TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Sepertiga Penyintas COVID-19 Laporkan Long COVID

Setahun setelah sembuh, long COVID melanda!

ilustrasi COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Terkena COVID-19 bukan berarti akhir segalanya. Pasien COVID-19 memiliki harapan untuk pulih, terutama yang sudah divaksinasi. Namun, dampak COVID-19 ternyata masih tetap mengintai.

Fenomena long COVID, yaitu saat gejala COVID-19 membandel setelah infeksi, dikeluhkan oleh berbagai penyintas COVID-19. Kapan atau berapa lama long COVID bisa terjadi?

1. Melibatkan lebih dari 150.000 partisipan

Dalam sebuah studi pracetak di Denmark yang dimuat dalam medRxiv pada 28 Februari 2022 lalu, para peneliti mengundang 152.880 partisipan berusia 15 tahun ke atas. Para partisipan terbagi menjadi dua kelompok:

  • Positif COVID-19 dari September 2020–April 2021: 61.002 partisipan.
  • Negatif COVID-19 dalam periode yang sama: 91.878 partisipan.

Dipimpin oleh Statens Serum Institute (SSI), data dikumpulkan 6, 9, atau 12 bulan setelah tes melalui kuesioner daring mengenai gejala saat infeksi, gejala pascainfeksi (long COVID), demografis, hingga gaya hidup. Hasil juga telah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan komorbiditas.

Disclaimer: Riset bertajuk "Post-acute symptoms, new onset diagnoses and health problems 6 to 12 months after SARS-CoV-2 infection: a nationwide questionnaire study in the adult Danish population" ini belum melewati ulasan sejawat atau peer review, sehingga hasil bisa berubah sewaktu-waktu dan belum bisa dijadikan patokan medis absolut.

Baca Juga: Paparan Polusi Udara Tingkatkan Keparahan COVID-19

2. Sepertiga penyintas COVID-19 laporkan long COVID

ilustrasi infeksi virus corona COVID-19 (IDN Times/Mardya Shakti)

Sekitar 6–12 bulan, para peneliti Denmark menemukan bahwa risiko 18 dari 21 gejala COVID-19 meningkat dan dalam kelompok pasien positif COVID-19, sekitar sepertiga (29,6 persen) mengalami setidaknya satu gejala pascainfeksi. Gejala-gejala yang paling umum adalah:

  • Penurunan indra penciuman atau disosmia (10,92 persen).
  • Penurunan indra pengecapan atau disgeusia (8,68 persen).
  • Keletihan (8,43 persen).
  • Sesak napas atau atau dispnea (4,87 persen).
  • Lemah pada lengan dan kaki (4,68 persen).

3. Gejala psikis long COVID juga mengintai

Selain itu, partisipan yang positif COVID-19 juga mengalami gejala psikis pascainfeksi. Gejala-gejala long COVID pada psikis tersebut meliputi:

  • Keletihan fisik (40,45 persen).
  • Keletihan mental (32,58 persen).
  • Gangguan konsentrasi (28,34 persen).
  • Gangguan memori (27,25 persen).
  • Gangguan tidur (17,27 persen).
  • Kecemasan atau anxiety (1,15 persen).
  • Depresi (1 persen).

Gejala psikis tersebut terlihat pada lebih dari setengah (53,1 persen) partisipan positif COVID1-9. Persentase tersebut cukup tinggi, dibanding partisipan negatif COVID-19 yang mana hanya 11,5 persen yang mengalami gejala psikis.

Baca Juga: 1 dari 7 Pasien COVID-19 Anak dan Remaja Berisiko Mengalami Long COVID

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya