TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bagaimana Cara Penularan Hepatitis? Kita Perlu Waspada!

Cara penularan berbeda-beda tergantung jenisnya

ilustrasi penyakit yang mulai kebal obat (pexels.com/Anna Shvets)

Adanya kasus hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya di beberapa wilayah di Indonesia membuat khawatir beberapa orang.

Sebenarnya, penyakit hepatitis sendiri sudah ada sejak lama. Yang membuatnya berbeda dengan kasus hepatitis akut yang sekarang ramai dibicarakan adalah penyebabnya yang masih diketahui dengan jelas, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Hepatitis bisa terjadi karena infeksi virus dan selain virus. Beberapa virus yang biasa menyebabkan hepatitis yaitu virus hepatitis A, B, C, D, dan E.

Karena penyebab hepatitis berasal dari virus yang berbeda, maka cara penularannya pun bermacam-macam. Berikut ini penjelasan bagaimana virus-virus hepatitis dapat menular ke orang lain, dihimpun dari laman Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

1. Hepatitis A

ilustrasi makanan (pexels.com/Life Of Pix)

Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). HAV sering ditemukan pada feses orang yang terinfeksi hepatitis A. Penularan HAV dapat terjadi melalui rute fecal-oral, yaitu melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan HAV.

Sanitasi yang buruk makin mempercepat penularan virus ini ke orang lain. Selain itu, virus hepatitis juga dapat menyebar melalui kontak seksual dengan penderitanya.

Kebanyakan orang yang terinfeksi hepatitis A tidak mengalami sakit dalam waktu lama. Pemberian vaksin hepatitis A dapat mencegah infeksi virus hepatitis A.

2. Hepatitis B

ilustrasi penularan hepatitis B (commons.wikimedia.org/https://www.myupchar.com/en)

Hepatitis B merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Penularan virus ini melalui cairan tubuh yang berasal dari penderita hepatitis B, misalnya darah, air mani, cairan vagina, keringat, dan lainnya.

Melakukan kontak seksual dengan seseorang yang mengalami infeksi hepatitis B juga dapat menularkan HBV. Karena menular melalui darah, maka transfusi darah dan penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi HBV juga berisiko.

Selain itu, hepatitis B juga dapat ditularkan melalui jalur persalinan, saat ibu melahirkan bayinya. Berbagi alat pribadi seperti sikat gigi atau alat cukur juga bisa menularkan hepatitis B, meskipun kemungkinannya rendah.

Infeksi hepatitis B dapat terjadi secara akut dan juga dapat berkembang menjadi kondisi kronis. Sekitar 90 persen bayi yang terinfeksi hepatitis B berisiko berkembang menjadi hepatitis kronis. Sementara itu, orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B sekitar 2 sampai 6 persen berisiko mengalami infeksi kronis. Cara terbaik untuk mencegah penularan virus hepatitis B yaitu dengan vaksinasi hepatitis B.

Baca Juga: Hepatitis Autoimun: Penyebab, Gejala, Jenis, Pengobatan

3. Hepatitis C

ilustrasi penularan hepatitis C (commons.wikimedia.org/https://www.myupchar.com/en)

Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus ini paling sering menular melalui darah dari pasien hepatitis C. HCV paling sering menular melalui darah dari pasien hepatitis C. Melakukan prosedur transfusi darah dan menggunakan alat suntik yang terkontaminasi berisiko terinfeksi virus hepatitis C.

Hepatitis C juga dapat menular melalui kontak seksual dengan orang yang membawa virus tersebut, tetapi rute penularan ini cenderung jarang.

Hepatitis C dapat menjadi infeksi akut dan kronis. Hepatitis C kronis dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius karena dapat mengakibatkan sirosis hati dan kanker hati.

Saat ini masih belum tersedia vaksin hepatitis C, sehingga cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghindari kebiasaan atau perilaku yang bisa menularkan virus penyebabnya, misalnya tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian.

4. Hepatitis D

ilustrasi alat suntik (unsplash.com/Sasun Bughdaryan)

Sesuai dengan namanya, hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). HDV hanya menginfeksi mereka yang terinfeksi oleh virus hepatitis B.

Apabila infeksi virus hepatitis B dan D terjadi secara bersamaan, maka akan makin meningkatkan keparahan penyakit. Virus ini menyebar melalui kulit yang rusak, misalnya tato atau suntikan, darah yang terkontaminasi virus, dan cairan tubuh penderitanya.

Infeksi hepatitis D dapat terjadi akut dan juga kronis. Untuk saat ini, vaksin yang spesifik untuk hepatitis D masih belum tersedia. Akan tetapi, vaksin hepatitis B juga dapat digunakan untuk mencegah hepatitis D.

5. Hepatitis E

ilustrasi makanan (pexels.com/Lisa Fotios)

Infeksi virus hepatitis E (HEV) dapat menyebabkan penyakit hepatitis E. Virus ini dapat ditemukan pada feses orang yang terinfeksi. Penyebaran virus hepatitis E melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi feses orang yang mengalami hepatitis E. 

Kebanyakan orang yang terinfeksi hepatitis E dapat pulih dengan sendirinya kecuali mereka yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah. Vaksin hepatitis E saat ini masih belum tersedia.

Baca Juga: Apakah Vaksin Hepatitis Dapat Mencegah Hepatitis Akut Misterius?

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya