TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Polusi Udara Berbahaya bagi Kesehatan?

Udara tercemar mengandung polutan yang berbahaya

ilustrasi polusi udara (unsplash.com/Photoholgic)

Isu pencemaran udara tak habis-habisnya diperbincangkan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa polusi udara merupakan kontaminasi lingkungan oleh agen kimia, fisik, atau biologi baik itu berasal dari luar atau dalam ruangan sehingga mengubah karakteristik atmosfer.

Sumber pencemar paling umum berasal dari kebakaran hutan, fasilitas industri, kendaraan bermotor, hingga alat pembakaran rumah tangga.

Polutan paling umum antara lain particulate matter, karbon monoksida, ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida. Adanya polutan tersebut menyebabkan udara menjadi tercemar.

Udara berpolusi menyebabkan berbagai masalah kesehatan baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Pertanyaannya, mengapa polusi udara berbahaya bagi kesehatan? Berikut penjelasannya!

1. Meningkatkan risiko asma dan penyakit pernapasan lainnya

ilustrasi paru-paru (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Dilansir WHO, udara tercemar mengandung polutan yang berbahaya jika terhirup. Salah satu jenis polutan udara yaitu particulate matter, termasuk PM 2.5. PM 2.5 merupakan partikel halus berukuran mikroskopik yang dapat masuk hingga ke paru-paru. Adanya partikel tersebut di paru-paru dapat membuat saluran pernapasan mengalami peradangan sehingga meningkatkan risiko penyakit pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). 

Jenis polutan lain yaitu nitrogen dioksida, yang berasal dari lalu lintas kendaraan dan kompor gas. Ada pula kandungan sulfur dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan ozon di permukaan tanah berasal dari reaksi antara sinar matahari dengan polutan kendaraan.

Ozon merupakan faktor utama penyebab penyakit asma. Selain ozon, nitrogen dioksida dan sulfur dioksida juga dapat menyebabkan penyakit pernapasan, di antaranya asma, penurunan fungsi paru, dan peradangan paru.

Baca Juga: Polusi Udara Berpotensi Merusak Otak? Ini Faktanya

2. Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular

ilustrasi jantung (unsplash.com/jesse orrico)

Partikel mikroskopik PM 2.5 dapat menembus paru-paru dan mengikuti aliran darah dan merusak berbagai organ seperti paru-paru, otak, dan jantung. PM 2.5 ini berbahaya karena dapat merusak fungsi pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Sulfur dioksida dapat memengaruhi saluran pernapasan dan mengganggu fungsi paru-paru. Selain menyebabkan masalah pernapasan, sulfur dioksida juga dapat mengiritasi mata.

Kandungan sulfur dioksida yang makin tinggi juga menyebabkan peningkatan perawatan di rumah sakit terkait penyakit jantung dan meningkatkan angka mortalitas. Tidak hanya berdampak pada manusia, sulfur dioksida juga berbahaya bagi lingkungan karena kombinasi sulfur dioksida dengan air hujan merupakan penyebab utama terjadinya hujan asam.

3. Meningkatkan risiko kanker

ilustrasi kanker (pexels.com/Anna Tarazevich)

Polusi udara dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan penyakit pernapasan, termasuk kanker paru-paru karena PM 2.5 dapat masuk hingga ke paru-paru dan sirkulasi darah. Bahkan, WHO mencatat sepertiga kematian akibat stroke, penyakit jantung, dan kanker paru-paru disebabkan oleh paparan polusi udara.

National Institute of Environmental Health Sciences menerangkan bahwa polusi udara berkaitan dengan stres oksidatif dan peradangan pada sel. Adanya stres oksidatif dan peradangan yang berkelanjutan dapat memicu penyakit kronis dan kanker.

International Agency for Research on Cancer dari WHO pada tahun 2013 mengklasifikasikan polusi udara sebagai karsinogen.

4. Meningkatkan risiko gangguan kognitif

ilustrasi lansia (pexels.com/Pixabay)

WHO juga menjelaskan bahwa polusi udara juga berkaitan pada gangguan kognitif pada anak-anak dan orang dewasa. Mengutip penjelasan National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS), adanya polusi udara berkaitan dengan kemungkinan perkembangan penyakit neurologi, termasuk Parkinson, Alzheimer, dan penyakit demensia lainnya.

Sementara itu, paparan polusi udara jangka panjang pada lansia berhubungan dengan disabilitas fisik. Kondisi tersebut lebih terlihat pada kelompok ras minoritas dan berpenghasilan rendah.

5. Berbahaya untuk anak-anak

ilustrasi anak-anak (pexels.com/ cottonbro)

Anak-anak termasuk kelompok yang rentan terhadap udara yang tercemar. Dilansir WHO, hingga 14 persen anak-anak berusia 5 sampai 18 tahun mengalami asma yang berkaitan dengan udara yang tidak bersih.

Menambahkan keterangan dari American Lung Association, paparan udara yang tercemar dapat memperlambat dan menghambat perkembangan paru-paru pada anak-anak sehingga membahayakan kesehatan mereka saat ini dan dapat menurunkan fungsi paru mereka saat dewasa.

Bahkan, udara yang kotor juga menyebabkan 543 ribu anak-anak usia kurang dari 5 tahun meninggal dunia setiap tahun karena masalah pernapasan yang disebabkan polusi udara. Selain masalah pada pernapasan, polusi udara juga berkaitan dengan kanker pada anak-anak dan gangguan kognitif pada bayi, anak, dan orang dewasa.

Baca Juga: Studi: Paparan Polusi Udara Tingkatkan Risiko COVID-19 Parah

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya