TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Harus Berkumur setelah Menggunakan Inhaler Asma? 

Ada bahan aktif yang meningkatkan risiko infeksi jamur mulut

ilustrasi sesak napas pada penderita asma (pexels.com/Sam Lion)

Inhaler adalah obat yang diberikan langsung ke dalam saluran napas melalui pengisapan. Obat seperti ini merupakan salah satu obat yang digunakan oleh orang-orang dengan asma.

Saat mendapatkan resep dokter berupa inhaler, terutama yang mengandung kortikosteroid, maka akan disarankan untuk berkumur setelah menggunakannya. Apa tujuannya? Buat yang penasaran, yuk, simak penjelasannya!

1. Inhaler

ilustrasi inhaler (pixabay.com/coltsfan)

Menurut keterangan dari National Health Service, inhaler merupakan salah satu pengobatan untuk orang-orang dengan asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Inhaler merupakan obat yang hanya bisa didapatkan melalui resep dokter.

Inhaler adalah salah satu pengobatan asma yang efektif karena obat bekerja lokal di saluran napas tanpa perlu masuk ke pembuluh darah dahulu seperti obat-obatan oral. Selain itu, pengobatan dengan inhaler juga lebih minim efek samping karena langsung terhirup ke saluran pernapasan, mengutip Everyday Health.

Ada berbagai bentuk inhaler, sehingga cara penggunaannya pun berbeda-beda. Kalau baru pertama kali mendapatkan resep inhaler dari dokter, jangan sungkan untuk bertanya seputar cara penggunaannya yang tepat kepada apoteker.

Baca Juga: Dehumidifier Baik untuk Penderita Asma? Ini Faktanya!

2. Inhaler yang mengandung kortikosteroid

ilustrasi inhaler (flickr.com/NIAID)

Ada berbagai bentuk inhaler dengan bahan aktif yang berbeda-beda. Salah satu bahan aktif dalam beberapa jenis inhaler yaitu kortikosteroid.

Diterangkan pada laman Healthline, kandungan kortikosteroid berguna untuk mengurangi reaksi peradangan, seperti pembengkakan saluran pernapasan. Dengan berkurangnya peradangan pada saluran napas, maka akan memudahkan dalam bernapas.

Jenis kortiksteroid yang terdapat pada inhaler seperti budesonid, flutikason, dan lainnya. Namun, penggunaan inhaler yang mengandung kortikosteroid dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi jamur pada rongga mulut jika tidak digunakan dengan tepat.

3. Penggunaan inhaler yang mengandung kortikosteroid

ilustrasi menggunakan inhaler (flickr.com/NIAID)

Saat menggunakan inhaler, maka obat akan terhirup memasuki saluran pernapasan. Namun, tidak semua obat masuk ke saluran napas sehingga dapat tertinggal di area mulut dan tenggorokan. Kortikosteroid yang tertinggal di area mulut ini akan melemahkan sistem imun di mulut dan tenggorokan.

Terdapat berbagai macam organisme di mulut yang terjaga keseimbangannya sehingga tidak menimbulkan sakit. Salah satu organisme di dalam mulut dengan jumlah yang terkendali adalah jamur. Apabila sistem imun di area mulut menurun, maka jamur di mulut dapat berkembang sehingga menyebabkan infeksi jamur di mulut.

4. Infeksi jamur pada mulut

ilustrasi kandidiasis mulut atau oral thrush (pharmaceutical-journal.com)

Infeksi jamur mulut merupakan infeksi yang disebabkan berkembangnya jamur Candida albicans di dalam mulut. Umumnya, infeksi jamur tersebut bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Namun, pada beberapa orang yang memiliki sistem imun yang rendah, infeksi yang terjadi akan lebih berat. Bila infeksi jamur dirasakan mengganggu, maka dapat berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.

Baca Juga: Ini 7 Cara Atasi Asma yang Kambuh Tiba-tiba Tanpa Gunakan Inhaler

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya