TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Varian Baru B.1.1.529, Sudah Jadi Variant of Concern

Apakah varian baru ini lebih ganas dari varian Delta?

ilustrasi virus corona SARS-CoV-2 (IDN Times/Aditya Pratama)

Layaknya organisme hidup lainnya, strain virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 terus bermutasi. Belum selesai dunia bertarung dengan B.1.617.2 atau varian Delta, terdeteksi lagi satu varian baru dari benua Afrika, yaitu B.1.1.529.

Bagi benua Afrika, keluarnya varian tersebut menambah masalah selain B.1.351 atau varian Beta. Tentu saja, pengertian akan B.1.1.529 dapat membantu dunia mencegah klaster dan wabah baru lagi.

Per 26 November 2021, Badan Kesehatan Dunia (WHO) resmi menetapkan varian B.1.1.529 yang menimbulkan kenaikan kasus di Afrika Selatan sebagai Variant of Concern (VOC) dan diberi nama Omicron.

Apa saja yang diketahui tentang varian B.1.1.529 atau Omicron? Mari simak faktanya di bawah ini.

1. Varian baru B.1.1.529 mengalami hingga lebih dari 50 mutasi

ilustrasi virus corona SARS-CoV-2 (imi.europa.eu/Image courtesy of the NIH CC 0)

Dilansir Nature, para peneliti baru mengetahui B.1.1.529 di Botswana. Saat itu, mereka melihat bahwa varian ini mengalami lebih dari 50 mutasi, termasuk lebih dari 30 mutasi pada protein spike-nya. Mutasi-mutasi tersebut juga terlihat di variant of concern (VoC) seperti varian Delta dan B.1.1.7 (Alpha).

Akibatnya, varian B.1.1.529 ini diduga memiliki kemampuan penularan dan pengelakan antibodi yang lebih tinggi. Di sisi lain, B.1.1.529 juga memiliki mutasi yang justru membuatnya lebih mudah dideteksi oleh tes genotipe yang hasilnya lebih cepat dari pengurutan genom.

Direktur Centre for Epidemic Response and Innovation (CERI), Tulio de Oliveira, mengatakan dalam utas Twitter-nya bahwa dalam 2 minggu saja, B.1.1.529 adalah varian terbanyak kedua (75 persen) di Afrika Selatan, selain varian Delta.

2. Penyebaran kasus

ilustrasi virus corona SARS-CoV 2 (pixabay.com/PIRO4D)

Per 26 November 2021, sebanyak 77 kasus varian B.1.1.529 ditemukan di Provinsi Gauteng (yang juga mencakup Johannesburg), Afrika Selatan, dan tiga kasus di Botswana. Hasil awal penelitian membuktikan bahwa B.1.1.529 telah menyebar lebih jauh dari Gauteng.

"Ini membuat kami khawatir bahwa varian ini telah beredar lebih luas," ujar Richard Lessells, epidemiolog di University of Kwazulu-Natal.

Sementara itu, hanya satu yang ditemukan di luar Afrika, tepatnya di Hong Kong. Diduga, kasus impor di Hong Kong terjadi karena pasien baru pulang dari Afrika Selatan.

Menteri Kesehatan Inggris, Sajid Javid, mengatakan di Twitter bahwa tim UK Health Security Agency (UKHSA) tengah meneliti varian baru tersebut. Namun, karena varian ini, Inggris menutup pintunya untuk enam negara Afrika, yaitu:

  • Botswana
  • Afrika Selatan
  • Etwatini
  • Lesotho
  • Namibia
  • Zimbabwe

Baca Juga: 6 Fakta seputar AY.4.2, Varian Virus Corona Turunan Delta

3. Apakah varian B.1.1.529 lebih berbahaya daripada varian Delta?

ilustrasi SARS-CoV-2 (technologynetworks.com)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, B.1.1.529 memiliki lebih banyak mutasi dari varian-varian sebelumnya. Bahkan, mutasi-mutasi ini juga terlihat pada varian ganas seperti Delta dan Alpha. Apakah hal ini berarti B.1.1.529 ini berpotensi lebih berbahaya dari Delta?

Direktur Clinical Operational Research Unit di UCL, Dr. Christina Pagel, ikut bersuara di Twitter bahwa B.1.1.529 kemungkinan besar lebih ganas dari Delta dan varian C.1.2. Kedua varian tersebut diketahui memiliki tingkat penularan dan pengelakan imun yang tinggi. Namun, Christina menekankan bahwa bahaya B.1.1.529 masih diteliti saat ini.

"Jumlah dan tipe mutasi B.1.1.529-lah yang mengkhawatirkan virolog dan imunolog," tulis Christina.

Intinya, sejauh ini belum ada bukti kalau varian Omicron lebih berbahaya, dalam artian lebih berisiko rawat inap dan meninggal dunia, dibanding varian Delta. Penelitian tetap diperlukan untuk mengetahui kemampuan varian ini.

4. Rapat darurat WHO

Kantor pusat Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss. (WHO.int)

Jumlah kasus yang meroket di Afrika Selatan menarik perhatian WHO dan akhirnya diadakanlah rapat darurat pada Jumat (26/11/2021) untuk membicarakan B.1.1.529 dan apa yang harus dilakukan.

"Kami tak tahu banyak tentang ini. Yang kami tahu adalah varian ini memiliki mutasi berjumlah besar. Masalahnya, mutasi yang banyak ini dapat berdampak pada perilaku virus," ujar Dr. Maria van Kerkhove, epidemiolog dan kepala teknis tim tanggap COVID-19 WHO.

"Saat ini, para peneliti tengah bahu-membahu untuk mengerti letak mutasi pada protein spike dan situs pembelahan furin, serta potensinya pada diagnosis, perawatan, dan vaksinasi COVID-19," papar Maria dalam sebuah video yang beredar di media sosial WHO.

5. Apakah bisa ditangkal dengan vaksinasi?

ilustrasi penyuntikan vaksin (ANTARA FOTO/Soeren Stache/Pool via REUTERS)

Saat ini, potensi B.1.1.529 melawan vaksin dan sebaliknya masih belum diketahui. Dikutip Nature, Penny Moore, pakar virologi di University of Witwatersrand, Johannesburg, masih terlalu awal untuk meragukan keampuhan vaksin terhadap B.1.1.529.

Sebelumnya, Penny dan timnya telah memaparkan kemampuan varian Beta untuk menghindari antibodi. Penny dan tim berencana untuk menguji kemampuan virus untuk menghindari antibodi dan respons imun lainnya. Dari model komputer awal, B.1.1.529 diduga dapat menghindari antibodi dari sel T pada sistem imun.

"Banyak mutasi yang kami tahu memang bermasalah. Namun, lebih banyak lagi [mutasi] yang berpotensi lebih baik dalam menghindari sistem imun," ujar Penny.

Baca Juga: Potensi Keampuhan Mix-and-Match Vaksin COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya