TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sindrom Parry-Romberg: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Ditandai kulit menyusut pada setengah sisi wajah

ilustrasi sindrom Parry-Romberg (freepik.com/freepik)

Sindrom Parry-Romberg atau Parry-Romberg syndrome adalah kelainan yang ditandai dengan penyusutan kulit dan jaringan lunak pada setengah sisi wajah. Kadang, ini juga bisa memengaruhi anggota badan lainnya.

Penyusutan ini dapat menyebabkan perubahan ringan hingga menciptakan bentuk asimetris wajah yang signifikan. Wajah mungkin tampak “tenggelam ke dalam” atau cekung secara signifikan pada sisi yang terkena.

Kondisi ini biasanya terlihat jelas pada dekade pertama atau awal dekade kedua kehidupan. Kebanyakan, gejala muncul sebelum usia 20 tahun. Tak hanya akan menjadi masalah estetika, sindrom ini juga dapat menyebabkan masalah fungsional dan psikologis.

1. Gejala

ilustrasi sindrom Parry-Romberg (escientificpublishers.com/Hamed Safaei)

Sindrom Parry-Romberg juga dikenal sebagai atrofi hemifasial progresif. Kondisi ini ditandai dengan penyusutan lambat (atrofi) yang memengaruhi satu sisi wajah. Ini dapat menciptakan garis tajam yang terlihat jelas antara kulit normal dan abnormal yang berkembang.

Atrofi juga terjadi secara progresif, makin memburuk dari waktu ke waktu hingga mencapai periode stabilitas. Tak hanya wajah, atrofi juga dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya seperti lengan, batang tubuh, dan kaki di satu sisi yang sama dengan atrofi wajah atau sisi berlawanan.

Selain atrofi, gejala lain mungkin dapat terjadi menyertai sindrom ini termasuk:

  • Kelainan pada telinga: telinga di sisi yang terkena mungkin cacat atau tampak kecil dan menonjol tidak normal
  • Perubahan warna kulit: penggelapan atau pemudaran abnormal pada kulit yang terkena
  • Kehilangan rambut di sisi yang terkena, termasuk botak, tidak adanya bulu mata, dan tidak adanya bulu alis, dan/atau pemutihan rambut
  • Kelainan pada mulut dan gigi, yang mungkin dapat menyebabkan kesulitan membuka atau menutup rahang
  • Kejang
  • Migrain
  • Masalah sistem saraf
  • Kelainan mata, seperti tampilan cekung yang tidak normal, kelopak mata terkulai, perbedaan warna mata (heterokromia)
  • Kecemasan dan depresi terkadang juga menyertai akibat efek penampilan wajah

Setiap pasien mungkin mengembangkan gejala yang bervariasi, baik tingkat keparahan maupun jenis kerusakan yang ditimbulkan. Tidak semua pasien yang terkena akan mengalami semua gejala yang telah disebutkan di atas.

Baca Juga: Mioklonus: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan

2. Penyebab

ilustrasi penyebab sindrom Parry-Romberg (unsplash.com/David Matos)

Penyebab pasti sindrom Parry-Romberg tidak diketahui. Beberapa hal seperti infeksi virus, radang otak dan selaput otak, trauma, kelainan pembentukan pembuluh darah, atau imunitas diperkirakan terkait dengan gangguan ini.

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami penyebab pasti sindrom Parry-Romberg. Ada kemungkinan bahwa penyebabnya mungkin berbeda pada satu orang dengan orang lain. Selain itu, mungkin juga terdapat beberapa faktor yang menyebabkan gangguan ini pada satu individu.

3. Seberapa umum kasus sindrom Parry-Romberg?

unsplash.com/Priscilla Du Preez

Sindrom Parry-Romberg adalah penyakit langka yang insiden pastinya tidak diketahui. Menurut keterangan dari National Organization for Rare Disorders, sindrom ini memengaruhi sekitar 1 dari 250.000 orang pada populasi umum.

Diperkirakan angka kejadiannya lebih tinggi ketimbang laki-laki. Namun, studi lebih lanjut dibutuhkan untuk memastikannya.

4. Diagnosis

ilustrasi pemindaian MRI (netdoctor.co.uk)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan identifikasi gejala, riwayat kesehatan, maupun pemeriksaan klinis yang menyeluruh. Tes khusus seperti MRI mungkin diperlukan untuk mengetahui gambaran penampang organ dan jaringan tubuh.

Pada beberapa kasus, biopsi kulit mungkin juga dilakukan jika pasien dicurigai mengalami skleroderma linier, karena gangguan ini biasanya hidup berdampingan dengan sindrom Parry-Romberg.

Baca Juga: Inkompetensi Serviks: Gejala, Penyebab, Penanganan, dan Pencegahan

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya