TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diidap Aliando Syarief, Ini 5 Tips Hidup Bahagia dengan OCD

Cara mudah hidup berdampingan dengan OCD

ilustrasi obsessive compulsive disorder (OCD) atau gangguan obsesif kompulsif (unsplash.com/Annie Spratt)

Menyentuh benda kotor langsung buru-buru cuci tangan bahkan sampai berkali-kali, atau tak bisa melihat barang berantakan hingga harus berulang-ulang merapikannya, ini merupakan gejala gangguan obsesif kompulsif alias obsessive-compulsive disorder (OCD).

OCD adalah kondisi psikologis saat rasa takut atau cemas timbul, membuat penderitanya melakukan sesuatu berulang-ulang agar rasa takut tersebut hilang.

Mengutip International OCD Foundation, diperkirakan 100 juta orang di berbagai negara hidup dengan OCD. Di Tanah Air, aktor Aliando Syarief baru-baru ini mengabarkan bahwa dirinya didiagnosis terkena OCD, dan kondisi ini membuatnya kesulitan untuk beraktivitas.

Apakah kamu termasuk orang dengan OCD? Atau kamu tinggal dengan penderita gangguan ini? Bila iya, tak perlu cemas. Ada beberapa cara yang bisa diupayakan agar kualitas hidup tetap terjaga dan bahagia.

1. Jaga makan agar mood tetap stabil

ilustrasi konsumsi makanan sehat (pexels.com/Nathan Cowley)

Pada orang dengan OCD, menjaga suasana hati tetap stabil adalah hal penting. Nah, salah satunya adalah dengan menjaga pola makan.

Dilansir WebMD, cobalah untuk mengonsumsi nutrisi, protein, dan karbohidrat kompleks agar tubuh tetap "seimbang". Agar tidak terus-terusan waswas, hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, soda, dan minuman berenergi. Bila dikonsumsi apalagi dalam jumlah besar, dikhawatirkan mood bisa naik turun.

Baca Juga: Kenali 5 Tanda Penyakit OCD yang Wajib Diwaspadai Sejak Dini Ini

2. Kenali sinyal OCD dan langsung tangani

ilustrasi obsessive compulsive disorder (OCD) atau gangguan obsesif kompulsif (PlusLexia.com/Jesper Sehested Pluslexia.com)

Tips yang satu ini penting bagi kamu yang mengidap OCD atau tinggal dengan orang yang punya OCD. Karena pikiran obsesif sulit ditebak, kamu bisa memperhatikan perubahan perilakunya, seperti:

  • Bengong dalam waktu lama.
  • Melakukan sesuatu berulang-ulang.
  • Membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakan satu tugas, bahkan bisa sampai begadang.
  • Cepat marah, bahkan karena hal kecil.
  • Susah tidur.
  • Mengurung diri.
  • Perubahan pola makan.

Bila tampak perubahan perilaku tersebut, ada kemungkinan OCD kambuh. Jangan malah dimarahi atau dikritik, karena malah dapat menyinggung dan penderita jadi makin menyendiri.

3. Sudah merasa tidak tenang? Tidur saja

ilustrasi tidur malam (pexels.com/Ivan Obolelinov)

Kalau tiba-tiba rasa waswas dan pikiran negatif muncul, lebih baik tidur saja untuk mencegah kekambuhan.

Memang ini tak selalu mudah, tetapi bukan hal mustahil, kok! Supaya tidur lebih efektif, berhentilah menatap layar gawai 90 menit sebelum tidur dan/atau mandi air hangat. Hal ini terbukti dalam sebuah penelitian Amerika Serikat (AS) yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep Medicine Reviews tahun 2019.

Selain mandi air hangat, kamu juga bisa menciptakan suasana yang pas untuk tidur. Misalnya dengan meredupkan atau mematikan lampu dan nyalakan AC agar ruangan sejuk. Berbaringlah di kasur, bentangkan selimut, peluk guling, lalu pejamkan mata dan tidurlah.

4. Hargailah pencapaian pengidap OCD

ilustrasi senyum bahagia (pexels.com/just name)

Salah satu keluhan yang sering diceritakan oleh pengidap OCD adalah bahwa mereka merasa kurang diapresiasi. Mereka melakukan sesuatu yang bagi mereka berharga, tetapi lingkungan di mana mereka tinggal menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak penting.

International OCD Foundation mengatakan bahwa lingkungan OCD, baik keluarga atau teman, harus memberikan dukungan dan apresiasi terhadap apa pun yang dilakukan pengidap OCD. Dengan begitu, orang-orang dengan OCD akan tetap positif dan bisa menjalani hidup dengan maksimal.

5. Agar tidak dihantui pikiran negatif, yuk, gerakkan badan dan meditasi!

ilustrasi joging (unsplash.com/Curtis MacNewton)

Saat dihantui oleh OCD, tubuh secara otomatis memproduksi hormon kortisol alias hormon stres. Walaupun berguna dalam dosis kecil, tetapi hormon kortisol yang kadarnya berlebihan dapat merusak tubuh, mulai dari tumbuh jerawat, depresi, hingga penyakit jantung.

Agar kadar hormon kortisol tetap seimbang, olahragalah secara rutin. Tak perlu yang berat-berat, joging keliling kompleks atau olahraga ringan di rumah juga bisa membuat tubuh tetap aktif dan menjaga kadar kortisol.

ilustrasi sedang meditasi (pexels.com/ Andrea Piacquadio)

Kalau kamu bukan tipe orang yang ingin menggerakkan badan, kamu juga bisa tetap di rumah dan melakukan aktivitas yang membuatmu tenang. Misalnya melukis, meditasi, atau yoga agar tubuh dan pikiran tetap santai. Pilih saja yang membuatmu tenang dan rutin lakukan selama 30 menit setiap harinya.

6. Berkomunikasi dengan pengidap OCD secara singkat, padat, dan jelas

ilustrasi mengobrol (freepik.com/freepik)

Salah satu perilaku pengidap OCD yang mungkin sering bikin jengkel adalah mereka terus mencari penghiburan diri. Contoh, saat meninggalkan rumah, mereka akan terus bertanya:

"Pintu sudah saya sudah kunci, kan? Tadi, saya sudah matikan kompor, kan? Hmm... Tadi harusnya sudah, deh."

Meski sudah dijawab, tetapi mereka akan terus menanyakannya berulang-ulang. Kabar buruknya, makin kamu berusaha meyakinkan mereka, mereka malah bisa makin tidak yakin. Kalau kamu salah jawab, itu malah bisa memicu kekambuhan OCD-nya.

Oleh karena itu, disarankan untuk tidak buang-buang energi untuk menjelaskan hingga terperinci. Cukup jawab saja pertanyaan mereka dengan simpel dan dengan nada yang lembut, sehingga mereka akan merasa yakin dengan dirinya.

Baca Juga: Bukan Cuma Satu, Ini 5 Tipe Gangguan OCD yang Wajib Kamu Tahu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya