TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sakroiliitis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Sumber umum nyeri punggung bawah, bokong, atau paha

ilustrasi sakroiliitis atau sacroiliitis (pexels.com/Kindel Media)

Sakroiliitis atau sacroiliitis adalah kondisi peradangan pada salah satu atau kedua sendi sakroilaka. Kedua sendi ini terletak di mana sakrum (bagian terakhir berbentuk segitiga dari tulang belakang) bertemu dengan ilium (bagian dari panggul).

Sakroiliitis adalah sumber umum nyeri punggung bawah atau nyeri di bokong atau paha. Kondisi ini sering kali sulit untuk didiagnosis karena banyak kondisi lain yang menyebabkan rasa sakit di lokasi yang sama.

1. Apa itu sakroiliitis?

Panggul terdiri dari beberapa tulang dan sendi yang berbeda. Seperti semua persendian, persendian di panggul rentan terhadap peradangan dan keausan. Sendi sakroiliaka bergabung dengan tulang panggul (ilium) ke bagian bawah tulang belakang (sakrum). Sebagai sendi yang menopang tubuh bagian atas dan bawah, ia mengalami banyak tekanan.

Ketika sendi sakroiliaka teriritasi, aus, atau meradang, itu bisa sangat menyakitkan. Jika salah satu sendi sakroiliaka meradang, rasa sakit yang dirasakan mirip kondisi nyeri yang dapat ditimbulkan oleh punggung bagian bawah saat terluka, mengutip MedicineNet.

Ada banyak alasan sendi sakroiliaka bisa meradang dan nyeri. Sangat penting untuk mengetahui penyebabnya sehingga dokter dapat menegakkan diagnosis akurat dan pengobatan yang tepat.

Baca Juga: 6 Olahraga yang Aman untuk Sendi Penderita Artritis

2. Gejala

ilustrasi sakroiliitis atau sacroiliitis (creakyjoints.org)

Dilansir CreakyJoints, sendi sakroiliaka yang meradang dapat menyebabkan nyeri di punggung bagian bawah, bokong, pinggul, atau selangkangan. Rasa sakit dapat menjalar ke satu atau kedua kaki, dan terkadang bahkan memengaruhi telapak kaki. Rasa sakitnya bisa terasa tajam dan menusuk, atau tumpul dan terasa pegal. 

Nyeri sakroiliitis sering memburuk ketika penderitanya:

  • Berdiri untuk waktu yang lama.
  • Meletakkan lebih banyak beban pada satu kaki daripada yang lain.
  • Beranjak dari duduk.
  • Menaiki tangga.
  • Lari atau mengambil langkah panjang.

3. Penyebab

Seperti dijelaskan dalam laman Cleveland Clinic, peradangan atau inflamasi pada sendi sakroiliaka menyebabkan sebagian besar gejala sakroiliitis. Banyak kondisi medis yang menyebabkan peradangan pada sendi sakroiliaka, yang dapat meliputi:

  • Osteoartritis: Jenis artritis keausan ini dapat terjadi pada sendi sakroiliaka dan diakibatkan oleh rusaknya ligamen.
  • Ankylosing spondylitis: Ini adalah jenis radang sendi sendi tulang belakang. Sakroiliitis sering merupakan gejala awal ankylosing spondylitis.
  • Artritis psoriatik: Kondisi inflamasi ini menyebabkan nyeri sendi dan pembengkakan serta psoriasis. Artritis psoriatik dapat menyebabkan peradangan pada sendi tulang belakang, termasuk sendi sakroiliaka.

Penyebab lain sakroiliitis bisa termasuk:

  • Trauma: Jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atau cedera lain pada sendi sakroiliaka atau ligamen yang menopang atau mengelilingi sendi sakroiliaka dapat menyebabkan gejala.
  • Kehamilan: Hormon yang dihasilkan selama kehamilan dapat mengendurkan otot dan ligamen panggul, menyebabkan sendi sakroiliaka berotasi. Berat kehamilan juga dapat menekan sendi sakroiliaka dan menyebabkan keausan sendi.
  • Sakroiliitis piogenik: Ini merupakan infeksi langka pada sendi sakroiliaka yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.

4. Diagnosis

ilustrasi CT scan (pixabay.com/mufidpwt)

Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, termasuk gangguan atau kondisi peradangan sebelumnya. Tes diagnostik lainnya yang mungkin dipesan dokter termasuk:

  • Pemeriksaan fisik, tes gerakan: Selama pemeriksaan fisik, tulang belakang diperiksa untuk keselarasan dan rotasi yang tepat. Selama berbagai tes gerakan fisik, pasien diposisikan atau diminta untuk bergerak ke arah tertentu. Dalam beberapa tes ini, dokter memberikan tekanan pada sendi sakroiliaka, tulang belakang, pinggul, atau kaki. Makin banyak jumlah tes yang positif (menimbulkan rasa sakit), makin tinggi kemungkinan pasien menderita sakroiliitis.
  • Pemeriksaan darah: Pemeriksaan darah mencari tanda-tanda peradangan.
  • Tes pencitraan: Sinar-X, CT scan, dan/atau MRI dapat dilakukan jika dokter mencurigai cedera sebagai sumber rasa sakit atau untuk mencari perubahan pada sendi sakroiliaka.
  • Injeksi steroid: Suntikan steroid ke dalam sendi sakroiliaka bisa menjadi tes diagnostik (jika itu mengurangi rasa sakit) dan pengobatan. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan sinar-X untuk memandu jarum tulang belakang ke lokasi yang tepat untuk injeksi.

Baca Juga: Benarkah Mandi Malam Menyebabkan Rematik? Begini Kata Ahli

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya