TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Varises pada Pria: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Terutama pria yang kelebihan berat badan dan kurang gerak

ilustrasi varises pada pria (unsplash.com/Harsh Gupta)

Bicara tentang varises, kebanyakan orang menganggapnya sebagai masalah yang hanya memengaruhi perempuan. Padahal, pria juga bisa mengembangkan varises.

Kesalahpahaman lainnya, varises sering dianggap hanya sebagai masalah kosmetik, sehingga banyak orang yang tidak mencari pengobatan. Studi dalam jurnal American Health & Drug Benefits tahun 2016 menemukan bahwa 69,5 persen pasien tidak menerima pengobatan untuk varises mereka, meskipun mereka diperiksa oleh dokter untuk memantau perkembangan penyakit vena.

Varises adalah gejala insufisiensi vena yang mendasari, atau penyakit vena. Penting untuk mencari pengobatan untuk varises sebelum berkembang menjadi kondisi kesehatan yang lebih serius, seperti ulkus vena. Dengan memahami hal-hal seputar varises pada pria, ini akan membantu memilih pengobatan yang dapat meredakan gejala dan mencegah penyakit berkembang.

1. Varises pada pria

Vena adalah pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung dari organ, otot, dan jaringan lain ke seluruh tubuh. Mereka memiliki katup satu arah untuk mencegah darah bergerak mundur menjauh dari jantung.

Pembengkakan dan pembuluh darah berseluk dikenal sebagai varises, dan mereka dapat terbentuk baik pada perempuan maupun laki-laki. Varises sering kali tidak berbahaya, meskipun kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi yang memengaruhi sirkulasi. Perawatan, yang dapat dilakukan untuk alasan kosmetik atau kesehatan, biasanya melibatkan pengangkatan atau penutupan pembuluh darah yang terkena.

Laporan prevalensi insufisiensi vena kronis bervariasi dari kurang dari 1 persen hingga 40 persen pada perempuan dan dari kurang dari 1 persen hingga 17 persen pada laki-laki. Perkiraan prevalensi varises lebih tinggi, diperkirakan kurang dari 1 persen hingga 73 persen pada perempuan dan 2 persen hingga 56 persen pada laki-laki, menurut laporan berjudul "The epidemiology of chronic venous insufficiency and varicose veins" dalam jurnal Annals of Epidemiology tahun 2005.

2. Gejala

ilustrasi varises pada pria (mayoclinichealthsystem.org)

Dilansir Healthline, gejala utama varises pada pria adalah vena yang menonjol, biasanya terlihat di kaki bagian bawah. Terlepas dari penampilannya, varises sering kali tidak menunjukkan gejala lain. Namun, varises sering kali disertai gejala lain, seperti:

  • Kaki sakit.
  • Kaki terasa berat di bagian bawah dan telapak kaki.
  • Gatal.
  • Kram pada malam hari.
  • Bengkak di kaki bagian bawah.

Baca Juga: 7 Komplikasi Varises Jika Tidak Ditangani, Bisa Sebabkan Infeksi

3. Penyebab dan faktor risiko

Seperti diterangkan dalam laman USA Vein Clinics, seperti halnya pada perempuan, varises pada pria bisa disebabkan oleh kebiasaan berdiri atau berjalan untuk waktu yang lama. 

Vena adalah pembuluh satu arah yang membawa darah kembali ke jantung. Berdiri dan berjalan memberi tekanan pada pembuluh darah, membuatnya lebih rentan terhadap kelemahan atau kerusakan. 

Penyakit vena terjadi ketika katup melemah dan darah mengalir kembali ke vena dan menggenang, terkumpul di vena alih-alih beredar kembali ke jantung. Saat darah mengalir mundur, hal itu menyebabkan pembuluh darah membesar, yang dapat menyebabkan varises.

Apabila memiliki pekerjaan atau gaya hidup yang membuat kamu banyak duduk atau berdiri dalam jangka waktu yang lama, kamu menempatkan tekanan tambahan pada pembuluh darah di kaki, meningkatkan kemungkinan mengembangkan varises.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko pria mengembangkan varises termasuk:

  • Usia lanjut.
  • Riwayat varises dalam keluarga.
  • Obesitas.
  • Gaya hidup sedenter.
  • Berdiri dalam jangka waktu lama tanpa berjalan kaki.

4. Diagnosis

ilustrasi berkonsultasi dengan dokter (freepik.com/pressfoto)

Dilansir Mayo Clinic, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk melihat kaki saat berdiri untuk memeriksa pembengkakan. Dokter mungkin juga meminta pasien untuk menggambarkan rasa sakit dan nyeri di kaki.

Untuk mendiagnosis varises, dokter mungkin merekomendasikan tes yang disebut USG vena Doppler kaki. USG Doppler adalah tes non-invasif yang menggunakan gelombang suara untuk melihat aliran darah melalui katup di pembuluh darah. USG kaki dapat membantu mendeteksi bekuan darah.

Dalam tes ini, dokter menggerakkan alat genggam kecil (transduser) pada kulit di atas area tubuh yang diperiksa. Transduser mengirimkan gambar pembuluh darah di kaki ke monitor, yang menampilkan hasilnya.

5. Pengobatan

Ada tiga pilihan pengobatan utama untuk varises. Semuanya umumnya efektif dan aman serta memiliki waktu pemulihan yang singkat.

  • Terapi laser ablasi

Terapi yang juga dikenal sebagai endovenous ablation ini melibatkan penggunaan laser atau energi frekuensi radio untuk menutup vena yang terkena. Ini merupakan prosedur rawat jalan dengan anestesi lokal atau umum. Beberapa memar dan perubahan warna kulit sementara sering terjadi setelah prosedur.

Sebuah studi dalam jurnal American Family Physician tahun 2019 menunjukkan bahwa terapi laser ablasi mungkin lebih aman dan lebih efektif daripada operasi.

  • Skleroterapi

Skleroterapi juga merupakan prosedur rawat jalan dengan waktu pemulihan yang relatif cepat. Dokter menggunakan jarum yang sangat halus untuk menyuntikkan larutan ke dalam varises, menyebabkannya menyusut dan menutup.

Studi dalam jurnal Radiologia Brasileira tahun 2018 menunjukkan bahwa larutan busa, dibandingkan dengan cairan (yang lebih umum digunakan untuk spider vein), dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk mengecilkan varises.

  • Operasi

Untuk varises yang lebih besar atau lebih dalam, pilihan terbaik adalah pembedahan. Tujuannya adalah untuk mengangkat bagian pembuluh darah yang terkena. Salah satu metode bedah yang umum, yang disebut ligasi dan eksisi vena, melibatkan pengikatan sumber varises dan menghilangkan bagian dari vena varises yang bengkak.

Operasi dapat dikombinasikan dengan prosedur yang disebut pengupasan vena, yang sekarang sebagian besar telah digantikan oleh prosedur ablasi. Stab phlebectomy adalah prosedur yang mana vena yang terkena diangkat melalui sayatan kecil.

Nantinya, dokter juga akan meminta pasien untuk melakukan perubahan gaya hidup tertentu. Misalnya meningkatkan aktivitas fisik dengan olahraga setiap hari untuk mendorong sirkulasi darah di kaki.

Pasien juga mungkin disarankan untuk mengurangi asupan garam untuk mencegah pembengkakan atau penurunan berat badan untuk menghilangkan tekanan yang tidak dibutuhkan dari pembuluh darah. Kaus kaki kompresi mungkin direkomendasikan untuk mengurangi pembengkakan dan mendorong aliran darah di kaki.

Baca Juga: Varises Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan  

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya