yang sejuk, dan minum air akan menguranginya. 

Bila memungkinkan, kamu juga bisa berendam air dingin, menyemprotkan air ke kulit, mengipasi diri atau berada di depan kipas angin, atau kompres dingin juga bisa membantu menurunkan suhu tubuh.

6. Cara mencegah heat stroke dan heat exhaustion

ilustrasi anak-anak berlindung di bawah payung. (unsplash.com/Vidar Nordli-Mathisen)

Baik heat exhaustion maupun heat stroke bisa dengan mudah diantisipasi. Pertama, kamu bisa mencegahnya dengan mengenakan pakaian yang longgar, tidak panas, tetapi tetap menutupi tubuh dari paparan langsung sinar matahari.

Selain itu, selalu bawa botol air minum ke mana-mana, khususnya saat beraktivitas di luar ruangan saat cuaca sedang panas terik. Akan lebih baik lagi bila minuman tersebut adalah minuman elektrolit.

Selain itu, pertimbangkan juga waktu untuk beraktivitas di luar ruangan. Bila ingin olahraga, lebih baik melakukannya di dalam ruangan yang sejuk atau lakukan olahraga saat cuaca lebih bersahabat, misalnya pada pagi atau sore hari. 

Baca Juga: Heat Stroke, Kondisi Darurat akibat Tubuh Kepanasan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya