TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kondisi yang Butuh Lebih Banyak Vitamin B, Kamu Mengalaminya?

Yuk, cek berapa banyak kebutuhan vitamin B kamu

ilustrasi vitamin B (pixabay.com/MasterTux)

Vitamin B adalah salah satu zat gizi penting yang memiliki peran vital untuk menjaga kesehatan tubuh. Kebanyakan orang mendapatkan vitamin ini melalui diet makanan sehat yang bervariasi atau suplementasi jika memiliki kebutuhan yang lebih tinggi.

Vitamin B merupakan jenis vitamin yang mudah larut dalam air. Artinya, vitamin ini mudah diserap oleh tubuh, tetapi tidak dapat disimpan dalam tubuh. Oleh sebab itu, diperlukan "pengisian ulang" yang teratur untuk tetap memenuhi kebutuhannya. Jika ada kelebihan, tubuh biasanya mengeluarkannya melalui urine.

Masing-masing orang memiliki kebutuhan vitamin B yang berbeda, Namun, ada beberapa kelompok tertentu yang membutuhkan lebih banyak vitamin B. Siapa saja mereka? Berikut ini ulasannya.

1. Orang tua 

ilustrasi lansia minum obat (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Ada delapan jenis vitamin B dengan karakteristik dan spesifikasi fungsi yang berbeda-beda (vitamin B kompleks), yaitu:

  • Vitamin B1 (tiamina)
  • Vitamin B2 (riboflavin)
  • Vitamin B3 (niasin)
  • Vitamin B5 (asam pantotenat)
  • Vitamin B7 (biotin)
  • Vitamin B9 (folat)
  • Vitamin B12 (kobalamin)

Secara umum, vitamin B membantu tubuh dalam menghasilkan energi, memproduksi sel darah merah, dan terkait dengan fungsi neurologis.

Orang tua memiliki kebutuhan vitamin B lebih banyak karena seiring bertambahnya usia, mereka mengalami penurunan nafsu makan dan jumlah asam lambung. Asam lambung memiliki peran dalam membantu penyerapan vitamin B12 dari makanan.

Penurunan asam lambung ini pada akhirnya dapat menurunkan kemampuan tubuh dalam menyerap vitamin B12, sehingga defisiensi atau kekurangan vitamin ini sering terjadi.

Tak hanya vitamin B12, menurut studi dalam Indian Journal of Medical Research, dijelaskan bahwa orang tua juga rentan terhadap kekurangan vitamin B6 dan folat.

Pada orang tua, kekurangan nutrisi ini dikaitkan dengan penurunan tingkat kognitif yang dapat menyebabkan demensia, penyakit Alzheimer, gangguan suasana hati seperti depresi, hingga menyebabkan rasa sakit di seluruh tubuh.

Baca Juga: Vitamin B5: Fungsi, Manfaat, Dosis, dan Gejala Defisiensi

2. Ibu hamil atau menyusui

ilustrasi ibu hamil minum obat (freepik.com/gpointstudio)

Tak hanya orang tua, ibu hamil atau menyusui juga memiliki kebutuhan akan vitamin B12 dan folat yang tinggi. Ini sangat penting untuk mendukung perkembangan janin dan pertumbuhan bayi.

Mengutip laporan dalam jurnal Advances in Nutrition tahun 2015, kekurangan vitamin B12 pada ibu hamil atau menyusui dapat menyebabkan komplikasi kehamilan umum, termasuk keguguran dini, berat badan bayi lahir rendah, serta cacat penutupan tabung saraf.

Tak hanya itu, defisiensi ini juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan bayi, fungsi psikomotor, dan perkembangan otak, yang mungkin tidak bisa diubah (irreversible).

Untuk menghindari defisiensi nutrisi tersebut, ibu hamil dan menyusui biasanya dapat mengambil manfaat dari konsumsi suplemen vitamin B kompleks yang mengandung semua jenis vitamin B. Bahkan, konsumsi vitamin B9 biasanya sudah direkomendasikan sejak beberapa bulan sebelum hamil.

3. Vegetarian atau vegan 

ilustrasi pola makan vegan (pixabay.com/silviarita)

Vegan atau vegetarian merupakan kelompok orang yang pola makannya menghindari konsumsi produk hewani, seperti daging, telur, dan susu. Mereka lebih mengandalkan konsumsi produk nabati (makanan dari tumbuhan).

Sayangnya, tidak ada sumber makanan nabati yang bisa menyediakan vitamin B12. Jadi, para vegan dan vegetarian memiliki risiko lebih tinggi mengalami kekurangan vitamin B, khususnya vitamin B12.

Kekurangan vitamin B pada vegan atau vegetarian biasanya berdampak pada fungsi neurologis (kerusakan saraf ) dan bisa menyebabkan depresi. Konsumsi makanan yang diperkaya atau suplementasi vitamin B kompleks biasanya direkomendasikan untuk mencukupi nutrisi ini.

4. Memiliki kondisi medis tertentu

ilustrasi alkoholisme (pexels.com/Ron Lach)

Selain gaya hidup, ada pula kondisi medis yang dapat meningkatkan kebutuhan seseorang akan vitamin B. Misalnya pada orang-orang dengan penyakit celiac, kanker, penyakit Crohn, alkoholisme, hipotiroidisme, dan anoreksia.

Berbagai kondisi di atas bisa menyebabkan gangguan pada penyerapan ataupun metabolisme vitamin sehingga meningkatkan kebutuhannya.

Sebagai contoh adalah orang dengan penyakit celiac. Penyakit ini merupakan kondisi yang berkembang akibat konsumsi gluten. Ini ditandai dengan reaksi peradangan pada usus kecil ketika mengonsumsi makanan mengandung gluten, sehingga menyebabkan kerusakan usus kecil.

Adanya kerusakan usus kecil ini menyebabkan penurunan kemampuan dalam penyerapan nutrisi, termasuk vitamin B. Maka dari itu, tak jarang orang dengan penyakit ini mengalami malnutrisi. Diet rendah gluten dan konsumsi suplemen B kompleks biasanya disarankan untuk memperbaiki kondisi ini.

Baca Juga: Dari Otak sampai Kehamilan, Ini 10 Khasiat Luar Biasa Vitamin B6

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya