TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Selama Kehamilan

Dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janinnya

ilustrasi ibu hamil (freepik.com/user15285612)

Sebagian wanita dapat mengalami masalah kesehatan selama kehamilan. Kondisi tersebut dapat memengaruhi kesehatan ibu, janin, atau keduanya. Bahkan, wanita yang sebelum kehamilannya dalam kondisi sehat juga dapat mengalami komplikasi ketika hamil.

Dengan mendapatkan perawatan tepat selama kehamilan dapat menurunkan risiko masalah yang lebih serius. Berikut beberapa komplikasi atau masalah kesehatan yang rentan dialami saat kehamilan.

1. Anemia defisiensi zat besi

ilustrasi anemia (freepik.com/jcomp)

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah yang sehat kurang dari nilai normal. Mengatasi penyebab mendasar dari anemia dapat membantu memulihkan jumlah sel darah merah yang sehat.

Office on Women's Health menjelaskan bahwa anemia defisiensi zat besi merupakan jenis anemia yang umum terjadi selama kehamilan. Anemia defisiensi zat besi terjadi ketika tubuh tidak memiliki zat besi yang cukup.

Selama masa kehamilan, tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi untuk pertumbuhan bayi. Kurangnya asupan zat besi selama kehamilan meningkatkan risiko kelahiran prematur atau berat badan bayi lahir rendah. Baik kondisi kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir rendah berisiko terhadap masalah kesehatan dan perkembangan bayi dan selama masa kanak-kanak.

Baca Juga: 5 Cara Memilih KB yang Tepat untuk Mencegah Kehamilan

2. Infeksi saluran kemih

ilustrasi berkemih (freepik.com/jcomp)

CDC menjelaskan bahwa infeksi saluran kemih merupakan infeksi bakteri yang menyerang saluran kemih. Menurut WebMD, semua orang bisa mengalami infeksi saluran kemih, namun infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita terutama saat kehamilan.

Hormon selama kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada saluran kemih sehingga membuat wanita lebih berisiko mengalami infeksi. Rahim yang membesar juga dapat menekan kandung kemih, sehingga tidak semua urine dikeluarkan dan memicu terjadinya infeksi. Oleh sebab itu, ketika mengira kemungkinan mengalami infeksi saluran kemih, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat ditangani dengan baik.

3. Masalah kesehatan mental

ilustrasi mengalami depresi selama kehamilan (pexels.com/ Liza Summer)

Menurut CDC, sebagian wanita dapat mengalami depresi selama kehamilan atau setelahnya. Depresi yang menetap lebih lama membuat wanita kesulitan untuk merawat dirinya sendiri maupun bayinya.

Mengalami depresi sebelum kehamilan merupakan faktor risiko depresi postpartum atau depresi setelah persalinan. Mendapatkan penanganan yang tepat sangat penting bagi ibu dan bayinya.

4. Hipertensi

ilustrasi ibu hamil berkonsultasi dengan dokter (pexels.com/MART PRODUCTION)

CDC menyebutkan bahwa tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan baik, sebelum dan selama kehamilan menimbulkan risiko pada ibu dan bayinya. Mengutip penjelasan Eunice Kennedy Shriver National Intitute of Child Health and Human Development, tekanan darah tinggi saat kehamilan membuat darah lebih sulit mencapai plasenta sehingga mengurangi asupan nutrisi dan oksigen ke janin.

Bekurangnya aliran darah memperlambat pertumbuhan bayi dan membuat wanita berisiko tinggi mengalami persalinan prematur dan preeklamsia. Maka, wanita yang memiliki tekanan darah tinggi sebelum kehamilan harus memantau dan mengontrol tekanan darah melalui pengobatan dari dokter yang disesuaikan dengan kondisinya.  

Baca Juga: 8 Doa yang Baik Dibaca Saat Kehamilan demi Ibu dan Janin Selamat

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya