TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Iritis, Peradangan pada Iris Mata yang Harus Diwaspadai

Peradangan yang bisa terjadi akibat trauma pada mata

ilustrasi pemeriksaan mata (pixabay.com/newarta)

Iritis adalah kondisi peradangan yang memengaruhi iris, yaitu bagian yang memberi warna pada mata. Secara anatomi, iris terletak di bagian depan (anterior) uvea atau lapisan tengah mata antara retina dan bagian putih mata. Maka dari itu, penyakit mata ini dikenal sebagai uveitis anterior.

Iris memiliki peran penting dalam mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata untuk membantu melihat dengan jelas. Saat cahaya terang, iris akan mengecilkan pupil. Sementara saat cahaya redup, iris akan melebarkan pupil untuk menangkap lebih banyak cahaya.

Peradangan pada iris bisa menyebabkan beberapa gangguan mata, termasuk penurunan penglihatan. Apa saja fakta medis seputar iritis yang perlu diketahui? Berikut ulasan lengkapnya.

1. Tanda dan gejala iritis

ilustrasi mata merah (freepik.com/user18526052)

Iritis dapat menyerang satu atau kedua mata. Gejalanya biasanya berkembang secara tiba-tiba dan dapat bertahan hingga berbulan-bulan (mungkin sekitar 3 bulan).

Iritis yang muncul secara tiba-tiba, selama berjam-jam atau berhari-hari, dikenal sebagai iritis akut. Sementara itu, jika kemunculan gejala terjadi secara bertahap atau berlangsung lebih dari 3 bulan disebut iritis kronis.

Seseorang yang mengalami peradangan iris mungkin memiliki gejala seperti:

  • Mata merah
  • Ketidaknyamanan atau rasa sakit di mata yang terkena. Di mana sakit mata ini tidak bisa dihilangkan dengan obat tetes mata anestesi
  • Menyebabkan keluarnya air mata
  • Kepekaan berlebih terhadap cahaya
  • Cilliary flush, yaitu adanya cincin kemerahan ekstrem di sekitar iris
  • Hipopion, yang terjadi akibat penumpukan sel darah putih dan peradangan. Ini seringkali terlihat sebagai bercak putih di tepi bawah iris
  • Sakit di daerah alis
  • Penglihatan kabur (berkurang)

Baca Juga: Bahaya Memandang Matahari Terlalu Lama, Gak Menghilangkan Minus Juga!

2. Penyebab iritis dikaitkan dengan beberapa faktor, seperti trauma mata, faktor genetik, atau adanya penyakit lain

ilustrasi trauma mata (pixabay.com/agnesliinnea)

Penyebab iritis sering kali tidak bisa ditentukan. Secara umum, ini dikaitkan dengan beberapa faktor, termasuk:

  • Trauma mata sebagai akibat cedera pada mata, misalnya trauma benda tumpul, cedera tembus, kepala terbentur, abrasi kornea (tergoresnya permukaan kornea), atau luka bakar yang dapat menyebabkan iritasi akut. Cedera mata dapat memicu respons peradangan di mana terjadi penumpukan sel darah putih, protein, atau cairan di depan mata yang dapat mengganggu penglihatan

  • Infeksi bakteri, virus, atau parasit. Ini mungkin meliputi infeksi virus herpes penyebab herpes zoster, toksoplasma (infeksi akibat parasit pada makanan mentah), histoplasma (infeksi paru-paru akibat menghirup spora jamur), tuberkulosis, atau sifilis

  • Kelainan genetik: orang yang memiliki perubahan genetik yang penting untuk fungsi sistem kekebalan tubuh mungkin juga mengembangkan iritis akut. Misalnya pada pasien ankylosing spondylitis

  • Penyakit lain, mungkin termasuk penyakit Behcet, artritis reumatoid juvenil, atau sarkoidosis

  • Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya antibiotik rifabutin dan antivirus cidofovir. Menghentikan penggunaan obat tersebut biasanya dapat menghentikan gejala iritis

  • Kebiasaan merokok juga dapat berkontribusi menyebabkan iritis

3. Jika tidak segera ditangani, iritis dapat menyebabkan komplikasi lebih serius

ilustrasi katarak (cehjournal.org/John DC Anderson)

Iritis dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani atau diobati dengan tepat. Ini mungkin termasuk:

  • Katarak, yaitu berkembangnya kekeruhan pada lensa mata

  • Pupil yang tidak teratur. Ini terjadi karena jaringan parut dapat menyebabkan iris menempel pada lensa atau kornea di bawahnya, sehingga menyebabkan bentuk pupil tidak beraturan dan iris menjadi lamban dalam merespons cahaya

  • Glaukoma, yaitu gangguan mata serius yang diakibatkan peningkatan tekanan di dalam mata. Ini juga bisa menyebabkan kehilangan penglihatan

  • Penurunan kalsium pada kornea yang dapat menyebabkan degenerasi kornea dan menurunkan penglihatan

  • Pembengkakan di dalam retina

  • Peradangan gel vitreous di dalam mata (vitritis) atau retina (retinitis)

4. Bagaimana iritis didiagnosis?

ilustrasi pemeriksaan mata (pixabay.com/CommsEditors101)

Untuk menegakkan diagnosis iritis, dokter spesialis mata (optometris) akan melakukan pemeriksaan tanda dan gejala fisik, riwayat medis, dan mungkin riwayat traumatis mata yang dialami pasien.

Beberapa tes lain mungkin juga dilakukan, seperti:

  • Pemeriksaan luar untuk melihat pupil, mengamati tanda kemerahan mata, dan memeriksa tanda-tanda keluarnya cairan mata
  • Tes ketajaman visual
  • Pemeriksaan slit lamp menggunakan mikroskop khusus dengan cahaya untuk melihat bagian dalam mata dan mencari tanda iritis
  • Tes darah atau sinar-X mungkin juga dilakukan untuk mengidentifikasi atau menyingkirkan penyebab lain yang mendasari iritis

Baca Juga: 8 Penyebab Mengapa Matamu Gatal, Ada yang Butuh Penanganan Dokter

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya