TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Kebiasaan Simpel Ini Bertentangan dengan Medis, Kamu Pernah Lakukan?

Yakin kamu pernah juga melakoni salah satunya, nih

ilustrasi kerokan punggung (twitter.com/bank_indonesia)

Sebagai warga Indonesia, negara kita ini memang terkenal akan keragaman kebudayaan serta tradisi. Meski zaman sudah berubah menjadi lebih modern, tak jarang kita masih dihadapkan dengan kebiasaan-kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang.

Beberapa kebiasaan sederhana yang lumrah dilaksanakan banyak masyarakat Indonesia berikut ini ternyata bertentangan dengan medis, lho! Tambah wawasan, langsung saja simak ulasannya di bawah ini, ya!

1. Minum kopi langsung setelah bangun tidur

ilustrasi memegang kopi (unsplash.com/Iris Juana)

Banyak orang menikmati secangkir kopi sesaat setelah bangun tidur. Namun, dalam penelitian yang tertulis pada laman ncbi.nlm.nih.gov, dijelaskan bahwa minum kopi terlalu cepat setelah bangun akan mengurangi efek energi yang ditimbulkan. Hal ini dikarenakan hormon kortisol berada pada tingkat puncaknya saat bangun tidur.

Kortisol adalah hormon yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus. Selain itu, hormon ini juga mengatur metabolisme, respons sistem kekebalan tubuh, hingga tekanan darah. Berdasarkan penelitian yang termuat dalam laman ncbi.nlm.nih.gov, minum kopi saat kadar kortisol mencapai puncaknya dapat meningkatkan kadar hormon tersebut secara signifikan yang kemudian dapat merusak sistem kekebalan tubuh kita.

2. Tidak menggunakan tabir surya di dalam ruangan

ilustrasi tabir surya (unsplash.com/Wisconsin Hemp Scientific)

Kebanyakan orang hanya menggunakan tabir surya ketika cuaca sedang panas atau saat pergi ke pantai. Padahal, baik di rumah, di kantor, maupun di jalanan, kulit kita selalu terpapar oleh sinar ultraviolet. Sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker ini dapat menembus masuk ke ruangan melalui jendela-jendela kaca.

Sinar ultraviolet terdiri atas sinar UVA dan sinar UVB. Sinar UVA berpengaruh pada munculnya risiko kanker kulit. Oleh karena itu, justru sebenarnya kita dianjurkan untuk mengoleskan tabir surya atau SPF terutama jika kamu duduk di dekat jendela atau di dalam ruangan yang terpapar banyak sinar matahari.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Sederhana yang Bikin Otak Jadi Pintar

3. Tidak memakan telur dan daging bila ada luka di tubuh 

ilustrasi anak terjatuh (stocksy.com/akela)

Para tetua sering memberikan nasihat kepada orang-orang muda agar menghindari telur dan daging saat luka karena takut luka tidak kunjung kering. Nyatanya, anjuran ini sangat berkebalikan dengan fakta medis, lho!

Tubuh kamu malah membutuhkan banyak protein untuk membantu membangun dan memperbaiki otot, kulit, dan jaringan tubuh lainnya. Protein juga sangat membantu untuk melawan infeksi, menyeimbangkan cairan tubuh, dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kamu pun sangat dianjurkan makan lebih banyak protein untuk membantu mempercepat proses penyembuhkan luka.

4. Bila merasa angin duduk, maka harus dipijat atau dikerok

ilustrasi sakit perut (webmd.com)

Apabila seseorang menderita angin duduk, jangan langsung dipijat atau dikerok, ya, guys! Banyak laporan yang menunjukkan bahwa penderita penyakit tersebut yang justru akan meninggal ketika dipijat.

Hal yang tepat dilakukan untuk mengatasi gangguan ini adalah pemberian oksigen dan obat. Selain itu, penanganan masaah ini juga memerlukan tindakan diagnostik khusus. Kamu perlu lebih hati-hati dan waspada, ya, karena salah penanganan dapat berakibat sangat fatal!

5. Memakai selimut ketika demam

ilustrasi memakai selimut (unsplash.com/Snowy Vin)

Demam biasanya dikaitkan dengan kondisi suhu tubuh yang tidak nyaman dan menggigil seperti orang kedinginan. Namun, tergantung pada usia, kondisi fisik, dan penyebab demam, kamu mungkin memerlukan perawatan medis yang berbeda-beda terhadap setiap kondisi demam. Banyak ahli yang menjelaskan bahwa demam adalah pertahanan alami tubuh terhadap suatu infeksi.

Ketika mengalami demam, jangan tutupi tubuh dengan selimut. Memakai pakaian tebal atau selimut justru dapat menaikkan panas tubuh secara signifikan. Bahkan, efek peningkatan suhu, terutama pada anak-anak, berpotensi menyebabkan kejang-kejang, lho. Cara menurunkan demam yang tepat adalah dengan memperbanyak minum air putih, mandi air hangat, istirahat cukup, dan memakai pakaian ringan sebagai penutup tubuh.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Kebiasaan Menunda-nunda, Cari Tahu Alasannya! 

Verified Writer

Aii gie

Si Pengembara

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya