TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Endoftalmitis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Keadaan darurat medis dengan risiko tinggi kebutaan

ilustrasi endoftalmitis (pexels.com/Ron Lach)

Endoftalmitis atau endophthalmitis adalah infeksi yang jarang terjadi pada bola mata. Kondisi ini terjadi di dalam jaringan atau cairan mata karena infeksi bakteri ataupun infeksi jamur.

Endoftalmitis adalah keadaan darurat medis dengan risiko tinggi kebutaan. Kondisi ini memerlukan diagnosis dan pengobatan segera dari dokter spesialis mata. Endoftalmitis dapat diobati dengan antibiotik, tetapi kasus yang parah mungkin memerlukan pembedahan.

1. Apa itu endoftalmitis?

Endoftalmitis dengan hipopion luas yang konsisten dengan infeksi aktif. (flickr.com/Community Eye Health/International Centre for Eye Health iceh.lshtm.ac.uk, London School of Hygiene & Tropical Medicine)

Endoftalmitis adalah infeksi bakteri atau jamur pada mata. Kondisi ini memengaruhi cairan atau jaringan bola mata, termasuk cairan bening yang disebut sebagai aqueous humor yang membantu penyaluran nutrisi ke jaringan-jaringan di mata, serta cairan vitreous humor yaitu gel bening yang mengisi sekitar 80 persen volume bola mata serta hampir seluruhnya terdiri dari (98 persen) air. Komponen lainnya adalah garam anorganik, lipid, kolagen, dan glukosaminoglikan.

Aqueous humor adalah cairan yang ada di bagian depan mata, sedangkan humor vitreous adalah zat seperti jeli yang ada di bagian belakang bola mata.

Mikroorganisme yang menyebabkan jenis infeksi ini masuk ke mata melalui cedera pada bola mata atau selama operasi pada bola mata. Dalam kasus yang jarang, mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa mencapai mata lewat aliran darah.

Endoftalmitis bisa diidentifikasi ketika mata mengeluarkan cairan putih atau kuning. Kornea juga bisa menunjukkan kekeruhan berwarna putih. Dalam beberapa kasus, endoftalmitis dapat terjadi dengan sangat cepat, meskipun bisa juga berkembang secara perlahan dan menetap untuk waktu yang lama, mengutip WebMD.

2. Gejala

Gejala terjadi sangat cepat setelah infeksi. Mereka biasanya akan terjadi dalam 1–2 hari, atau terkadang hingga 6 hari setelah operasi atau trauma pada mata. Gejalanya meliputi:

  • Sakit mata yang memburuk setelah operasi atau cedera pada mata.
  • Penurunan atau kehilangan penglihatan.
  • Mata merah.
  • Keluar nanah dari mata.
  • Kelopak mata bengkak.

Gejala juga bisa terjadi kemudian, seperti enam minggu setelah operasi. Gejala-gejala ini cenderung lebih ringan dan dapat termasuk:

  • Penglihatan kabur.
  • Sakit mata ringan.
  • Kesulitan melihat cahaya terang.

Apabila mengalami salah satu dari gejala di atas, segera temui dokter. Makin cepat endoftalmitis diobati, maka makin kecil kemungkinannya menyebabkan masalah penglihatan yang berlanjut dan serius.

Baca Juga: Ulkus Kornea: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

3. Penyebab dan jenis

ilustrasi operasi katarak (pexels.com/Isaac Hermar)

Dua jenis utama endoftalmitis dan penyebabnya adalah:

1. Endoftalmitis eksogen (exogenous endophthalmitis)

Ini merupakan jenis endoftalmitis yang lebih sering terjadi. Penyebabnya adalah masuknya benda menular dari luar dan sumber benda asing ini bisa bermacam-macam.

Beberapa mungkin masuk ke dalam mata dari instrumen yang digunakan dalam prosedur pembedahan. Sumber lain dapat berupa segala jenis cedera mata atau luka tusukan pada mata.

Pada orang yang menjalani operasi mata, ia mungkin merasakan gejala endoftalmitis dalam beberapa hari. Ketika gejala muncul dengan cepat, orang tersebut mungkin mengalami endoftalmitis akut.

Operasi katarak adalah prosedur mata yang paling umum, tetapi ini jarang menyebabkan endoftalmitis.

Dalam beberapa kasus, gejalanya mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk muncul. Jenis ini disebut endoftalmitis kronis, biasanya disebabkan oleh masuknya jenis bakteri atau jamur tertentu.

2. Endoftalmitis endogen (endogenous endophthalmitis)

Jenis endoftalmitis ini lebih jarang terjadi dan bukan disebabkan oleh bakteri atau jamur. Ini dimulai dengan infeksi di bagian tubuh mana pun yang mencapai mata setelah beberapa waktu. Sumber infeksi bisa di saluran kemih atau darah.

4. Diagnosis

Dirangkum dari laman American Academy of Ophthalmology, dokter spesialis mata akan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis gejala. Dokter akan melihat mata pasien dan menguji penglihatan. Dokter juga akan menanyakan operasi, prosedur mata, atau cedera pada mata baru-baru ini.

Apabila pasien mengalami cedera mata, dokter mungkin akan memesan tes ultrasonografi (USG) untuk melihat apakah terdapat benda asing di mata.

Jika dokter mencurigai pasien memiliki infeksi, ia akan memesan tes yang disebut aqueous/vitreous tap. Tes ini melibatkan penggunaan jarum kecil untuk mengeluarkan cairan dari bola mata. Cairan tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk diuji apakah ada infeksi.

5. Pengobatan

ilustrasi penyuntikan antibiotik (pexels.com/RF._.studio)

Menyuntikkan antibiotik atau obat antijamur di mata membantu menjaga penglihatan dan melindungi mata dari serangan bakteri lebih lanjut. Pemilihan antibiotik akan tergantung pada jenis organisme yang menyebabkan infeksi. Beberapa dokter juga memilih antibiotik intravena.

Apabila penglihatan pasien sangat buruk, dokter mungkin akan memberikan obat kortikosteroid. Jika pasien mengalami peradangan parah dan nyeri di mata, pasien mungkin juga menerima steroid untuk mengurangi gejala tersebut. Steroid bisa diberikan secara oral atau lewat suntikan ke mata setelah perawatan antibiotik.

Dalam kasus yang serius, dokter dapat merekomendasikan operasi untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi dari mata. Prosedur ini dapat mencegah infeksi memburuk.

Dalam kasus ekstrem, prosedur bedah yang disebut vitrektomi mungkin diperlukan. Dalam prosedur ini, dokter mengeluarkan gel vitreous yang terinfeksi dari mata, kemudian obat disuntikkan untuk mencegah infeksi di masa depan.

Terdapat risiko komplikasi dari pengobatan endoftalmitis, tetapi risiko ini dapat dikurangi dengan mengikuti saran perawatan dari dokter. Secara khusus, pastikan kamu tahu bagaimana dan kapan harus menggunakan obat tetes mata atau salep mata antibiotik yang diresepkan.

Apabila dokter memberikan penutup mata, pastikan untuk tahu di mana dan cara memasangnya dengan benar. Mungkin kamu akan butuh perekat untuk menjaga penutup mata tetap di tempatnya.

Selain itu, pastikan untuk memenuhi janji temu yang telah ditentukan oleh dokter.

Baca Juga: Ablasi Retina: Penyebab, Gejala, Jenis, dan Pengobatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya