TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rasanya seperti 'Banjir', Ini 11 Penyebab Keputihan Berlebihan

Bisa karena reaksi alergi hingga penyakit tertentu

ilustrasi keputihan (flickr.com/Hit Article)

Pada kondisi tertentu, perempuan mengalami keputihan yang berlebihan atau deras. Ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pada kondisi hamil, ovulasi, menyusui, hingga terangsang secara seksual.

Derasnya cairan keputihan adalah hal yang cukup normal, dengan catatan tidak adanya perbedaan pada warna dan bau. Selain yang sudah disebutkan di atas, ada pula penyebab keputihan berlebihan yang abnormal butuh penanganan medis.

Biar nggak penasaran, berikut ini adalah berbagai kemungkinan penyebab keputihan berlebihan yang perlu diwaspadai perempuan.

1. Kelainan hormon seperti pada sindrom ovarium polikistik

ilustrasi sindrom ovarium polikistik atau PCOS (commons.wikimedia.org/manu5)

Dilansir Mayo Clinic, salah satu penyebab keputihan berlebihan adalah karena ketidakseimbangan hormonal, seperti sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovarian syndrome (PCOS), yang merupakan kelainan hormonal yang umum dialami perempuan pada usia reproduksi.

PCOS sering ditandai dengan siklus menstruasi yang tidak teratur hingga penambahan berat badan. Kondisi ini juga bisa memicu beberapa komplikasi, seperti kemandulan, diabetes gestasional, sindrom metabolik, dan lain-lain.

Baca Juga: Bikin Bau Tak Sedap, Ini 8 Makanan Penyebab Keputihan Abnormal

2. Konsumsi antibiotik

ilustrasi antibiotik (freepik.com/8photo)

Jangan salah, konsumsi antibiotik juga bisa menyebabkan keputihan berlebihan. lo! Dilansir Medical News Today, antibiotik memang bekerja untuk melawan bakteri. Namun, antibiotik terkadang juga membunuh bakteri baik dalam tubuh, termasuk pada vagina.

Hal inilah yang kemudian menimbulkan infeksi jamur pada vagina. Tanpa cukup bakteri menguntungkan untuk mencegah pertumbuhan jamur, maka jamur Candida dapat berkembang biak lalu menyebabkan gejala infeksi jamur. Nah, infeksi jamur inilah yang dapat menyebabkan keputihan berlebihan pada wanita.

Berdasarkan laporan yang dipublikasikan StatPearls tahun 2020, sebanyak 8 persen perempuan mengalami infeksi Candida yang berulang, penyebab yang paling umum adalah Candida albicans (pada sekitar 90 persen kasus), dengan sebagian besar kasus lainnya disebabkan oleh Candida glabrata.

3. Reaksi alergi (vulvitis)

ilustrasi perempuan yang mengalami reaksi alergi pada vagina (freepik.com/dianagrytsku)

Reaksi alergi pada vagina juga bisa menyebabkan keputihan berlebihan. Kondisi ini biasa disebut dengan vulvitis, yang mengacu pada peradangan pada lipatan lembut kulit di bagian luar alat kelamin wanita (vulva).

Dilansir Cleveland Clinic, vulvitis disebabkan oleh infeksi, reaksi alergi, atau cedera. Hal inilah yang berpengaruh pada vagina, sehingga menyebabkan keputihan yang berlebihan. Selain itu, vulvitis juga dapat disebabkan oleh:

  • Penggunaan kertas toilet berwarna atau wangi
  • Reaksi alergi terhadap mandi busa atau sabun yang digunakan untuk membersihkan area genital
  • Penggunaan semprotan atau douching vagina
  • Iritasi karena kolam renang yang diklorinasi atau air bak mandi air panas
  • Reaksi alergi terhadap spermisida
  • Reaksi alergi terhadap pembalut
  • Mengenakan pakaian dalam sintetis atau pantyhose nilon dengan bahan non katun di area selangkangan
  • Mengenakan pakaian renang basah untuk waktu yang lama
  • Bersepeda atau menunggang kuda
  • Infeksi jamur atau bakteri termasuk kudis atau kutu kemaluan
  • Herpes
  • Kondisi kulit seperti eksem atau dermatitis

4. Tampon yang tersangkut di dalam vagina

ilustrasi tampon (freepik.com/freepik)

Cukup banyak kasus tampon tersangkut di dalam vagina. Ini sering terjadi karena seseorang lupa mengeluarkan tampon sebelumnya saat memasukkan tampon yang baru. Kondisi ini sering ditandai dengan bau tak sedap dan keputihan berlebihan, bisa berwarna kuning kehijauan atau merah kecokelatan.

Dilansir Healthline, tersangkut atau tertinggalnya tampon di dalam vagina tak cuma bisa menyebabkan keputihan yang derasa, tetapi juga meningkatkan risiko terkena sindrom syok toksik atau toxic shock syndrome. Semakin lama tampon berada di dalam vagina, maka makin besar pula risikonya. Kondisi ini bisa berujung pada diare, gagal ginjal, bahkan bisa terjadi kematian.

5. Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

ilustrasi pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (flickr.com/alanagkelly)

Intrauterine device (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim, yang juga disebut kontrasepsi spiral. Meskipun penggunaannya umum, tetapi IUD tetaplah benda asing, sehingga tetap ada kemungkinan dalam mengiritasi bagian yang sensitif. Iritasi inilah yang kemudian bisa menyebabkan keputihan berlebihan.

Meski masih tergolong normal, tetapi ada beberapa gejala yang perlu diperhatikan. Perempuan harus segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami:

  • Keputihan berwarna kuning, hijau, atau abu-abu
  • Bau busuk yang persisten
  • Bengkak di sekitar lubang vagina atau vulva
  • Nyeri di sekitar lubang vagina atau vulva

Baca Juga: Jangan Remehkan! 14 Penyebab Keputihan Berbau Tak Sedap

6. Penggunaan kontrasepsi hormonal

ilustrasi kontrasepsi hormonal atau pil KB (freepik.com/jcomp)

Salah satu penyebab keputihan berlebihan juga bisa karena penggunaan alat kontrasepsi hormonal atau pil KB.

DilansirJean Hailes for Women's Health, banyak kontrasepsi hormonal seperti pil KB kombinasi yang dapat mengentalkan cairan serviks karena kandungan hormonalnya. Ini dianggap wajar, karena penebalan cairan serviks adalah salah satu cara untuk mencegah sperma masuk ke dalam rahim dan mencegah pembuahan.

7. Infeksi jamur vagina

ilustrasi perempuan yang mengalami infeksi jamur di vagina (flickr.com/Brian Dates)

Infeksi jamur di vagina dapat menyebabkan keputihan berlebihan yang ditandai dengan warna cairan yang putih dan kental, terlihat seperti keju cottage, dan tidak berbau.

Dilansir Office on Women's Health, infeksi jamur vagina adalah infeksi yang menyebabkan gatal dan sensasi terbakar pada vulva, area di sekitar vagina. Keadaan ini disebabkan oleh pertumbuhan jamur Candida yang berlebih.

8. Penyakit menular seksual

ilustrasi penyakit menular seksual (commons.wikimedia.org/manu5)

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), terdapat kasus infeksi atau penyakit menular seksual (IMS) setiap harinya. Tahun 2016, WHO memperkirakan 376 juta infeksi baru dengan 1 dari 4 IMS: klamidia (127 juta), gonore (87 juta), sifilis (6,3 juta), dan trikomoniasis (156 juta).

Infeksi itulah yang bisa menyebabkan keputihan berlebihan. Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah tekstur keputihan yang kental, berbau busuk, atau bisa sampai mengalami perdarahan. Bila tidak segera diobati, bisa berakibat fatal pada organ reproduksi, bahkan bisa menyebabkan kemandulan.

Gejala IMS juga bisa ditandai dengan:

  • Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil atau buang air besar
  • Sakit perut bagian bawah
  • Nyeri saat berhubungan seksual

9. Vaginosis bakterialis

ilustrasi perempuan mengalami vaginosis bakterialis (freepik.com/wayhomestudio)

Penyebab keputihan berlebihan selanjutnya adalah vaginosis bakterialis atau bacterial vaginosis (BV).BV adalah tipe peradangan pada vagina akibat perkembangan bakteri yang berlebihan yang ditemukan secara alami di dalam vagina, sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan bakteri.

Tanda dan gejala BV antara lain:

  • Keputihan tipis, abu-abu, putih, atau hijau
  • Bau amis atau tak sedap pada vagina
  • Gatal pada vagina
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil

10. Kehamilan

ilustrasi kehamilan (pixabay.com/redgular)

Dilansir National Health Service, pada masa kehamilan, keputihan sering terjadi. Ini merupakan hal yang tergolong wajar karena dapat membantu mencegah infeksi yang menyebar dari vagina ke rahim. Bahkan, keputihan akan meningkat pada masa akhir kehamilan, sehingga bisa menyebabkan keputihan yang berlebihan.

Baca Juga: 7 Penyebab dan Cara Mengatasi Keputihan Berwarna Cokelat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya